"Diambil dari nama gang rumah sebenarnya. Kebetulan rumahnya ada di Pekalangan," ujar Nuryati kepada detikJabar belum lama ini.
Nuryati menceritakan, usaha Gado-Gado Alas Demang ini merupakan usaha turun-temurun yang telah dimulai oleh ibunya, Sumiyati. "Pertama kali jualan itu dari ibu saya, ibu Sumiyati namanya, jualan dari tahun 1990, berarti kalau dihitung sudah 30 tahun lebih jualan," kata Nuryati.
Berbeda dengan tempat lain, Nuryati menjelaskan gado-gadonya menggunakan kerupuk udang khusus yang dipesan dari seorang perajin di Indramayu. "Di Cirebon juga ada sih, tapi kita dari dulu sudah langganan ngambil dari Indramayu, rasanya juga sudah cocok, lebih gurih," kata Nuryati.
Selain itu, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat gado-gado berasal dari bahan alami tanpa pengawet. "Nggak pakai bahan pengawet sama sekali, semuanya alami," jelas Nuryati.
Nuryati memaparkan, banyak bahan yang digunakan dalam membuat gado-gado, seperti kacang tanah, tahu, tauge, kangkung, kol, kacang panjang, kerupuk udang, kerupuk emping, gula merah, lontong, dan air asam jawa.
Untuk memastikan sayuran selalu segar, Nuryati mengganti sayurannya setiap hari. "Misal hari ini sayurnya ada yang nggak habis, itu langsung saya buang, biar besoknya diganti sama yang baru biar segar," ungkap Nuryati.
Sebelum disajikan, semua bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam cobek besar berwarna hitam untuk dicampurkan dengan sambal kacang cair. Proses pencampuran dilakukan dengan cara diulek secara perlahan di dalam cobek.
Rasa segar sayuran bercampur dengan sambal kacang cair yang melimpah, menciptakan sensasi rasa manis legit di mulut. Bagi pecinta pedas, bisa juga ditambahkan cabai sesuai selera.
Gado-Gado Alas Demang Pasar Balong buka dari pukul 10:00-16:00 WIB. Satu porsinya dihargai Rp 20.000. Dalam sehari, Nuryati mampu menjual sekitar 150 porsi gado-gado. "Sehari bisa sampai 150 porsi gado-gado, untuk omzetnya tinggal dikali saja Rp 20.000," kata Nuryati.
Dari hasil berjualan gado-gado, Nuryati mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, bahkan menyekolahkan anak-anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi. "Alhamdulillah cukup untuk sehari-hari. Anak saya tiga, yang sudah kuliah satu, satu lagi SMA, dan yang satunya masih SD," tutur Nuryati.
Nuryati juga menambahkan bahwa bukan hanya dirinya yang berhasil membawa anaknya sekolah hingga perguruan tinggi. Ibunya, Sumiyati, juga berhasil membuat anaknya sukses menjadi polisi dari hasil berjualan gado-gado Alas Demang.
"Ibu yang pertama jualan, itu anak keduanya bisa jadi polisi dari hasil jualan gado-gado ini," pungkas Nuryati. (iqk/iqk)