Jatuh Bangun Nemah 28 Tahun Menjual Gado-gado Khas Cirebon

Jatuh Bangun Nemah 28 Tahun Menjual Gado-gado Khas Cirebon

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Rabu, 11 Des 2024 06:30 WIB
Gado-gado ayam khas Cirebon Ibu Nemah
Gado-gado ayam khas Cirebon Ibu Nemah. (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar)
Cirebon -

Di Jalan Pramuka, Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, terdapat penjual gado-gado ayam khas Cirebon yang sudah berjualan sejak tahun 1990-an. Namanya adalah gado-gado ayam Ibu Nemah. Sambil mempersiapkan gado-gado, Ibu Nemah bercerita ia awalnya berjualan bersama suaminya.

"Jualan gado-gado sudah lama sejak tahun 1996, itu pertama saya jualan di sini, saya yang bikin, dan suami yang melayani, dulu terkenalnya gado-gado Mang Bad diambil dari nama suaminya," tutur Nemah, Selasa (10/13/2024).

Pada masa kejayaannya, dengan harga Rp 7.000 per porsi, gado-gado buatan Nemah laris manis diserbu pembeli. Dalam sehari, ia bisa menjual lebih dari 100 porsi, dengan omzet mencapai jutaan rupiah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu mah habisnya banyak, pancinya juga pakainya panci besar, setiap hari 100 porsi lebih tuh habis. Orang dari Sumber, Cangkol sampai ada orang dari Bandung juga itu pada belinya ke sini, apalagi kalau hari Minggu itu ngantri di sini. Sehari bisa dapat Rp 1,5 juta. Bahan masih pada murah dulu mah, daging satu kilo masih Rp 4.000, beras masih Rp 1.500," tutur Nemah.

Namun, kondisi tersebut mulai berubah. Setelah hampir dua dekade berjualan, pada tahun 2016, Nemah memutuskan berhenti berjualan gado-gado karena omzet yang terus menurun. "Banyak pedagang, nggak kayak dulu orang jualan sedikit, tapi yang beli banyak. Semenjak 2016 saja, itu mulai menurun lah," tutur Nemah.

ADVERTISEMENT

Selama beberapa tahun, Nemah mencoba peruntungan dengan berjualan nasi kuning. Namun, pada tahun 2020, ia kembali menjual gado-gado dengan dukungan anak-anaknya. "Sempat berhenti di tahun 2016, ganti jualan nasi kuning dengan dibantu anak dan suami, sampai tahun 2020. Setelah 4 tahun jualan nasi kuning, baru saya jualan gado-gado lagi," tutur Nemah.

Sebagai makanan khas Cirebon, gado-gado ayam ala Ibu Nemah menggunakan berbagai sayuran segar seperti kentang, tauge, telur rebus, kacang panjang, dan kol. Topping-nya terdiri dari suwiran ayam, kerupuk, emping, dan bawang goreng.

Sayuran yang telah dicampur disajikan dengan siraman sambal kacang yang halus. Kemudian, ditambahkan kaldu ayam khas Cirebon yang kaya rempah, santan, dan rasa gurih. Pecinta pedas bisa menambahkan sambal sesuai selera.

Menurut Nemah, walaupun namanya sama, ada perbedaan antara gado-gado uleg dengan gado-gado ayam yang dijualnya. "Kalau gado-gado uleg itu nggak ada kuahnya, sedangkan kalau gado-gado ayam itu ada kuahnya, tapi sama-sama khas Cirebon," tutur Nemah.

Meski tidak sepadat dulu, kini Nemah masih mampu menjual sekitar 50 porsi gado-gado per hari dengan omzet harian sekitar Rp 600.000. "Sekarang paling dapatnya Rp 600 ribu, habisnya paling 50 porsi sehari, tapi alhamdulillah, anaknya juga sudah pada gede-gede," tutur Nemah.

Warung gado-gado Ibu Nemah buka mulai pukul 07.00 hingga 13.00 WIB. Dengan harga Rp 12.000 per porsi, pelanggan juga bisa menikmati bubur dan soto yang dijualnya. Lokasi warung ini tidak jauh dari SDN Pesantren, Kalijaga, Harjamukti, Kota Cirebon.

(iqk/iqk)


Hide Ads