Alimudin alias Kang Mumu telah merintis Kampung Angklung Kabupaten Ciamis pada tahun 2014. Kemudian, pada 2016, Pemkab Ciamis meresmikan Kampung Angklung di Kampung Nempel, Desa Panyingkiran, Kecamatan Ciamis.
Meski telah lama menyandang nama sebagai Kampung Angklung, namun perkembangannya belum begitu tampak sebagai satu destinasi di Ciamis. Bahkan para perajin angklung seperti berjalan sendiri yang dikomandani oleh Kang Mumu.
Kepada detikJabar, Kang Mumu menyebut kepedulian pemerintah terhadap Kampung Angklung belum optimal. Sebagai daerah penghasil atau lumbung angklung, Kampung Angklung Ciamis tidak tampak eksistensinya di daerah sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau di daerah lain itu kan dari pemerintahnya ada angklung day atau sejenisnya. Jadi karena mungkin belum merasa memiliki terutama dari pemerintah, bahwa di Ciamis ada Kampung Angklung. Padahal angklung sudah jadi warisan budaya dunia dengan ditetapkannya Hari Angklung pada 16 November," ujar Mumu, Kamis (16/11/2023).
Menurut Mumu, pada momen Hari Angklung Sedunia malah mendapat pesanan distribusi 1.000 angklung ke Kabupaten Bogor. Puncak acara Hari Angklung di Bogor itu berlangsung pada 19 November 2023. Ada juga pesanan angklung dari daerah tetangga seperti Kota Tasikmalaya.
"Ciamis ini lumbung angklung paling besar di Jawa Barat bahkan di Indonesia, karena tidak ada lagi angklung selain di Jawa Barat," jelasnya.
Mumu mengungkapkan cita-cita yang saat ini belum tercapai adalah belum adanya sanggar pertunjukan. Setiap Minggu atau Bulan, kunjungan ke Kampung Angklung terus berdatangan namun hanya diterima di tempat seadanya. Bahkan pengunjung yang bermain angklung pun harus berpanas-panasan karena tidak adanya tempat.
Padahal sebetulnya pemerintah atau desa dapat membantu dengan membuat sanggar dan menjadikan Kampung Angklung sebagai destinasi wisata seni budaya. Mumu pun berharap ke depan pemerintah dapat membantu membangun sanggar Kampung Angklung.
"Mungkin pemikirannya destinasi wisata itu seperti alam dan sebagainya. Padahal seni budaya pun bisa jadi destinasi wisata. Kami pun tidak ada memasang tarif apa pun karena memang sarana prasarananya tidak memadai, tapi ketika ada kunjungan tentu kami terima," jelasnya.
Asal Mula Kampung Angklung Ciamis
![]() |
Kang Mumu yang awalnya hanya sebagai pekerja pembuat angklung di Kota Banjar (dulu masih kecamatan bagian dari Kabupaten Ciamis) pada tahun 1975. Kemudian Mumu hijrah ke Desa Panyingkiran pada tahun 1992 dan memutuskan untuk merintis usaha produksi angklung sendiri.
Mumu pun kemudian mengajak warga sekitar tempat tinggalnya untuk sama-sama memproduksi angklung. Mengingat angklung buatan Mumu cukup laris dan dibanjiri pesanan dari berbagai daerah.
"Alhamdulillah warga tertarik ikut produksi angklung, secara bertahap sekarang ada 100 warga yang berdaya memproduksi angklung," ungkap Mumu.
Hampir setiap rumah warga di kampung Nempel memproduksi angklung. Mumu pun berinisiatif untuk mendeklarasikan Kampung Angklung di tahun 2014. Bahkan kini sudah di bawah naungan Yayasan Kampung Angklung.
"2014 dideklarasikan sebagai Kampung Angklung Ciamis. Tahun 2016 dari Pemkab Ciamis meresmikannya. Alhamdulillah setelah jadi kampung angklung, pesanan semakin banyak dari berbagai daerah di Indonesia," ucap Mumu.
(sud/sud)