Mengenal Sosok Mbah Sambu, Ulama Besar Pertama di Lasem

Mengenal Sosok Mbah Sambu, Ulama Besar Pertama di Lasem

Febrian Chandra - detikJateng
Sabtu, 02 Apr 2022 14:43 WIB
Makam Sayyid Abdurrahman atau Mbah Sambu ramai didatangi peziarah jelang Ramadan, Sabtu (2/4/2022)
Sayyid Abdurrahman atau Mbah Sambu (Foto: Febrian Chandra/detikJateng)
Rembang -

Sayyid Abdurrahman atau Mbah Sambu merupakan salah satu tokoh ulama legendaris di Kota Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Makamnya pun ramai didatangi para peziarah menjelang bulan Ramadan. Seperti apa sosoknya?

Mbah Sambu merupakan putra Pangeran Benowo, putra dari Jaka Tingkir alias Sultan Hadiwijaya, Raja Kerajaan Pajang yang merupakan cikal bakal Kerajaan Mataram Islam. Dia wafat pada 1671 M silam.

"Mbah Sambu merupakan pendatang dari Kerajaan Pajang, ia melarikan diri karena permasalahan jabatan yang ada di Kerajaan Pajang. Setelah melarikan diri kemudian Mbah Sambu belajar mengaji di Ampel. Karena Adipati Tedjokusuma atau Mbah Srimpet itu yang merupakan Bupati Lasem saat itu sedang membutuhkan seorang pengajar agama Islam, akhirnya Mbah Sambu dipanggil ke Lasem," kata pemerhati sejarah Kabupaten Rembang, Ernantoro kepada detikJateng, Sabtu (02/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ernantoro menuturkan Mbah Sambu kemudian diangkat menjadi wali negara atau guru agama Islam. Mbah Srimpet kala itu juga menjadikan Mbah Sambu sebagai menantunya.

"Setelah kedatangannya ke Lasem itu langsung diangkat menjadi walinegara Kadipaten Lasem oleh Mbah Srimpet kemudian baru dijadikan menantunya. Ia tentunya menjadi ulama besar pertama kali di Lasem pada tahun 1558 M," terangnya.

ADVERTISEMENT

Ernantoro menyebut referensi sejarah tentang Mbah Sambu terbilang minim. Namun atas jasanya sebagai wali negara Lasem, Mbah Sambu diberi sebidang tanah yang kini menjadi area Masjid Jami' Lasem.

"Belum diketahui sampai sekarang kapan lahirnya Mbah Sambu. Atas jasanya itu, Mbah Sambu diberi tanah perdikan meliputi lokasi Masjid Jami' Lasem. Saat ini setiap tahunnya ada kegiatan rutin haul Mbah Sambu yang digelar pada tanggal 14,15,16 Dzulhijjah dan diisi dengan berbagai kegiatan," terang dia.

Makam Mbah Sambu ramai didatangi peziarah

Salah satu peziarah, Sumiyati (38), mengaku memanfaatkan momen menjelang Ramadan untuk berziarah di Lasem, salah satunya di makam Mbah Sambu.

"Bersama-sama rombongan ke sini, momen jelang Ramadan ini sering digunakan untuk berziarah ke makam para wali, diantranya ke makam Mbah Sambu ini," kata Sumiyati peziarah asal Tuban saat ditemui di lokasi, hari ini.

Hal senada juga diungkapkan Ratman (32), peziarah asal Blora. Dia memanfaatkan waktunya sebelum Ramadan untuk datang ke masjid Jami' Lasem dan berziarah ke makam mbah Sambu.

"Tiap tahun menjelang Ramadan saya rutin datang ke sini. Ya berdoa meminta barokahnya dari Mbah Sambu," ujarnya.

Salah satu pengurus Masjid Jami' Lasem, Abdullah Hamid mengatakan para peziarah biasa berdatangan menjelang Ramadan. Saat ini, tercatat ada sekitar 600 peziarah yang datang per harinya menjelang bulan Ramadan ini.

"Sebelum puasa ini banyak peziarah, per harinya itu ada 600 orang peziarah yang datang, biasanya ada rombongan dari luar kota pakai bus dan ada pula dari wilayah lokal Rembang sendiri. Kalau puncaknya diperkirakan hari ini, satu hari menjelang Ramadan," pungkasnya.




(ams/ams)


Hide Ads