Bacaan Doa Buka Puasa Nisfu Syaban, Arab dan Latinnya

Bacaan Doa Buka Puasa Nisfu Syaban, Arab dan Latinnya

Tya Eka Yulianti - detikJabar
Jumat, 14 Feb 2025 15:35 WIB
Close-up of religious Muslim woman and her family praying before the meal at dining table on Ramadan.
Ilustrasi buka puasa Nisfu Syaban (Foto: Getty Images/Drazen Zigic)
Bandung -

Tanggal 15 Syaban atau yang dikenal sebagai Nisfu Syaban merupakan momen istimewa bagi umat Muslim. Tahun ini, Nisfu Syaban jatuh pada Jumat, 15 Februari 2025, dan menjadi waktu yang banyak dimanfaatkan untuk melakukan berbagai amalan sunnah, termasuk puasa Nisfu Syaban. Salah satu amalan yang sangat dianjurkan adalah berpuasa sepanjang hari, mulai dari terbit fajar hingga matahari terbenam.

Setelah seharian berpuasa, umat Muslim dianjurkan membaca doa berbuka puasa sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT. Bacaan doa buka puasa Nisfu Syaban ini mirip dengan doa buka puasa sunnah lainnya. Berikut ini beberapa versi doa buka puasa yang dapat dibaca menurut berbagai riwayat.

Doa Buka Puasa Nisfu Syaban

1. Doa Buka Puasa Riwayat Sahabat Mu'adz bin Zuhrah

Doa ini merupakan bacaan yang umum dilafalkan saat berbuka puasa. Berikut lafal Arab, latin, dan artinya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Latin: Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika afthartu

ADVERTISEMENT

Artinya: "Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa dan atas rezeki-Mu aku berbuka."

Doa ini merupakan doa yang sederhana namun penuh makna. Bacaan ini menjadi pengingat bahwa ibadah puasa yang dilakukan semata-mata hanya untuk mencari ridha Allah, serta rezeki yang dinikmati saat berbuka adalah anugerah dari-Nya.

2. Doa Buka Puasa Riwayat Abdullah bin Umar

Doa ini lebih panjang dan biasanya dibaca saat berbuka dengan air:

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Latin: Dzahabadzh dzama-u wabtallatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insya Allah

Artinya: "Telah hilang rasa haus, urat-urat telah basah, serta pahala telah tetap, insyaallah."

Riwayat ini menambahkan rasa syukur setelah rasa dahaga hilang dan tubuh kembali segar berkat rezeki dari Allah.

3. Doa dari Kitab Fathul Mu'in

Dalam Kitab Fathul Mu'in, disunnahkan membaca dua doa sekaligus bagi yang berbuka dengan air. Berikut bacaannya:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Latin : Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika afthartu

Kemudian ditambahkan:

ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Latin : Dzahabadzh dzama-u wabtallatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insya Allah.

Artinya: "Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa dan atas rezeki-Mu aku berbuka. Telah hilang rasa haus, urat-urat telah basah, dan pahala telah tetap, insyaallah."

4. Doa dari Kitab Hasyiyah Iqna oleh Sulaiman Al-Bujairimi

Doa ini lebih panjang dan komprehensif, cocok bagi mereka yang ingin memperbanyak doa dan dzikir saat berbuka:

اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَبِكَ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ. ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شاءَ اللهُ. يا وَاسِعَ الفَضْلِ اِغْفِرْ لِي الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ

Latin : Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika afthartu, wa bika amantu, wa bika wa 'alaika tawakkaltu. Dzahabadzh dzama-u wabtalatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insya Allah. Ya wasi'al-fadhli ighfirli, alhamdulillahilladzi hadani fashumtu, wa razaqani fa-afthartu.

Artinya : "Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkan puasa. Kepada-Mu aku beriman dan kepada-Mu aku berserah diri. Dahaga telah hilang, urat-urat telah basah, dan insyaallah pahala tetap ada. Wahai Dzat yang Maha Luas Karunia-Nya, ampunilah aku. Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk sehingga aku dapat berpuasa, serta memberi rezeki sehingga aku dapat berbuka."

Ilustrasi RamadhanIlustrasi Nisfu Syaban Foto: Getty Images/iStockphoto/Tabitazn

Keutamaan Puasa Nisfu Syaban

Bulan Syaban merupakan bulan yang istimewa dan memiliki banyak keutamaan dalam Islam. Bulan ini terletak di antara dua bulan suci, yaitu Rajab dan Ramadhan, yang membuatnya semakin istimewa. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Rajab adalah bulan Allah, Syaban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku." (Durratun Nasihin 1:163).

Salah satu keistimewaan Syaban adalah diangkatnya seluruh amal manusia ke hadapan Allah SWT. Oleh karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, terutama puasa sunnah, termasuk pada tanggal 15 Syaban atau Nisfu Syaban. Berikut ini beberapa keutamaan puasa Nisfu Syaban yang penting untuk diketahui.

1. Mendapatkan Syafaat Rasulullah SAW di Hari Kiamat

Puasa Nisfu Syaban adalah salah satu amalan yang sangat dicintai oleh Rasulullah SAW. Pada malam Nisfu Syaban, Allah SWT menganugerahkan syafaat kepada Nabi Muhammad SAW. Syafaat ini akan diberikan juga kepada orang-orang yang menjalankan puasa di hari tersebut.

Sebagaimana disebutkan dalam kitab Nihâyatuz Zain fi Irsyâdil Mubtadi-în:
"Puasa sunnah yang keduabelas adalah Puasa Syaban, karena Rasulullah SAW mencintainya. Barang siapa yang berpuasa pada hari itu, ia akan mendapat syafaat Rasulullah di hari kiamat." (Muhammad bin Umar Nawawi al-Jawi).

2. Mendapatkan Pahala Setara 70 Nabi dan Pahala Ibadah 70 Tahun

Puasa di bulan Syaban juga memiliki keutamaan luar biasa dalam hal pahala. Rasulullah SAW bersabda:

"Siapa yang berpuasa tiga hari di awal bulan Syaban, tiga hari di pertengahannya, dan tiga hari di akhirnya, maka Allah akan menuliskan baginya pahala 70 nabi serta pahala ibadah selama 70 tahun. Jika ia meninggal di tahun itu, ia akan dianggap mati syahid."

Hadis ini menunjukkan betapa besarnya balasan dari Allah SWT bagi orang yang melaksanakan puasa di bulan Syaban, terutama pada hari Nisfu Syaban.

Lantern that have moon symbol on top and small plate of dates fruit with dusk sky and city bokeh light background for the Muslim feast of the holy month of Ramadan Kareem.Ilustrasi Nisfu Syaban Foto: Getty Images/iStockphoto/Baramyou0708

Berapa Hari Puasa Nisfu Syaban?

Puasa di bulan Syaban tidak memiliki aturan khusus terkait jumlah hari atau tanggalnya, namun Rasulullah SAW dikenal sering berpuasa di bulan ini. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah, beliau berkata:

"Saya tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan, dan saya juga tidak melihat beliau lebih banyak berpuasa di bulan lain selain di bulan Syaban." (HR. Bukhari).

Imam an-Nawawi menjelaskan bahwa maksud dari hadits ini adalah Rasulullah sering berpuasa di sebagian besar bulan Syaban. Meski demikian, puasa pada tanggal 15 Syaban (Nisfu Syaban) menjadi salah satu waktu yang sangat dianjurkan, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut:

"Jika tiba malam Nisfu Syaban, maka beribadahlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya." (HR. Ibnu Majah).




(tya/tey)


Hide Ads