Melihat Peninggalan Crazy Rich Cirebon Mayor Tan Tjin Kie

Lorong Waktu

Melihat Peninggalan Crazy Rich Cirebon Mayor Tan Tjin Kie

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Minggu, 09 Jun 2024 16:30 WIB
Saudagar kaya Tionghoa Cirebon bernama Mayor Tan Tjin Kie
Saudagar kaya Tionghoa Cirebon bernama Mayor Tan Tjin Kie (Foto: Fahmi Labibinajib)
Cirebon -

Di wilayah Cirebon bagian timur tepatnya di Kecamatan Ciledug dan Pabuaran, terdapat beberapa peninggalan bersejarah masa Hindia Belanda. Pemilik beberapa tempat tersebut adalah saudagar kaya Tionghoa Cirebon bernama Mayor Tan Tjin Kie.

"Tokoh Tionghoa Cirebon yang memiliki banyak pabrik gula di Cirebon. Bisa dikatakan orang super kaya di Cirebon," tutur pegiat sejarah dari komunitas Cirebon History Putra Lingga Pamungkas belum lama ini.

Pabrik Gula Luwung GajahPabrik Gula Luwung Gajah Foto: Fahmi Labibinajib

Lingga memaparkan, Mayor Tan Tjin Kie lahir pada tahun 1853 dan wafat pada tanggal 13 Februari 1919. Semasa hidupnya, beliau banyak membangun berbagai macam bangunan yang megah, beberapa diantaranya masih bisa dilihat hingga hari ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi bisa dibilang Mayor Tan Tjin Kie ini jasanya besar banget untuk pembangunan di Kota Cirebon," tutur Lingga.

Khusus di Cirebon Timur, ada beberapa peninggalan beliau yang masih dapat ditelusuri lebih jauh, seperti Pabrik Gula Luwung Gajah, Istana Binarong dan Masjid Nona.

ADVERTISEMENT

1. Pabrik Gula Luwung Gajah

Pabrik Gula Luwung GajahPabrik Gula Luwung Gajah Foto: Fahmi Labibinajib

Menurut Lingga, pabrik gula Luwung Gajah terletak di Jalan Raya Jatiseeng, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon. Letaknya, tepat di bagian belakang kantor dinas kantor PU perairan Ciledug.

Pabrik gula yang pernah beroperasi yang pernah memiliki ratusan pegawai tersebut hanya tersisa tembok tua berwarna putih kusam, dengan kondisi bata yang terkelupas di beberapa bagian. Di bagian bawahnya, tembok bekas pabrik tersebut sudah menyatu dengan musala.

Di bagian belakang terdapat bangunan dengan atap yang terbuat dari seng, yang menyatu dengan tembok pabrik. Menurut Lingga, bangunan bagian belakang tersebut merupakan bangunan baru yang sekarang digunakan sebagai lapangan tempat bermain tenis.

Dalam foto yang dimiliki Lingga, terlihat bentuk bangunan pabrik gula Luwung Gajah dengan bendera Amerika Serikat berkibar di bagian tiang depan. Menurut Lingga, berkibarnya bendera Amerika Serikat, menandakan sedang ada tamu dari Amerika di Pabrik gula Luwung Gajah.

2. Istana Binarong

Berjarak sekitar 100 meter dari Pabrik gula Luwung Gajah, terdapat sebuah lahan yang dahulu dibangun sebagai Istana yang digunakan untuk tempat tinggal Mayor Tan Tjin Kie. Menurut Lingga, ketika masih berdiri istana tersebut sangat mewah, mirip dengan istana Bogor.

"Sekarang memang bentuk bangunannya sudah tidak ada hanya tersisa sebuah pohon langka dari Madagaskar yang ditanam oleh Mayor Tjan Tjin Kie," tutur Lingga.

Pohon langka tersebut dikenal dengan pohon baobab atau pohon kaki gajah karena memiliki ukuran dahan yang besar. Menurut Lingga, pohon baobab usianya bisa mencapai ratusan tahun, di Indonesia pohon baobab hanya tumbuh di 3 tempat.

