Pahala Puasa Nisfu Syaban: Seperti Pahala Ibadah Selama 70 Tahun

Pahala Puasa Nisfu Syaban: Seperti Pahala Ibadah Selama 70 Tahun

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Kamis, 13 Feb 2025 20:03 WIB
Ramadan lantern by the open window. Beautiful Greeting Card with copy space for Ramadan and Muslim Holidays. An illuminated Arabic lamp. Mixed media.
Ilustrasi puasa Nisfu Syaban. Foto: Getty Images/iStockphoto/TanyaSid
Solo -

Puasa Nisfu Syaban adalah salah satu bentuk ibadah yang dilakukan pada tanggal 15 Syaban. Puasa ini termasuk bagian dari puasa sunnah yang dianjurkan dalam bulan Syaban, sebagaimana Rasulullah SAW banyak melakukan puasa di bulan ini. Sudah tahu seberapa besar pahala puasa Nisfu Syaban, detikers?

Anjuran melaksanakan puasa Nisfu Syaban terdapat di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah berikut ini:

"Jika datang malam Nisfu Syaban maka bangunkanlah malamnya (dengan ibadah) dan berpuasalah di siang harinya." (HR Ibnu Majah)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mari simak penjelasan lengkap berikut ini untuk mengetahui pahala puasa Nisfu Syaban, niat, serta tata cara melaksanakannya!

Pahala Puasa Nisfu Syaban

Dikutip dari buku Keagungan Rajab & Sya'ban karya Abdul Manan bin Hj Muhammad Sobari, keutamaan puasa Nisfu Syaban tidak berdiri sendiri, melainkan bagian dari rangkaian puasa sunnah lainnya yang dilakukan sepanjang bulan Syaban. Dalam berbagai riwayat, disebutkan bahwa orang yang berpuasa di bulan Syaban akan mendapatkan pahala yang luar biasa, termasuk yang disebutkan dalam hadits berikut.

ADVERTISEMENT

Rasulullah SAW bersabda:

"Siapa (orang) yang berpuasa 3 hari sejak awal Syaban dan 3 hari di pertengahannya kemudian 3 hari di akhirnya niscaya Allah menuliskan baginya 70 pahala para Nabi dan dia diberi pahala sama dengan orang yang beribadah kepada Allah selama 70 tahun dan sekiranya mati, di tahun itu akan menjadi mati syahid."

Hadits ini menunjukkan bahwa puasa di bulan Syaban memiliki nilai yang sangat besar di sisi Allah. Nisfu Syaban yang jatuh pada tanggal 15 Syaban termasuk dalam kategori puasa pertengahan bulan atau ayyamul bidh, sehingga orang yang mengamalkannya bagian dari rangkaian puasa Syaban akan mendapatkan keutamaan yang disebutkan dalam hadits tersebut.

Namun, puasa Nisfu Syaban tidak boleh dipahami sebagai ibadah yang berdiri sendiri dengan keutamaan luar biasa hanya dalam satu hari. Pahala 70 tahun ibadah sebagaimana disebutkan dalam hadits tidak hanya diperoleh dengan berpuasa pada 15 Syaban saja, tetapi dengan mengamalkan puasa sunnah lainnya di bulan ini, termasuk puasa awal bulan, pertengahan bulan, dan akhir bulan.

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW juga memberikan peringatan tentang puasa setelah Nisfu Syaban. Bagi orang yang tidak memiliki kebiasaan puasa sunnah Senin-Kamis atau puasa Ayyamul Bidh, dilarang untuk berpuasa setelah tanggal 15 Syaban hingga datangnya Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda:

"Jika tinggal separuh dari bulan Syaban maka janganlah kamu berpuasa (sunnah), kecuali bagi orang yang sudah membiasakan diri puasa sunnah Senin dan Kamis."

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga bersabda:

"Janganlah kamu mendahului puasa Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari kecuali jika bertepatan dengan kebiasaan puasa seorang itu, maka bolehlah meneruskan kebiasaan itu." (HR Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan hadits ini, puasa Nisfu Syaban tetap menjadi bagian dari ibadah yang dianjurkan selama seseorang juga telah mengamalkan puasa di hari-hari sebelumnya. Sehingga keutamaan yang disebutkan, seperti pahala ibadah selama 70 tahun dan kemuliaan seperti para Nabi, bukan semata-mata didapatkan hanya dengan puasa pada tanggal 15 Syaban saja, melainkan dengan kesungguhan dalam menghidupkan bulan Syaban dengan puasa sunnah lainnya.

Oleh karena itu, umat Islam yang ingin memperoleh keutamaan puasa Nisfu Syaban sebaiknya juga memperbanyak puasa sunnah lainnya di bulan ini, mengikuti kebiasaan Rasulullah SAW yang memperbanyak puasa di bulan Syaban. Dengan demikian, pahala yang besar sebagaimana disebutkan dalam hadits akan lebih mendekati realisasi bagi mereka yang mengamalkannya dengan penuh keikhlasan dan istiqamah.

Niat dan Tata Cara Menjalankan Puasa Nisfu Syaban

Jika ingin menjalankan puasa Nisfu Syaban, tata caranya sama seperti puasa lainnya. Perbedaannya hanya terdapat pada bagian niat. Mari simak penjelasan lengkap yang dikutip dari buku Meraih Surga dengan Puasa tulisan H Herdiansyah Achmad LC berikut ini!

