Karla Bionics, startup binaan ITB berhasil menembus peringkat kelima di CYBATHLON Challenges 2023 mengalahkan Amerika Serikat dan Spanyol. Tahun lalu, startup ini memenangi ajang yang sama.
Karla Bionics merupakan startup yang bergerak di bidang tangan palsu prostetik. Tim Karla Bionics ini beranggotakan Dosen Manajemen Rekayasa ITB Wildan Trusaji, tiga mahasiswa dan dua alumni ITB.
Masing-masing bernama, Sekar Kedaton (Manajemen Rekayasa 2019), Alya Hanun (Manajemen Rekayasa 2019), Andy Lucky (Teknik Elektro 2018), Syaiful Hammam (Desain Produk 2014), dan Nurseptian Pratomo (Teknik Mesin 2010).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karla Bionics membuat Mega Arm. Karya tersebut dilombakan dalam ajang CYBATHLON Challenges 2023. Mega Arm merupakan lengan prostesis yang diperuntukan untuk mendukung kebutuhan pekerjaan mekanikal.
Fitur utama yang ditonjolkan adalah kemampuan mencapit serta kekuatan struktur pada bagian pergelangan lengan prostesis. Hal ini didasari dari temuan Karla Bionics, yakni secara umum para penyandang disabilitas di Indonesia merupakan pekerja kerah biru yang mengalami kecelakaan kerja. Mereka sulit untuk kembali menemukan pekerjaan secara formal.
Bukan hanya itu, para pengguna teknologi lengan prostesis yang menjadi tulang punggung keluarga ini rata-rata memiliki keterampilan mekanikal, yang mana mereka dapat mengembangkannya sebagai mata pencaharian, seperti membuka bengkel tambal ban, ataupun membuat workshop mengelas.
Tim Karla Bionics mengaku tak memiliki waktu panjang untuk turut serta dalam ajang tersebut. Tim ITB hanya punya waktu tiga bulan, dari pengembangan teknologi lengan hingga proses latihan.
Hal ini bisa tercapai karena Tim Inovasi Produk Karla Bionics yang dipimpin oleh Wildan Trusaji yang juga merupakan salah satu staf pengajar di Institut Teknologi Bandung mengembangkan Mega Arm dari teknologi sebelumnya, yakni lengan prostesis Raga Arm.
"Filosofi desain Mega Arm memanfaatkan prinsip biomimicry, di mana desain lengannya mengikuti prinsip desain dari capit kepiting," kata Wildan dalam keterangan yang diterima, Kamis (27/4/2023).
"Terdapat tiga prinsip yang kami adopsi yakni posisi diam yang menutup, pergerakan hanya dilakukan satu lengan satu waktu, serta pusat kontrol tidak terpusat pada bagian tengah membuat kontrol terhadap benda akan lebih terjaga," ucap Wildan menambahkan.
Tampilan Mega Arm mengikuti filosofi atau konsep lengan palsu Karla Bionics, yakni tidak menyerupai lengan non-amputasi agar para difabel tidak perlu menutupi kekurangannya.
Mega Arm dalam ajang tersebut diaplikasikan kepada Daffa Ardiansyah (17), pelajar SMK jurusan mekanik asal Bekasi. Berkat Mega Arm, Daffa dapat kembali berkarya dan menggapai mimpinya sebagai seorang mekanik sepeda motor.
![]() |
Terbukti, kini ia masih aktif menjadi mekanik sepeda motor di lingkungannya. Salah satu kegemaran Daffa untuk mengimplementasikan hobi dan keilmuannya adalah memodifikasi mesin motor.
"Ketika mesin yang disetel ternyata bikin motor lebih enak dibawanya, saya ngerasa puas," ujar Daffa.
Pada CYBATHLON Challenges 2023 ini, Daffa dibantu oleh Yayat Supriatna yang merupakan pilot untuk Karla Bionics pada CYBATHLON Challenges 2022. Dalam proses persiapan CYBATHLON Challenges 2023 ini, tim pilot Karla Bionics yakni Daffa dan Kang Yayat memulai latihan selama satu bulan untuk menemukan strategi yang efektif dalam menyelesaikan masing-masing tantangan.
"Sebagai pengguna lengan prostesis, kita harus mempelajari benda yang ingin diambil, kemudian membiasakan badan kita untuk mengikuti jangan ragu untuk menunduk, jongkok, bahkan jinjit untuk memperoleh hasil optimal," ujar Yayat.
Terdapat dua tantangan yang perlu dituntaskan untuk menguji kemampuan teknologi dan ketangkasan pilot pada perlombaan Arm Prosthesis Race (ARM) yang diselenggarakan pada CYBATHLON Challenges 2023 ini yaitu Bottles yang ditujukan untuk merekonstruksi situasi berbelanja.
Pada tantangan Bottles peserta perlu memindahkan botol berisi tiga liter air menggunakan peti. Kemudian, dipindahkan ke posisi meja yang telah disediakan, dan Clean Sweep yang tujuannya untuk menguji kemampuan menggenggam dan memindahkan berbagai bentuk benda sehari-hari seperti kunci, kartu kredit, kelereng dan juga potongan balok mainan.
Daffa dan Karla Bionics berhasil menyelesaikan seluruh tantangan. Mendapatkan 20 poin dan berhasil tembus peringkat lima. ITB mengalahkan Amerika Serikat dan Spanyol.
Mega Arm mengusung prinsip tepat guna. Karla Bionics ingin Mega Arm bisa bermanfaat bagi disabilitas.
"Para penyandang disabilitas, terutama yang memiliki tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga akan kita upayakan untuk mendapat kemudahan memperoleh manfaat dari lengan prostesis Mega Arm ini, di mana kami akan mengusahakan bekerja sama dengan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan ataupun Program Badan Amal," kata Khoirun Mumpuni, Bisnis Development Karla Bionics.
Harapannya melalui produk yang dikembangkan baik itu "Raga Arm" dan "Mega Arm", Karla Bionics dapat menyebarkan pesan #ProudActive yang diambil dari istilah produktif yang memiliki makna menerima kondisi diri saat ini dengan tetap bangga menjadi diri sendiri serta tetap aktif melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi lingkungan terdekatnya.
(bba/yum)