Mayor Tan Tjin Kie merupakan sosok yang berpengaruh dan kaya raya di Cirebon saat era Hindia Belanda. Saking berpengaruhnya, proses peakamannya pun berlangsung megah.
Tan Tjin Kie sendiri lahir pada tahun 1853 dan wafat di tanggal 13 Februari 1919. Berbagai kalangan atang melayat mulai dari rakyat biasa, bangsawan, pejabat hingga kalangan jenderal Tiongkok.
Pegiat sejarah dari komunitas Cirebon History, Putra Lingga Pamungkas mengatakan karena banyak yang melayat, ada jeda sekitar empat puluh hari dari mulai meninggalnya sampai pemakamannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia meninggal 13 Februari 1919, kemudian dimakamkan pada tanggal 2 April 1919, jadi jeda meninggal sampai pemakaman itu ada jeda sekitar satu setengah bulan," tutur Lingga belum lama ini.
Kabar kematian Mayor Tjan Tjin Kie juga dikabarkan dalam beberapa koran Hindia Belanda. Bahkan koran Rotterdamsch niewsblad edisi (22/05/1919), menyebutkan pemakaman Mayor Tan Tjin kie sebagai pemakaman yang mahal dan megah.
"Pemakaman Mayor Tionghoa Cheribon, Tan Tjin Kie, merupakan upacara yang sangat megah dan mahal. Prosesi yang dibagi menjadi 9 kelompok ini terdiri dari 3 band musik militer yang membayar sekitar 5.500 orang. Kereta jenazah tersebut dikemudikan oleh 240 kuli berseragam," tulis koran Rotterdamsch niewsblad edisi (22/05/1919).
![]() |
Ada juga prosesi pembakaran boneka mandarin yang menelan biaya 14.000 gulden. Dalam koran De Tijd: surat kabar agama politik, edisi (16/05/1919). Disebutkan, biaya yang dihabiskan dalam prosesi pemakaman Mayor Tan Tjin Kie mencapai 40 dollar lebih yang digunakan untuk biaya pemusik, staf batalyon, makanan dan minuman serta upah pekerja yang mempersiapkan pemakaman selama hampir satu bulan.
"Pemakaman dijadwalkan pada 13 Februari hingga 2 April berikutnya. Mendiang produsen gula besar Tan Tjin Kie, diperkirakan bernilai 40 ribu dolar, jumlah yang menurut saya agak mahal, padahal almarhum juga seorang jutawan," koran De Tijd: surat kabar agama politik, edisi (16/05/1919).
Sedangkan dalam koran de Sumatra Post, menyebutkan biaya prosesi pemakaman Mayor Tan Tjin Kie mencapai tiga ratus ribu euro. Disebutkan pada saat hidupnya, Mayor Tan Tjin Kie dikenal sebagai sosok yang baik, mengabdi pada keluarga dan tekun dalam menjalankan bisnisnya.
"Wij bladerden onlangs in een gedenkboek, dat is uitgegeven over het leven en wer- ken van wijlen den Majoor der Chineezen te Cheribon, den heer Tan Tjin Kie (1853- 1919), die na een welbesteed leven gewijd aan zijn gezins- en zakenbelangen, op den 23sten Februari 1919 het tijdelijke met het eeuwige verwisselde," tulis koran De Sumatra Pos edisi (22/05/1919).
Kala itu salah satu perusahaan pembuatan film bernama Pathe, disewa untuk merekam prosesi upacara pemakaman Mayor Tan Tjin Kie. Tertulis, pembuatan film tersebut menghabiskan biaya sekitar 25.000 gulden. Film tersebut akan ditayangkan di berbagai macam tempat, dan hasilnya akan disumbangkan ke sekolah-sekolah Tiongkok.
Lingga juga membenarkan, bahwa prosesi pemakaman Mayor Tan Tjin Kie sangat meriah, diperkirakan sebagai proses pemakaman paling mahal pada saat itu.
"Proses pemakamannya kaya kerajaan, ada gajah empat ekor, kereta, kuda, ogoh-ogoh, serta arak-arakan," tutur Lingga.
Mayor Tan Tjin Kie dimakamkan di pemakaman keluarga yang terletak di Dukuh Semar, Kecapi, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Meski proses pemakamanya digelar dengan megah, namun sekarang makam Mayor Tan Tjin kie sudah hancur dan tidak dapat dilihat lagi.
"Makamnya ada di atas perumahan penduduk, sudah digusur, sudah hilang jejak, nggak ada satupun, sisa makamnya sudah diamankan di tempat kremasi yang ada di daerah Mundu," pungkas Lingga.
(dir/dir)