1. Niat Puasa Nisfu Syaban

Niat merupakan bagian penting dalam menjalankan ibadah puasa. Dalam puasa sunnah, niat sebaiknya dilakukan sejak malam hari sebelum terbit fajar. Namun, jika terlupa, niat masih dapat dilakukan sebelum waktu dzuhur selama belum makan, minum, atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Berikut bacaan niat puasa Nisfu Syaban:

Ω†ΩŽΩˆΩŽΩŠΩ’Ψͺُ Ψ΅ΩŽΩˆΩ’Ω…ΩŽ فِي النِّءْفِ Ψ§Ω„Ψ΄Ω‘ΩŽΨΉΩ’Ψ¨ΩŽΨ§Ω†Ω Ψ³ΩΩ†Ω‘ΩŽΨ©Ω‹ Ω„ΩΩ„Ω‘ΩŽΩ‡Ω ΨͺΩŽΨΉΩŽΨ§Ω„ΩŽΩ‰
Nawaitu shauma fi-n-nishfi-sy-sya'bani sunnatan lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya berniat puasa pada pertengahan bulan Syaban sunnah karena Allah Ta'ala."

2. Makan Sahur

Sahur merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan dalam setiap puasa, termasuk puasa Nisfu Syaban. Waktu terbaik untuk makan sahur adalah mendekati waktu imsak, yaitu beberapa saat sebelum azan Subuh. Rasulullah SAW bersabda:

"Bersahurlah kalian, karena dalam sahur terdapat keberkahan." (HR Bukhari dan Muslim)

Makan sahur tidak hanya memberikan kekuatan fisik untuk menjalankan ibadah puasa, tetapi juga mendatangkan keberkahan dalam hidup.

3. Menjaga Diri dari Hal-Hal yang Membatalkan dan Mengurangi Pahala Puasa

Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjaga diri dari segala bentuk perbuatan yang dapat mengurangi pahala puasa. Seorang Muslim yang berpuasa dianjurkan untuk menjauhi perkataan dan perbuatan buruk seperti berbohong, bergunjing, berkata kasar, serta perbuatan maksiat lainnya. Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dosa, maka Allah tidak membutuhkan (ibadah) puasanya yang sekadar meninggalkan makan dan minum." (HR Bukhari)

Seorang muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, seperti membaca Al-Quran, berzikir, bersedekah, dan berdoa agar puasanya semakin bernilai di sisi Allah SWT.

4. Waktu Berpuasa

Puasa Nisfu Syaban dimulai sejak terbit fajar (waktu Subuh) hingga matahari terbenam (waktu Maghrib). Dalam rentang waktu ini, seorang Muslim harus menahan diri dari makan, minum, dan segala hal yang membatalkan puasa. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Quran:

"Makan dan minumlah hingga jelas bagi kalian benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa hingga malam (maghrib)." (QS Al-Baqarah: 187)

5. Berbuka Puasa

Saat waktu Maghrib tiba, seorang Muslim dianjurkan untuk segera berbuka puasa. Sunnahnya, berbuka diawali dengan kurma, atau jika tidak ada, bisa dengan air putih. Rasulullah SAW bersabda:

"Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR Bukhari dan Muslim)

Saat berbuka, dianjurkan untuk membaca doa sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT. Salah satu doa berbuka puasa yang diajarkan dalam hadits adalah:

Ψ°ΩŽΩ‡ΩŽΨ¨ΩŽ Ψ§Ω„ΨΈΩ‘ΩŽΩ…ΩŽΨ£Ω ΩˆΩŽΨ§Ψ¨Ω’ΨͺΩŽΩ„Ω‘ΩŽΨͺِ Ψ§Ω„Ω’ΨΉΩΨ±ΩΩˆΩ‚Ω وَثَبَΨͺَ Ψ§Ω„Ω’Ψ£ΩŽΨ¬Ω’Ψ±Ω Ψ₯ِنْ شَاَؑ Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω
Dhahaba al-zhamā'u wabtallatil 'urūqu, wathabatal ajru in sha Allah.
Artinya: "Telah hilang rasa dahaga, urat-urat telah basah, dan insya Allah pahala akan tetap diberikan." (HR Abu Dawud dan Nasa'i)

Selain itu, doa berbuka puasa lain yang juga banyak diamalkan adalah:

Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡ΩΩ…Ω‘ΩŽ Ω„ΩŽΩƒΩŽ ءُمْΨͺُ ΩˆΩŽΨ¨ΩΩƒΩŽ Ψ’Ω…ΩŽΩ†Ψͺُ ΩˆΩŽΨΉΩŽΩ„ΩŽΩŠΩ’ΩƒΩŽ ΨͺΩŽΩˆΩŽΩƒΩ‘ΩŽΩ„Ω’Ψͺُ ΩˆΩŽΨ¨ΩΨ±ΩŽΨ²Ω’Ω‚ΩΩƒΩŽ ΩΩŽΨ·ΩŽΨ±Ω’Ψͺُ
Allahumma laka sumtu, wa bika aamantu, wa 'alayka tawakkaltu, wa birizqika-aftartu.
Artinya: "Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakal, dan atas rezeki-Mu aku berbuka."

Itulah tadi penjelasan mengenai pahala puasa Nisfu Syaban serta tata cara melaksanakannya. Semoga bermanfaat!




(par/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads