Rencana penambangan andesit di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, menyebabkan warga di sana terbelah jadi pihak yang pro dan kontra. Warga yang tidak setuju mengaku khawatir penambangan itu akan berdampak negatif.
Warga Dusun Winongsari, Wadas, Rina, mengatakan mayoritas pekerjaan masyarakat Wadas adalah petani. Menurutnya, jika lahan pertanian diambil, warga tidak akan bisa mendapatkan penghasilan.
"Kalau diganti uang pasti habis. Kalau lahan kan bisa turun-temurun. Diganti berapa pun kami nggak mau," kata Rina saat dijumpai di rumahnya, Sabtu (12/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga lainnya, Himan, mengaku memiliki enam bidang tanah pertanian yang masuk dalam rencana proyek tambang andesit. Menurutnya, lahan pertanian tersebut jadi sumber penghasilan utama.
"Saya punya enam bidang, luasnya nggak hapal karena lokasinya nggak di satu tempat. Itu ya ditanami cabe, kencur dan lainnya, dijual. Biasanya juga buat cari rumput untuk makan ternak," katanya.
Warga kontra lainnya mengaku khawatir dengan penambangan tersebut karena berdampak pada kerusakan lingkungan. Dia takut jika nantinya terjadi bencana longsor di desanya.
"Kerugiannya banyak, dampak lingkungan juga. Dulu pernah longsor, banyak korban, ya kami takut kalau nanti jadi penambangan jadi longsor," kata wanita yang enggan disebutkan namanya.
Seperti diketahui, penambangan andesit ini berkaitan dengan proyek pembangunan Bendungan Bener. Batuan andesit di lahan pertanian warga akan diambil dalam waktu 2-3 tahun. Pemerintah mengklaim setelahnya akan mengembalikan lahan bekas tambang itu kepada masyarakat.
(rih/dil)