Banjir di Bayalangu Kidul Cirebon, Rendam Sawah-Sekolah Libur

Banjir di Bayalangu Kidul Cirebon, Rendam Sawah-Sekolah Libur

Devteo Mahardika - detikJabar
Kamis, 16 Jan 2025 16:13 WIB
Banjir Rendam Desa Bayalangu Kidul Cirebon
Banjir Rendam Desa Bayalangu Kidul Cirebon. Foto: Devteo Mahardika/detikJabar
Kabupaten Cirebon -

Ratusan hektare sawah dan fasilitas umum di Desa Bayalangu Kidul, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, terendam banjir setelah hujan deras mengguyur sejak Rabu (15/1/2025). Kondisi ini membuat aktivitas warga lumpuh, termasuk kegiatan belajar-mengajar yang terganggu akibat sekolah terendam air.

Kepala Desa Bayalangu Kidul, Sugiarto menjelaskan bahwa banjir ini terjadi akibat hujan lebat yang membuat sungai di sekitar desa meluap. "Kali di sekitar desa sudah mengalami sedimentasi yang parah sehingga tidak mampu menampung debit air saat hujan deras," katanya, Kamis (16/1/2025).

Menurut Sugiarto, seluas 100 hektare sawah terendam banjir. Sehingga memaksa para petani menunda masa tanam. Selain itu, banjir juga menutup jalan utama, membuat mobilitas warga terganggu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami khawatir banjir susulan akan datang jika hujan deras kembali turun, karena sungai sudah tidak bisa menampung air," tambah Sugiarto.

Ia menjelaskan, akibat banjir ini benih padi yang sudah disemai para petani berpotensi mati jika air tidak segera surut. Jika sampai persemaian padi mati, maka petani harus melakukan penyemaian ulang. Hal tersebut juga berpotensi mengakibatkan musim tanam mundur satu bulan.

ADVERTISEMENT

"Kalau sampai (persemaian) mati, itu harus diulang. Nantinya tandur (tanam mundur) lagi satu bulan," paparnya.

Tidak hanya itu, akibat banjir ini juga berdampak pada berhentinya aktivitas belajar mengajar di sekolah dasar yang ada di desa tersebut juga merendam jalan utama.

"Akibat banjir juga, siswa di SDN 1 Bayalangu juga harus diliburkan karena bangunan terendam banjir," ungkapnya.

Isa Ibrahim, salah satu warga, mengeluhkan dampak banjir yang kerap terjadi setiap musim hujan. "Kami sering tidak bisa melintas di jalan utama karena banjir menutup akses. Ini sangat mengganggu aktivitas sehari-hari," ujarnya.

Warga berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi masalah sedimentasi sungai dan mencari solusi jangka panjang agar banjir tidak lagi menjadi ancaman tahunan.

"Kami berharap ada tindakan nyata dari pemerintah untuk memperbaiki kondisi ini," pungkas Isa.

Respons Pemkab Cirebon

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cirebon, Hilmy Rivai, menyampaikan keprihatinannya atas bencana banjir yang merendam Desa Bayalangu Kidul, Kecamatan Gegesik, khususnya di SDN 1 Bayalangu Kidul. Banjir ini memaksa sekolah meliburkan kegiatan belajar-mengajar setelah seluruh ruangan tergenang air pada Kamis (16/1/2025).

Saat meninjau lokasi banjir, Hilmy menegaskan pentingnya mencari solusi untuk mengatasi banjir yang kerap melanda wilayah tersebut. "Walaupun menurut masyarakat ini rutin, musibah seperti ini tidak boleh dianggap sebagai rutinitas. Kita harus mencari penyebab dan solusinya," ujar Hilmy.

Hilmy mengungkapkan bahwa Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon sebelumnya telah merencanakan relokasi SDN 1 Bayalangu Kidul. Namun, rencana tersebut batal karena biaya yang terlalu tinggi. Sebagai alternatif, Disdik mempertimbangkan opsi penggabungan (merger) SDN 1 Bayalangu Kidul dengan sekolah lain.

"Solusi merger ini harus dipertimbangkan secara sosial. Jangan sampai anak-anak merasa tidak nyaman jika dipindahkan ke sekolah lain," kata Hilmy.

Hilmy juga menekankan pentingnya normalisasi sungai untuk mengatasi penyempitan dan pendangkalan yang menjadi penyebab utama banjir. Pemerintah Kabupaten Cirebon telah menyiapkan anggaran sebesar Rp1 miliar untuk pengerjaan sepanjang 1,3 kilometer di sungai pada tahun ini. Namun, menurut Hilmy, solusi ini masih belum cukup.

"Kami sedang berkoordinasi dengan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) untuk solusi yang lebih komprehensif," jelasnya.

Untuk mengurangi dampak banjir, Hilmy mengusulkan agar bangunan SDN 1 Bayalangu Kidul segera ditinggikan. "Kami ingin program peninggian sekolah ini berjalan tahun ini. Jika tidak, akan dimasukkan ke anggaran perubahan," tegasnya.

Hilmy memastikan pemerintah Kabupaten Cirebon akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk BBWS dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, untuk menemukan solusi permanen agar banjir tidak lagi menjadi ancaman bagi pendidikan dan kehidupan warga di Desa Bayalangu Kidul.

Kepala SDN 1 Bayalangu Kidul, Jubaedah, sebelumnya menyampaikan bahwa banjir kali ini adalah yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir.

"Biasanya banjir tidak sampai masuk ke ruangan sekolah, tapi kali ini seluruh ruangan terendam," ungkapnya.

Ia berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan persoalan ini.

(sud/sud)


Hide Ads