Yang menarik, alat musik yang mengiringi para penari itu juga dimainkan oleh anak-anak sekolah. Terlihat jelas betapa mereka menikmati setiap momen latihan, baik yang menari dengan penuh semangat maupun yang memainkan gamelan. Suasana penuh kegembiraan dan kebersamaan terasa di setiap langkah dan alunan musik yang mengalir.
Dalam momen latihan yang berlangsung pada Kamis (23/1/2025) sore, anak-anak sekolah itu sedang belajar menampilkan pagelaran wayang uwong. Mengusung cerita 'Sumantri Ngenger' anak-anak sekolah itu dilatih langsung oleh para pelaku seni dari Sanggar Setiya Negara.
Salah satu siswa yang mengikuti momen latihan itu adalah Davian Pangestu Wijaya. Ia merupakan siswa kelas VIII dari SMP Negeri 1 Kota Cirebon. Dalam sesi latihan tersebut, Davian bertugas sebagai pemain Bonang, salah satu alat musik gamelan.
Davian mengaku sangat menikmati selama mengikuti sesi latihan. Terlebih ia juga mengaku telah belajar memainkan alat musik tradisional sejak kelas 6 SD.
"Belajarnya dari kelas 6 SD. Dulu saya main saron. Jadi udah punya pengalaman main gamelan. Kalau saya sendiri memang suka main alat musik tradisional," kata Davian saat ditemui di sela-sela waktu latihannya.
Selain Davian, ada puluhan siswa-siswi SMP Negeri 1 Kota Cirebon yang ikut berlatih menampilkan pertunjukan wayang uwong. Di antara mereka ada yang berperan sebagai pemain musik, penari hingga berperan sebagai tokoh dalam cerita yang sedang ditampilkan.
Wawan, pemilik sanggar seni Setiya Negara terlihat memantau langsung setiap gerakan yang ditampilkan oleh anak-anak sekolah yang berlatih.
Dibantu oleh beberapa rekannya, Wawan terlihat sangat bersemangat saat melatih anak-anak sekolah itu. Wawan mengatakan, setidaknya ada puluhan siswa-siswi SMP Negeri 1 Kota Cirebon yang ikut berlatih.
"Yang ikut latihan hari ini ada 45 orang siswa-siswi," kata Wawan.
Ia menyebut, materi latihan yang sedang diikuti oleh anak-anak sekolah itu adalah pagelaran wayang wong. Pagelaran wayang uwong itu diawali dengan tarian pembuka. Sementara alat musik gamelan terus mengalun mengiringi gerakan para penari.
Adapun cerita yang diusung adalah Sumantri Ngenger. Wawan pun sedikit menjelaskan tentang sosok Sumantri Ngenger. Ia menjelaskan, Sumantri Ngenger merupakan sosok kesatria yang sakti.
"Sumantri Ngenger itu adalah kesatria yang mungkin kalau jaman sekarang sih dibilangnya tengil, karena dia ngerasa sakti," ucap Wawan.
Dalam perjalanan ceritanya, Sumantri Ngenger nantinya akan bertarung dengan tokoh lain. Dalam hal ini yaitu Arjuna. "Jadi dalam cerita ini Sumantri Ngenger itu akan bertarung dengan Arjuna," kata Wawan.
Terlepas dari cerita tersebut, Wawan menyebut pertunjukan wayang uwong ini sepenuhnya dimainkan oleh anak-anak sekolah yang sedang berlatih. Mulai dari yang memainkan alat musik gamelan, menjadi penari hingga memerankan tokoh-tokoh yang dihadirkan dalam cerita.
Wawan menuturkan, latihan yang diikuti oleh anak-anak sekolah itu merupakan salah upaya untuk melestarikan kesenian wayang uwong khas Cirebon.
"Ini memang bisa dibilang sebagai salah satu cara untuk melestarikan kesenian uwong gaya Cirebon. Karena kesenian wayang uwong ini jarang yang pakai. Setahun sekali juga belum tentu," kata Wawan.
Sementara itu, Wali Kelas VIII i SMP Negeri 1 Kota Cirebon, Eli Yuliasari yang hadir dalam sesi latihan itu mengaku sangat mendukung kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak muridnya.
Menurutnya, latihan kesenian tradisional ini merupakan hal penting bagi anak-anak sekolah agar mereka lebih mengenal dan mencintai kesenian dari daerah asalnya.
"Menurut saya ini sangat penting sekali. Jadi dengan adanya seni dan budaya di Cirebon ini membuat anak-anak bisa mengetahui budaya daerahnya sendiri," kata Eli. (sud/sud)