Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan dan kemuliaan bagi umat Islam. Salah satu momen yang paling dinanti dalam bulan ini adalah datangnya malam Lailatul Qadar. Malam yang disebut dalam Al-Qur'an sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan ini menjadi waktu istimewa bagi setiap Muslim untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah.
Keistimewaan malam Lailatul Qadar disebutkan dalam Surah Al-Qadr ayat 3:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ
"Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan." (QS. Al-Qadr: 3)
Karena begitu besarnya keutamaan malam ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di sepuluh malam terakhir Ramadhan. Namun, kapan tepatnya sepuluh malam terakhir Ramadhan 2025 dimulai?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
10 Malam Terakhir Ramadhan 2025
Berdasarkan penetapan awal Ramadhan 1446 H yang jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025, maka sepuluh malam terakhir Ramadhan akan berlangsung mulai malam ini, yaitu 20 Maret hingga 29 Maret 2025.
Berikut perkiraan jadwalnya:
Malam 21 Ramadhan: Kamis Malam, 20 Maret 2025 (Malam ganjil)
Malam 22 Ramadhan: Jumat Malam, 21 Maret 2025
Malam 23 Ramadhan: Sabtu Malam, 22 Maret 2025 (Malam ganjil)
Malam 24 Ramadhan: Minggu Malam, 23 Maret 2025
Malam 25 Ramadhan: Senin Malam, 24 Maret 2025 (Malam ganjil)
Malam 26 Ramadhan: Selasa Malam, 25 Maret 2025
Malam 27 Ramadhan: Rabu Malam, 26 Maret 2025 (Malam ganjil - malam yang sering diyakini sebagai Lailatul Qadar)
Malam 28 Ramadhan: Kamis Malam, 27 Maret 2025
Malam 29 Ramadhan: Jumat Malam, 28 Maret 2025 (Malam ganjil)
Ilustrasi lailatul qadar Foto: Freepik
Kapan Malam Lailatul Qadar 2025?
Meskipun tidak ada ketentuan pasti mengenai kapan malam Lailatul Qadar terjadi, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa malam istimewa ini turun di sepuluh malam terakhir Ramadhan, terutama di malam-malam ganjil. Sebuah hadits dari Aisyah RA menyatakan:
"Rasulullah SAW senantiasa beriktikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan dan beliau bersabda, 'Raihlah malam Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir.'" (HR. Tirmidzi no. 712)
Banyak ulama berpendapat bahwa malam ke-27 Ramadhan memiliki kemungkinan terbesar sebagai Lailatul Qadar, meskipun umat Islam dianjurkan untuk beribadah secara maksimal di semua malam ganjil agar tidak melewatkan malam yang penuh berkah ini.
Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar
Karena malam Lailatul Qadar tidak memiliki tanggal pasti, terdapat beberapa tanda yang disebutkan dalam hadits, antara lain:
Udara dan Suasana Malam yang Sejuk
Malam Lailatul Qadar tidak terasa panas atau dingin berlebihan, melainkan penuh ketenangan. Rasulullah SAW bersabda:
"Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan." (HR. Ath-Thoyalisi dan Al-Baihaqi)
Matahari Terbit dengan Cahaya Lembut
Matahari pada pagi hari setelah Lailatul Qadar akan terbit dengan cahaya putih yang lembut, tidak menyilaukan.
Malam yang Tenang dan Penuh Kedamaian
Tidak ada angin kencang, hujan deras, atau kondisi cuaca ekstrem. Semua terasa lebih hening dan damai.
Hati Terasa Tenang Saat Beribadah
Orang yang beribadah di malam ini akan merasakan ketenangan dan kekhusyukan yang luar biasa.
Ilustrasi Lailatul Qadar Foto: Getty Images/iStockphoto/Zeferli
Keistimewaan 10 Hari Terakhir Ramadhan
Sepuluh hari terakhir bulan suci ini menjadi momen penuh keberkahan yang mendorong Rasulullah SAW untuk semakin meningkatkan ibadahnya.
Terdapat beberapa alasan mengapa beliau begitu bersungguh-sungguh dalam beribadah pada periode ini, di antaranya:
Sebagai penutup bulan Ramadan
Sepuluh hari terakhir merupakan penghujung bulan penuh rahmat ini. Dalam ajaran Islam, amal seseorang dinilai berdasarkan bagaimana ia mengakhirinya.
