Jumlah rumah rusak akibat tanah bergerak di Desa Dermasuci, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah bertambah menjadi 238 rumah. Hal ini disebabkan karena pergerakan tanah masih terus terjadi.
Kepala Desa Dermasuci, Mulyanto mengatakan, jumlah rumah warga yang terdampak sebelumnya sebanyak 97 unit. Namun karena pergerakan tanah masih terus berlangsung, jumlah yang rusak bertambah menjadi 238 unit. Dengan bertambahnya rumah yang rusak, jumlah warga yang mengungsi juga ikut bertambah.
"Selain rumah, jalan dan sarana umum lain yang rusak juga bertambah. Jumlah para pengungsi pun sekarang membeludak," kata Kepala Desa Dermasuci, Mulyanto kepada detikJateng di lokasi, Senin (14/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, lanjutnya, jumlah pengungsi ada 832 jiwa. Mereka terdiri dari 413 laki-laki, 419 perempuan, 22 lansia dan 28 balita. Pengungsi ini ditempatkan di SD Negeri Dermasuci 2 dan sebagian ada yang menumpang di rumah kerabat.
"Jumlah pengungsi keseluruhan ada 832. Sebanyak 296 jiwa, itu yang ditempatkan di SDN Dermasuci 2 dan selebihnya mengungsi di rumah famili masing-masing," terang Mulyanto.
Bupati Tegal janjikan rumah baru bagi warga terdampak
Sementara itu, Bupati Tegal, Umi Azizah, berjanji akan membangun rumah baru bagi korban tanah bergerak di Desa Dermasuci, Kecamatan Pangkah. Mereka akan direlokasi ke tempat aman.
"Kami sudah menyiapkan lahan baru, besok sudah mulai action membangun tempat hunian untuk relokasi 26 rumah," kata Bupati Tegal, Umi Azizah di posko tanggap bencana Desa Dermasuci.
Pembangunan 26 rumah pertama kata Umi Azizah diprioritaskan bagi warga yang rumahnya rusak berat akibat tanah bergerak. Lahan untuk relokasi para korban ini berjarak 3 km dari lokasi tanah bergerak.
"Lahan relokasi berada di bawah lokasi tanah bergerak sekarang, jaraknya sekitar 3 km. Lahannya bisa menampung 50 unit rumah tipe 36," terang Umi.
Terkait rekomendasi ESDM 5 tahun lalu untuk mengosongkan kawasan tersebut karena rawan bencana, Bupati Tegal menegaskan sudah woro-woro kepada warga masyarakat. Namun, peringatan itu tidak ditanggapi oleh warga.
"Dari segi geologi memang tidak aman tapi apa, masyarakat itu memang enggan meninggalkan tempatnya ya. Bahkan sudah ada yang direlokasi ke sini, tapi ternyata kembali ke tempat tinggal mereka yang lama," kata Umi Azizah.
(aku/ams)