Primitive Monkey Noose Rayakan Hari Buruh dengan Lagu Sang Perintis

Kalau kamu lagi cari anthem baru buat nge-charge semangat, Primitive Monkey Noose baru aja ngerilis lagu yang bisa jadi soundtrack hidupmu, judulnya Sang Perintis.
Dirilis bertepatan dengan Hari Buruh Internasional alias May Day, lagu ini bukan sekadar lagu, tapi semacam teriakan riang penuh energi buat para pekerja dan pejuang nafkah di mana pun kalian berada.
Di balik lagu ini ada tangan-tangan keren, diproduseri sama Prima Yuda Prawira barengan band-nya sendiri, Primitive Monkey Noose. Liriknya ditulis bareng-bareng oleh Richy Petroza dan Ovecx Arsya, dengan musik digarap langsung oleh band ini sendiri.
Semua proses rekaman sampai mastering digodok di Arumika Studio, Batulicin, Kalimantan Selatan. Visual artwork-nya digarap oleh Arifin Khairul, dan foto-foto band kece mereka dijepret oleh Lyeon Universe.
Ngomongin soal band-nya, Primitive Monkey Noose ini diisi oleh enam personel dengan warna musik yang kuat banget. Di posisi vokal utama ada Richy Petroza yang jadi corong utama semangat lagu ini.
Di sisi gitar, ada dua pendekar senar: Ovecx Arsya yang juga megang posisi lead guitar, dan Ridho Ashshadiqqi yang ngejaga ritme tetap solid. Menariknya, mereka juga nyelipin sentuhan lokal lewat permainan Wan Arif Fadly di alat musik panting, instrumen tradisional khas Banjar yang bikin lagu ini makin otentik.
Lanjut, Denny Sumaryono hadir di bass dengan groove yang stabil, dan bagian ritme dipukul dengan penuh tenaga sama Juli Yusman di drum.
Lagu Sang Perintis bukan cuma enak didengerin, tapi juga punya makna dalem banget. Mereka pengin mengangkat adagium "Kita adalah perintis bukan pewaris" sebagai pengingat bahwa semua orang punya hak dan kesempatan yang sama buat maju, asal mau gerak dan nggak nyerah.
Lagu ini adalah bentuk penghormatan buat pionir masa lalu, sekaligus peluk hangat buat para pejuang masa kini yang lagi berjuang mempertahankan hidup yang layak.
Dan yang bikin tambah manis, lagu ini dikemas dengan nada riang, bukan melankolis, biar para pendengarnya tetap semangat dan nggak larut dalam kesedihan atau keputusasaan. Intinya: ini lagu tentang harapan, perjuangan, dan semangat kolektif yang dibalut dalam musik yang asyik.
(dar/dar)