Malam-malam yang paling dicintai Rasulullah
Momen ini memiliki keutamaan khusus di hati Rasulullah SAW, sehingga beliau tidak ingin melewatkan kesempatan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah.
Mengharapkan keutamaan Lailatul Qadar
Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu Lailatul Qadar. Keistimewaan ini dijelaskan dalam Al-Qur'an dan banyak umat Muslim berharap mendapat keberkahannya.
Menjadi teladan bagi umatnya
Rasulullah SAW menunjukkan kepada pengikutnya agar tidak hanya fokus pada persiapan Idul Fitri, tetapi juga tetap memprioritaskan ibadah di hari-hari terakhir Ramadan.
Ilustrasi amalan 10 malam terakhir Ramadhan Foto: Freepik
Amalan 10 Malam Terakhir Ramadhan
Kesungguhan Nabi dalam menjalani sepuluh malam terakhir ini juga menjadi motivasi bagi umatnya untuk memperbanyak amalan ibadah. Berikut beberapa amalan utama yang dianjurkan:
1. Memperbanyak Shalat Malam
Pada malam-malam terakhir Ramadan, Rasulullah SAW menghabiskan waktu dengan beribadah sepanjang malam. Beliau juga membangunkan anggota keluarganya agar turut serta dalam ibadah tersebut. Hal ini diceritakan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA:
"Ketika memasuki sepuluh malam terakhir Ramadan, Rasulullah SAW mengencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
2. Bersedekah Lebih Banyak
Sedekah menjadi salah satu bentuk ibadah sosial yang dianjurkan selama Ramadan, terutama di sepuluh hari terakhir. Ini bukan hanya sebagai wujud rasa syukur karena dapat menjalani Ramadan, tetapi juga sebagai pelengkap ibadah puasa. Allah SWT berfirman:
"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, serta menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka." (QS. As-Sajdah: 16)
Selain zakat fitrah yang wajib, umat Muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak sedekah sunnah, baik dalam bentuk harta, makanan, pakaian, maupun bantuan bagi mereka yang membutuhkan, seperti anak yatim dan kaum dhuafa.
3. Beriktikaf di Masjid
I'tikaf merupakan ibadah yang dilakukan dengan berdiam diri di masjid untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Seseorang yang beri'tikaf mengisi waktunya dengan berdoa, berdzikir, membaca Al-Qur'an, dan ibadah lainnya. Sebagaimana disebutkan dalam hadis:
"Rasulullah SAW selalu beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan." (HR. Muttafaq 'alaih)
Jika tidak memungkinkan untuk beri'tikaf di masjid, ibadah ini tetap bisa dilakukan di rumah dengan memperbanyak amalan ibadah di malam hari, seperti shalat, dzikir, dan membaca Al-Qur'an.
4. Meningkatkan Tilawah Al-Qur'an
Membaca Al-Qur'an menjadi salah satu amalan yang paling banyak dilakukan di akhir Ramadan. Banyak umat Muslim berusaha menuntaskan khataman Al-Qur'an di bulan ini sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap kitab suci.
Selain membaca, merenungkan dan memahami maknanya juga menjadi bagian penting dalam meningkatkan kedekatan dengan Al-Qur'an. Bagi mereka yang sibuk dengan aktivitas harian, menetapkan target khatam satu kali selama Ramadan bisa menjadi motivasi agar tetap rutin membaca Al-Qur'an.
Dengan dimulainya sepuluh malam terakhir Ramadhan 2025 mulai malam ini, umat Islam memiliki kesempatan emas untuk memperbanyak amal ibadah dan meraih malam Lailatul Qadar. Meskipun tidak diketahui secara pasti kapan malam itu terjadi, upaya maksimal dalam ibadah dapat mendatangkan keberkahan yang luar biasa.
Jangan sampai melewatkan kesempatan meraih malam yang lebih baik dari seribu bulan. Semoga Allah SWT memberikan kita kemudahan dalam beribadah dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang mendapatkan keberkahan Lailatul Qadar.
Semoga membantu!
(tya/tey)