Eksistensi Toko Kopiah Tertua di Cirebon yang Usianya Seabad Lebih

Eksistensi Toko Kopiah Tertua di Cirebon yang Usianya Seabad Lebih

Devteo Mahardika - detikJabar
Minggu, 21 Apr 2024 10:30 WIB
Generasi ketiga saat menunjukan kopiah H.S Rohani A.Moethalib.
Generasi ketiga saat menunjukan kopiah H.S Rohani A.Moethalib. Foto: Devteo Mahardika/detikJabar
Cirebon -

Kopiah bukan lagi sekadar aksesoris yang identik dengan gaya busana muslim. Namun ternyata kopiah ini merupakan salah satu identitas bangsa Indonesia sebelum kemerdekaan tahun 1945.

Ketenaran kopiah sendiri tidak lepas dari gaya busana presiden pertama Indonesia yakni Ir Soekarno. Soekarno selalu menggunakan kopiah saat memperjuangkan kemerdekaan. Ternyata sejak zaman sebelum kemerdekaan, sudah ada satu toko kopiah di Kota Cirebon. Toko itu adalah toko kopiah H.S Rohani A.Moethalib yang berlokasi di jalan Pasuketan nomor 54 Kota Cirebon.

"Toko ini sudah ada dari zaman sebelum kemerdekaan Indonesia," kata Arfinaldi Hadi (55) yang merupakan cucu dari Abdoel Moethalib pendiri pertama toko kopiah ini, Sabtu (20/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menceritakan toko kopiah berukuran 1,5 Γ— 15 meter ini sudah berusia 100 tahun lebih berawal dari perjalanan kakeknya yang merupakan perantau dari tanah minang. "Jadi dulu itu kakek saya Pak Abdoel Moethalib ngerantau ke Cirebon dari Padang, karena punya keahlian membuat kopiah akhirnya produksi kopiah sebagai mata pencaharian di sini (Kota Cirebon)," ungkapnya kepada detikJabar.

Karena sudah ada sebelum kemerdekaan Indonesia, tidak sedikit tokoh-tokoh nasional pun menggunakan kopiah hasil karya dari toko yang satu ini. "Bung Karno sempat menggunakan kopiah hasil karya kakek saya. Selain itu juga Buya Hamka, Adam Malik, Gus Dur, Ma'ruf Amin (Wakil Presiden 2019-2024) sama mantan Gubernur Jabar Pak Ridwan Kamil pernah pakai kopiah dari sini," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Ia juga sempat mendapatkan cerita dari kakeknya, pada tahun 1950 silam. Presiden Soekarno sempat berorasi di Cirebon dan sempat melelang kopiah buatan kakeknya untuk membiayai pembangunan Kota Cirebon.

"Perjalanan kopiah kami memang cukup panjang dan banyak cerita mulai dari sebelum kemerdekaan sampai sudah merdekanya," paparnya.

Ia menjelaskan, dahulu merek dari kopiah ini adalah A.Moethalib yang merupakan nama dari kakeknya. Namun pada tahun 1900-an, generasi kedua penerus dari toko ini yang merupakan ibunya bernama Hj Siti Rohani yang berinisiatif menambahkan namanya sebagai merek kopiah.

Bukan tanpa alasan, pasalnya saat itu banyak sekali produk palsu kopiah A.Moethalib yang beredar di wilayah Cirebon Raya (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan). Oleh karena itu, akhirnya merek dari kopiah yang satu ini berubah menjadi kopiah H.S Rohani A.Moethalib untuk mencirikan kopiah yang original.

"Ibu saya kan generasi kedua yang melanjutkan usaha ini memang dulu nama mereknya kopiah ini A.Moethalib. Tapi setelah banyak yang palsu akhirnya ditambah nama ibu saya sebagai ciri kopiah produksi kami yang asli," terangnya.

Meskipun sudah ada penambahan nama pada merek kopiah, ayah dari 3 orang anak ini menjelaskan jika sampai dengan saat ini tidak pernah ditinggalkan oleh para pelanggan setianya.

"Alhamdulillah walaupun namanya udah ganti, pelanggan masih beli karena kami tetap mempertahankan kualitas kopiah," bebernya.

