Semangat Mumu Sang Konten Kreator Lampaui Keterbatasan

Semangat Mumu Sang Konten Kreator Lampaui Keterbatasan

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Senin, 07 Okt 2024 14:00 WIB
Workshop menulis berita di Sanggar Debu Jalanan
Mumu Muhari seorang difabel tunadaksa yang semangat ikut kelas workshop menulis berita di Sanggar Debu Jalanan (Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar)
Majalengka -

Mumu Muhari (26) adalah seorang penyandang difabel tunadaksa. Walau demikian, keterbatasan anggota fisiknya tak menghalangi Mumu untuk terus belajar dan mengejar mimpi.

Warga Desa Enggalwangi, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka itu tetap semangat mengasah kemampuan dan wawasannya. Dengan bekal semangat dan keterampilan, Mumu rela menempuh jarak puluhan kilometer untuk mengikuti workshop menulis berita yang digelar oleh Sanggar Debu Jalanan.

"Ke sini dijemput sama Pak Egi (Ketua Yayasan Sanggar Debu Jalanan), biar bareng aja di jalannya," kata Mumu saat diwawancarai detikJabar di Sanggar Debu Jalanan yang berada di Desa Anggrawati, Kecamatan Maja, Majalengka, Minggu (6/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati mengikuti workshop, Mumu berharap bisa mengetahui ilmu dasar-dasar jurnalistik. Dengan berbekal ilmu itu Mumu mempunyai keinginan menjadi konten kreator.

"Saya pengin bikin konten-konten di media sosial, semacam Facebook kayak gitu. Sebelumnya belum pernah bikin konten, dengan ikut kegiatan ini siapa tahu kedepannya bisa menambah ilmu (menjadi konten kreator)," ujar dia.

ADVERTISEMENT

Dalam membuat konten, Mumu akan fokus membuat vlog seputar kehidupannya sehari-hari. Mengingat Mumu juga yang merupakan atlet renang difabel, jepretan kehidupan diharapkan bisa menginspirasi banyak orang.

"(Fokus konten) kegiatan sehari-hari. Untuk memotivasi orang lain juga mungkin, ya. Saya juga kan sekarang jadi atlet lah gitu, nah itu mungkin bisa dimasukin konten kayak gitu. Kayak kegiatan renang, atau kegiatan di rumah lagi jualan gitu," ucapnya.

Workshop menulis berita di Sanggar Debu JalananWorkshop menulis berita di Sanggar Debu Jalanan Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar

Sementara itu, Ketua Yayasan Sanggar Debu Jalanan Egi Trialogi mengatakan, kegiatan workshop menulis berita ini merupakan program kolaborasi bersama Kemendikbud RI dengan Badan Bahasa Indonesia.

Egi berharap, program ini dapat memupuk budaya literasi 'kaum-kaum marjinal' di Majalengka. Pasalnya dalam kesempatan ini pihaknya melibatkan sejumlah anak jalan, penyandang disabilitas, komunitas, hingga para pemuda/pemudi di pelosok desa.

"Kegiatan hari ini tuh kita ada dua kegiatan, yang pertama tuh kegiatan seminar untuk literasi dini, dan yang kedua workshop terkait jurnalistik dan pemberitaan," ujar Egi.

"Yang seminar literasi itu sasarannya untuk masyarakat umum khususnya para ibu-ibu, yang tujuannya untuk mengedukasi masyarakat terkait dengan pentingnya literasi dini. Nah untuk acara yang kedua itu workshop terkait dengan jurnalistik dan pemberitaan, sasarannya itu adalah teman-teman komunitas yang pesertanya ini ada sebanyak 25 orang," sambungnya.

Workshop menulis berita di Sanggar Debu JalananWorkshop menulis berita di Sanggar Debu Jalanan Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar

Program yang digagas oleh Sanggar Debu Jalanan ini tak hanya kegiatan seremonial semata. Kedepannya para peserta yang terlibat juga akan terus dipantau perkembangan kreativitas. Egi berharap, mereka bisa berperan menjadi jurnalis warga atau citizen journalism.

"Jadi untuk follow-upnya memang kita harapkan teman-teman itu mungkin sederhananya bisa membuat pemberitaan kayak di blog seperti itu ya. Memang outputnya kesana gitu. Jadi kita ke depan akan pantau juga teman-teman yang ikut pelatihan hari ini tuh sehingga nanti kegiatan ini tuh memang berdampak gitu," jelas dia.

Dalam kesempatan tersebut juga, Sanggar Debu Jalanan menghadirkan sejumlah narasumber yang berkompeten di bidangnya. Sedikitnya ada 4 jurnalis yang turut membimbing para peserta. Dengan menghadirkan para jurnalis, Egi berharap para peserta bisa memahami etika penulisan dan dasar-dasar jurnalistik.

"Dan kenapa kami menghadirkan teman-teman jurnalis juga, minimalnya mereka tuh punya dasar gimana sih kalau mau membuat berita walaupun dilakukan secara mandiri ataupun hanya sekedar di media sosial. Dan harapannya tadi memang jauhnya sih mereka punya blog sendiri," pungkasnya.

(yum/yum)


Hide Ads