"Usianya bisa mencapai ratusan tahun karena mampu menyimpan cadangan air yang banyak. Di Indonesia ada 3 pohon baobab pertama di Depok, kedua Subang, ketiga di sini (Cirebon)," tutur Lingga.

Pohon Baobad di Istana Binarong CirebonPohon Baobad di Istana Binarong Cirebon Foto: Fahmi Labibinajib

Menurut Lingga, pohon baobab tidak bisa berbuah, karena merupakan pohon hias. Dahulu, ketika istana Binarong masih berdiri pohon baobab ditanam untuk memperindah istana Binarong. Konon juga, di Istana Binarong juga ada jalur kereta pribadi yang digunakan Mayor Tjan Tjin Kie bepergian.

Dalam arsip foto milik Lingga, terlihat Istana Binarong berwarna putih dengan pilar tinggi di bagian depan serta memiliki halaman yang luas. Istana Binarong digunakan oleh Mayor Tjan Tjin kie sebagai tempat istirahat sekaligus tempat ia mengawasi pabriknya yang ada di Cirebon Timur.

3. Masjid Nona

Meski non muslim, Mayon Tjan Tjin kie dikenal sebagai orang yang memiliki rasa toleransi yang tinggi. Ini dibuktikan dengan dibangunya Masjid Nona, sebagai tempat ibadah yang digunakan untuk karyawan yang bekerja di Pabrik Gula Luwung Gajah miliknya.

Lingga memaparkan, kala itu, pabrik Gula Leuweunggajah banyak mempekerjakan karyawan muslim. Namun, di sekitar lokasi pabrik masih belum ada tempat ibadah yang memadai.

Masjid Nona di CirebonMasjid Nona di Cirebon Foto: Fahmi Labibinajib

Jika waktu salat para karyawan akan pergi ke rumah masing-masing. Padahal jarak antara pabrik dengan rumah karyawan cukup jauh. Akhirnya salah satu tokoh desa Sukadana, bernama Raden Mas Satria Praja mengusulkan Tan Tjin Kie untuk membangun masjid di sekitar pabrik gula.

Hingga akhirnya, pada 3 Februari 1920 atau 12 Jumadil Awwal 1338 H, usul pembangunan masjid disetujui oleh Mayor Tjan Tjin Kie. Dengan perpaduan tiga arsitektur budaya yang berbeda, yakni Eropa, Tiongkok, dan Jawa.

Hal ini terlihat di bagian lantai dengan motif bunga khas Eropa, bagian atap dengan arsitektur Jawa serta di setiap sudutnya terdapat saluran ventilasi udara dengan gaya Tiongkok. Terdapat pula sembilan pintu masuk yang terbuat dari kayu yang telah diukir. Di pintu utama terdapat prasasti yang menjadi tanda dibangunya masjid.

Lingga sendiri belum mengetahui secara pasti kenapa masjid yang terletak di Desa Sukadana, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Cirebon diberi nama Masjid Nona.

"Belum ada alasan kenapa masjidnya dinamai dengan Masjid Nona. Mungkin bisa jadi itu merupakan nama persembahan untuk siapa, karena menggunakan nama yang identik dengan bahasa Belanda," tutur Lingga.

Selain di Cirebon Timur, menurut Lingga beberapa peninggalan dari Mayor Tjan Tjin kie juga ada di wilayah lain, seperti Istana Luwis Karang Anom yang sekarang berubah menjadi pusat perbelanjaan.

"Ini istananya cantik, tapi saya sekarang jadi supermarket. Istana ini merupakan persembahan untuk putrinya yang ingin menikah, pada tahun 1980 an baru gedung ini dipangkas habis," pungkas Lingga.

Mayor Tjan Tjin Kie wafat di usia 66 tahun dan dimakamkan di Dukuh Semar Kelurahan Kecapi, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Namun, menurut Lingga sekarang makamnya sudah tidak ada karena tertutup oleh perumahan warga.

(yum/yum)


Hide Ads