Dua arca Ganesha kuno berdiri di tepi jalan kampung di Kecamatan Klaten Selatan dan Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah. Kondisi kedua arca itu sudah rusak sehingga detail pahatannya tidak terlihat.
Arca di Kecamatan Kebonarum berada di Dusun Jabungan, Desa Gondang. Arca tersebut berada di tepi jalan dusun dekat taman dan masjid.
Kondisi arca setinggi sekitar satu meter itu sudah tidak terlihat lekuk pahatan ornamennya. Empat tangan, kepala, gading yang rusak (ekadanta), senjata kapak (parasu), kelat bahu di lengan, dan lainnya sudah tidak jelas terlihat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, bentuk kepala, belalai, dan posisi duduknya di teratai (Padma) masih bisa terbaca. Sayangnya, arca tersebut dicat hitam menggunakan cat minyak.
Mami (65) warga setempat mengatakan arca itu, sejak dirinya masih kecil, sudah tidak terlihat bentuk aslinya. Sebelum dipindahkan ke jalan kampung, arca itu dulunya berada di bawah pohon asam.
"Bentuknya ya sudah begitu, saya lahir sudah begitu. Dulu sebelum dipindah warga berada di bawah pohon asam di tepi jalan raya (jalan Jogja-Solo)," ungkap Mami kepada detikJateng, Minggu (27/2/2022) siang.
Mami menceritakan, warga tidak mengetahui asal usul arca itu. Tidak ada benda lain di dekatnya sejak dulu.
"Tidak ada lainnya, hanya itu sejak dulu. Asalnya tidak ada yang tahu, disini juga tidak ada pembuat arca," imbuh Mami.
Kondisi serupa juga terlihat di arca Ganesha di tepi jalan Basin- Gayamprit, perbatasan Desa Nglinggi, Kecamatan Klaten Selatan dan Pluneng, Kecamatan Kebonarum. Hanya saja arca tersebut tampak masih asli, tidak dicat, meskipun detail bentuknya juga sudah tidak terlihat.
Warna hitam batu andesitnya masih terlihat meskipun berlumut. Posisi arca itu miring di tepi jalan, berdiri di sawah penduduk dan tertutup dahan pohon sengon.
Warga Desa Nglinggi, Kecamatan Klaten Selatan, Rabani (66) menceritakan arca itu merupakan arca Gana atau Ganesha. Dulu bentuknya masih jelas tapi karena di sawah jadi rusak.
"Arca itu arca Gana, bentuknya gajah duduk. Sudah sejak dulu di situ, tidak ada yang tahu sejak kapan," ucap Rabani kepada detikJateng di lokasi.
Menurut Rabani sejak dirinya kecil arca itu sudah ada di tepi jalan. Tempat arca itu berdiri adalah sawah warga.
"Itu sawah warga, juga digarap seperti biasa. (Arca) Tidak pernah dipindah karena berat," sebut Rabani.
Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata Pemuda Olahraga dan Kebudayaan Pemkab Klaten Yuli Budi Susilowati menjelaskan, kedua arca itu sudah didata oleh dinas. Keduanya merupakan Ganesha.
"Iya (Ganesha) dan sudah kita data. Hanya itu rusak, bisa karena cuaca atau memang belum selesai dibuat," ungkap Yuli kepada detikJateng.
(ahr/dil)