Sejak tahun 2024, Kabupaten Cirebon telah meluncurkan program desa ramah disabilitas di tujuh desa yang tersebar di tiga kecamatan, yaitu Lemahabang, Greged, dan Astanajapura.
Inisiatif ini membuka babak baru bagi kelompok disabilitas untuk memperoleh kesempatan yang lebih besar dalam berkontribusi dan berkarya di masyarakat.
Ketua Forum Komunikasi Difabel Cirebon (FKDC), Abdul Mujib, menyambut langkah ini dengan optimisme. Menurutnya, desa ramah disabilitas yang baru berjalan delapan bulan telah mencatatkan perkembangan penting, termasuk pendataan warga disabilitas di desa-desa tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan adanya desa ramah disabilitas, kami berharap dapat menciptakan dampak positif yang nyata bagi kehidupan kaum disabilitas, baik dalam hal kemandirian maupun pemberdayaan," ujar Mujib, Senin (6/1/2025).
FKDC saat ini menaungi 285 anggota aktif, dengan total lebih dari 1.200 anggota komunitas disabilitas yang berpartisipasi dalam berbagai kegiatan. Menurut Mujib, desa ramah disabilitas memberikan ruang lebih besar untuk mengeksplorasi kemampuan dan keterampilan kelompok disabilitas. Ia juga berharap pemerintah daerah, melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dapat terus mendukung pemberdayaan komunitas ini.
"Kami sudah mandiri dalam berkarya, tetapi dengan dukungan desa ramah disabilitas, kesempatan untuk berkembang semakin terbuka. Kami ingin menunjukkan bahwa kami mampu menjadi bagian yang aktif dalam membangun masyarakat," tambahnya.
Bagi Abdul Mujib dan komunitasnya, langkah ini bukan hanya soal penerimaan, tetapi juga pengakuan bahwa kelompok disabilitas memiliki peran yang signifikan dalam membangun masa depan yang setara.
"Inisiatif ini bukan hanya soal kemandirian, tetapi juga tentang bagaimana kami diterima sebagai bagian penting dari masyarakat," pungkas Mujib.
Penjabat (Pj) Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, menegaskan bahwa pemerintah daerah berkomitmen mendukung inisiatif ini. Wahyu mengungkapkan bahwa pendampingan yang dilakukan FKDC bertujuan untuk membantu kelompok difabel menjadi lebih mandiri, baik dari segi ekonomi maupun kehidupan sosial.
"Langkah ini kami harapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri teman-teman disabilitas untuk berkontribusi lebih besar dalam masyarakat," ujarnya.
Selain mendukung program desa ramah disabilitas, pemerintah daerah juga mencatat peningkatan signifikan dalam penyerapan tenaga kerja disabilitas. Kepala Dinas Ketenagakerjaan, Novi Hendrianto, menyebutkan bahwa pihaknya telah mendirikan Unit Layanan Disabilitas (ULD) sebagai wadah fasilitasi bagi kelompok disabilitas untuk masuk ke dunia kerja.
Pada tahun 2024, jumlah tenaga kerja disabilitas yang diterima oleh perusahaan melonjak dari 99 orang pada tahun 2023 menjadi 193 orang di tahun 2024 yang tersebar di 27 perusahaan. Sektor manufaktur, ritel modern, dan industri lainnya menjadi penyumbang terbesar bagi kesempatan kerja ini.
"Kami menargetkan minimal 1 persen dari total karyawan di perusahaan berasal dari kelompok disabilitas. Langkah ini merupakan komitmen kami dalam menciptakan inklusi sosial dan ekonomi di Cirebon," jelas Novi.
(yum/yum)