Penobatan GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo sebagai KGPAA Mangkunegoro X menambah daftar pemimpin muda. Sehingga Puro Mangkunegaran, sebagai salah satu pusat budaya Jawa, diyakini bisa terus berkembang menyesuaikan zaman.
Tak salah jika era saat ini disebut eranya anak muda. Sebelumnya ada sosok Gibran Rakabuming Raka sebagai Wali Kota Solo.
Belakangan ini, Keraton Kasunanan Surakarta juga mengangkat KGPH Purbaya yang berumur 21 tahun sebagai putra mahkota. Sementara Mangkunegoro X berusia 25 tahun di bulan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Realitanya memang ini eranya anak muda, tidak mungkin tidak," kata budayawan Sardono W Kusumo saat dihubungi detikJateng, Sabtu (12/3/2022).
Menurutnya, anak muda tak boleh dipandang sebelah mata dalam urusan pengembangan budaya. Sebagai pimpinan tertinggi di sebuah institusi, kemampuan manajerial lebih diperlukan.
"Yang dibutuhkan bagaimana me-manage gagasan, me-manage aset budaya. Bagaimanapun Mangkunegaran adalah institusi dengan banyak pemangku kepentingan, sehingga harus ada sinergi," ujarnya.
Sardono mengatakan, para senior saat ini bertugas mendampingi pemimpin muda. Namun, dia mengingatkan bahwa zaman terus berubah.
"Budaya itu bukan sesuatu yang kuno, tapi hidup dalam kekinian. Yang diutamakan memanajemen. Orang tua-tua juga jangan menilai dengan ukuran kita, karena bisa saja keahlian kita sudah tidak relevan. Kita dampingi, beri masukan, tapi nggak perlu terlalu memaksa," tegasnya.
Sementara itu, anggota DPR RI Aria Bima meyakini bahwa para pemimpin muda bisa membawakan budaya sesuai zaman tanpa terlepas dari tradisi.
"Mereka bisa melestarikan seni budaya dan peradaban, kali ini lebih kontekstual, mampu menjadi sesuatu yang menarik, karena masih muda. Tentunya bisa berkolaborasi dengan anak muda lainnya, dengan Gibran, Ganjar, dan pemerintah," kata Aria Bima usai menghadiri jumenengan Mangkunegoro X.
Aria Bima juga meyakini anak muda juga bisa berpikir secara luas. Dia pun berharap Mangkunegoro X bisa menjadikan Puro Mangkunegaran sebagai episentrum kebudayaan.
"Dia lebih smart, think global, menjadikan Mangkunegaran episentrum pengembangan pusat budaya yang tentunya sudah dilakukan Mangkunegoro sebelumnya," tutupnya.
(rih/dil)