Kualitas Kopiah H.S Rohani A.Moethalib

Sejak awal hingga sekarang kopiah di toko ini tetap mengedepankan kualitasnya. Jika kopiah yang ada saat ini menggunakan plastik dan kertas pada bagian dalam kopiah.

Tidak dengan kopiah yang satu ini, 100 persen kopiah yang di produksinya menggunakan bahan dasar kain pada seluruh bagiannya. "Kopiah produksi lainnya kan kebanyakan pake plastik sama kertas di dalamnya jadi suka membekas di jidat (dahi) kalau udah di pake. Kalau kopiah kami enggak, karena seluruh bahannya murni dari kain jadi nyaman pas di pake enggak akan membekas," ujarnya.

Bukan hanya itu saja, kopiah yang di produksinya juga bisa dilipat dan tidak akan rusak karena murni berbahan dasar kain pada seluruh bagian kopiahnya.

"Dilipat juga enggak akan rusak soalnya kan murni kopiah ini berbahan kain enggak ada tambahan plastik atau kertas di bagian dalamnya. Kalau dulu sih banyak orang yang menggulung kopiah dari kami soalnya enggak akan rusak," ucapnya.

Ia mengungkapkan, bahan dasar kopiah ini dari kain beludru (velvet) yang langsung di impor dari Jepang dan Korea Selatan. Sehingga kopiah yang di produksinya memiliki ketahanan yang lama meskipun digunakan setiap hari.

"Selain enggak gampang rusak, kopiah yang kami buat juga sangat ringan waktu di pake karena berbahan dasar kain beludru dari Jepang dan Korea Selatan," ucapnya.

Harga kopiah yang ditawarkan juga bervariatif disesuaikan dengan ukuran dan ketinggian kopiah. Harga yang ditawarkan oleh toko kopiah tertua di Cirebon ini mulai dari Rp70.000 sampai Rp90.000.

"Kami dari dulu menerima pesanan sesuai keinginan pelanggan. Karena kopiah ini saya buat sendiri dibantu sama 3 orang pekerja," bebernya.

Generasi ketiga yang melanjutkan usaha ini sejak tahun 2000 menyampaikan, dalam sehari bisa memproduksi kopiah sebanyak 20 pcs.

"Sehari bisa langsung habis sih dari kopiah yang kami produksi, itu juga belum sama kopiah yang custom. Mayoritas yang beli kopiah dari sini pensantren-pesantren yang ada di wilayah Cirebon Raya sampai luar Cirebon," ungkapnya.

Kopiah hasil produksinya juga sangat diminati oleh orang-orang dari luar pulau Jawa seperti Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi bahkan luar negeri. "Hari ini aja saya baru kirim ke Medan, biasanya juga sampe ke luar negeri. Kalau pelanggan tetap selain dari wilayah Cirebon Raya ada yang dari Bandung, Yogyakarta, Jakarta sama Bogor" ucapnya.

Generasi ketiga saat menunjukan kopiah H.S Rohani A.Moethalib.Generasi ketiga saat menunjukan kopiah H.S Rohani A.Moethalib. Foto: Devteo Mahardika/detikJabar

Cerita Konsumen

Saat berkunjung ke toko kopiah ini, Haidar Yamin Mustafa asal Bandung mengungkapkan mengenal kopiah ini sejak dari zaman ayahnya yang merupakan pelanggan setia kopiah H.S Rohani A.Moethalib.

"Saya tahu kopiah ini dari zaman ayah saya tepatnya di tahun 1900-an waktu mereknya A.Moethalib," paparnya.

Ia mengaku kopiah ini memiliki kualitas yang baik nyaman, ringan dan tahan lama saat digunakan. Sehingga ia juga merekomendasikan kopiah ini kepada teman-temannya selama bekerja di Bandung.

"Yang jelas sih awet sama nyaman terus ringan juga pas dipakai, yang paling penting di sini bisa pesen sesuai ukuran kepala juga," paparnya.

Ia juga menyampaikan, sempat menggunakan kopiah yang lain namun ia tetap memilih kopiah H.S Rohani A.Moethalib untuk menemani kesehariannya. "Saya cukup banyak koleksi kopiah dari sini mulai dari warna merah, cokelat sama hitam. Pokonya kopiah di sini punya kualitas yang bagus," pungkasnya.

(sud/sud)


Hide Ads