Pengabdian dan Mandiri ala Febrina Rizkia Putri

Serba-serbi Warga

Pengabdian dan Mandiri ala Febrina Rizkia Putri

Aura Doa Apriliansyah - detikJabar
Selasa, 25 Apr 2023 05:00 WIB
Febria Rizkia Putri.
Febria Rizkia Putri. (Foto: Istimewa)
Bandung -

Febrina Rizkia Putri (20), mahasiswa Ilmu Perpustakaan (Ilpus) semester enam Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung tumbuh menjadi pribadi yang memiliki ketertarikan besar terhadap pendidikan. Itu tidak terlepas dari keluarganya yang sangat mementingkan pembinaan kemampuan intelektual.

Terlahir dalam keluarga akademisi, memiliki ibu yang berprofesi sebagai guru les dan dosen, serta kakak lelaki satu-satunya yang telah lulus dari sekolah tinggi kedinasan terkenal di Indonesia, menjadi motivasi Febrina untuk terus berkembang.

Setelah lulus SMA, gadis asal Kopo, Kota Bandung ini memiliki keinginan untuk bisa memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan kuliah di kelas karyawan. Berbekal ilmu yang dimiliki dan mempunyai kegemaran mengajar karena melihat sosok ibu, Febrina memberanikan diri menjadi guru les privat dan bekerja menjadi resepsionis salah satu hotel di Kota Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah dijalani, waktu itu aku sempat kewalahan pagi sampai sore kerja di hotel, terus sore lanjut ngajar, karena waktu itu aku ambilnya full senin-minggu, belum lagi kuliah. Jadi aku di semester dua keluar jadi resepsionis, milih jadi guru les lebih penting," kata Febrina kepada detikJabar belum lama ini.

Menurutnya menjadi tenaga pengajar merupakan hal mulia dan lebih penting dari apapun. Dalam satu minggu, empat hari banyaknya waktu dipergunakan Febrina untuk mengajar muridnya dari jenjang SD, SMP, hingga SMA.

ADVERTISEMENT

"Jadi guru les aku seneng banget, soalnya bisa menambah ilmu, lebih produktif karena banyak belajar. Apalagi kan aku fokus ngajarnya di IPA, kayak matematika, fisika, biologi," tuturnya.

Jika dihitung, 3 tahun sudah Febrina berprofesi sebagai guru les privat. Banyak murid yang mengikuti kelasnya lolos dalam seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri. Hal itu menjadi kebanggan tersendiri untuk febrina.

"Aku tahu menjadi tenaga pengajar memiliki risiko yang besar dan feedback-nya juga tergantung perbuatan kita. Aku selalu berusaha optimal buat ngapalin materi dan ngumpulin-ngumpulin soal dengan penuh dukungan dari orang tua. Aersyukur banget murid aku ada yang lolos PTN, Polban, Poltekes, sama kedinasan juga ada,"

Dari hasil mengajarnya, Febrina mendapat penghasilan Rp 1,5-2 juta per bulannya. Uang itu ia pergunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri serta membantu orang tuanya membayar biaya kuliah.

"Aku nggak tahu pasti per harinya dapat berapa, soalnya kan aku masuknya dari agensi privat. Tapi yang pasti untuk pembayaran setiap murid, aku suka lihat latar belakang keluarganya dulu. Kalau yang nggak berkecukupan, harganya nggak aku samakan dengan yang lain," jelasnya.

Sementara memasuki semester empat, Febrina memutuskan beralih ke kelas reguler. Sebab ia ingin kuliah formal seperti teman-temannya dan aktif di lingkungan kampus.

"Pas pandemi agak menurun, aku pindah ke kelas reguler karena mau lebih aktif lagi. Dulunya di Uninus aku kelas karyawan karena menginginkan berdiri sendiri, bisa sambil nyari penghasilan sambil kuliah. tapi ternyata pas masuk reguler juga aku bisa sambil ngajar di sore hari, cuma 1-2 jam saja, itu juga kan murid-muridnya ke rumah aku," paparnya.

Di sela kesibukannya berkuliah serta mengajar, Febrina berusaha aktif dalam beberapa aktivitas kampus dengan mengikuti beberapa kompetisi seperti pemilihan Duta Fakultas. Ia sendiri mengaku memiliki ketertarikan dalam bidang fesyen dari kecil dan sering mengikuti beberapa kompetisi sejak SD, SMP dan SMA.

"Sering ikut lomba fashion show, terus sering juga menjuarai di beberapa lomba. Kalau TK pernah se-Kabupaten Bandung juara kedua. Kalau ikut kompetisi dari dulu suka ikut, tapi kan nggak selamanya menang, hal itulah yang mengajarkan aku untuk terus tetap mencoba sebagai tempat untuk mengekspresikan diri juga," pungkas Febrina.

(iqk/orb)


Hide Ads