Lebih dari 5.000 jiwa menjadi korban bencana banjir di Kabupaten Cirebon. Akibatnya aktivitas masyarakat dan fasilitas umumnya seperti sekolah harus vakum sejenak akibat banjir. Dari data resmi BPBD setempat, bencana banjir tersebut merendam kurang lebih 16 desa di 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Cirebon.
Sekadar diketahui tiga sungai utama, yakni Sungai Ciputih, Singaraja, dan Ciberes, menjadi pemicu utama meluapnya air hingga merendam tujuh kecamatan tersebut.
Besarnya bencana banjir tersebut menyita perhatian anggota Komisi VIII DPR RI, Selly Andriany Gantina yang mengungkapkan bahwa banjir di wilayah ini termasuk dalam bencana hidrometeorologi yang sering terjadi akibat curah hujan tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu penyebab utamanya adalah dangkalnya sungai dan buruknya sistem drainase, yang tidak mampu menampung debit air yang besar.
"Ini bukan kejadian satu atau dua kali. Kita memerlukan solusi jangka pendek, menengah, dan panjang untuk mengatasi banjir di daerah ini," kata Selly, Senin (27/1/2025).
Selly juga mendorong pemerintah daerah dan pusat untuk bersinergi, termasuk meminta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) segera melakukan pengerukan sungai di kawasan pesisir Kabupaten Cirebon sebagai langkah mitigasi.
Selain itu, ia mengajak pemerintah desa dan masyarakat untuk mengaktifkan kembali gerakan gotong royong dalam membersihkan lingkungan, terutama saluran air yang tersumbat akibat sedimentasi dan sampah.
"Setelah meninjau lokasi, saya melihat kondisi drainase di lingkungan desa sebenarnya masih cukup baik, tetapi sedimentasi yang tinggi dan sumbatan sampah menjadi masalah utama. Gerakan bersama untuk membersihkan lingkungan sangat diperlukan," ujarnya.
Banjir di Kabupaten Cirebon menjadi pengingat pentingnya mitigasi bencana yang lebih komprehensif. Selain upaya tanggap darurat seperti bantuan logistik, sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dinilai menjadi kunci untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
"Masyarakat juga diharapkan tetap waspada dan mendukung langkah-langkah yang telah dirancang untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan bersama," pungkas Selly.
Pada kesempatan itu, Selly Andriany Gantina, bersama Kementerian Sosial (Kemensos), menyalurkan bantuan logistik senilai Rp362,5 juta untuk membantu warga terdampak banjir di wilayah timur Kabupaten Cirebon. Bantuan tersebut diharapkan dapat mempercepat pemulihan kondisi warga yang sebelumnya terdampak oleh banjir yang melanda 13 desa di kawasan tersebut.
Bantuan logistik yang disalurkan mencakup 1.000 paket makanan siap saji, 800 paket lauk pauk siap saji, 150 kasur, 150 selimut, 200 paket pakaian anak, 150 family kit, dan 50 tenda gulung. Bantuan ini didistribusikan langsung ke lokasi bencana oleh Dinas Sosial Kabupaten Cirebon.
"Kami melaporkan kejadian banjir ini ke Kemensos melalui Komisi VIII DPR RI. Hari ini, bantuan didistribusikan ke 13 desa terdampak," ujar Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cirebon, Indra Fitriani.
Ia menambahkan, bahwa distribusi logistik ini bertujuan untuk mempercepat pemulihan warga agar mereka dapat segera kembali beraktivitas normal. Banjir yang mulai surut sejak akhir pekan lalu sempat berdampak pada lebih dari 5.000 warga di wilayah tersebut.
"Langkah awal kami adalah menyelamatkan dan mengevakuasi warga. Setelah itu, memastikan kebutuhan dasar seperti makanan tetap terpenuhi," jelasnya.
(yum/yum)