Mengenal Babasan dan Bagongan dalam Bahasa Jawa Dialek Cirebon

Mengenal Babasan dan Bagongan dalam Bahasa Jawa Dialek Cirebon

Ony Syahroni - detikJabar
Selasa, 07 Nov 2023 07:00 WIB
Gedung Balai Kota Cirebon
Gedung Balai Kota Cirebon (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)
Cirebon -

Cirebon memiliki bahasa daerah yang biasa digunakan oleh masyarakatnya untuk berkomunikasi. Di daerah berjuluk Kota Udang ini, bahasa yang digunakan oleh mayoritas masyarakat adalah bahasa Jawa dialek Cirebon.

Namun ada juga masyarakat di sejumlah wilayah di Cirebon yang menggunakan bahasa Sunda dalam kesehariannya. Khusus untuk bahasa Jawa dialek Cirebon, secara hierarki terdapat dua tingkatkan.

Menurut Ketua Lembaga Bahasa Cirebon, Akbarudin Sucipto, dua tingkatan dalam bahasa jawa dialek Cirebon itu antara lain adalah bahasa Bebasan dan bahasa Padinan atau yang juga bisa disebut bahasa Bagongan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akbarudin menjelaskan, bahasa Cirebon Bebasan merupakan bahasa yang biasanya digunakan oleh masyarakat saat berkomunikasi dengan orang yang dihormati. Seperti misalnya orang tua, guru, dan lain sebagainya.

"Istilahnya kalau Bebasan itu bahasa halusnya atau bahasa sopannya Cirebon," kata Akbarudin saat berbincang dengan detikJabar beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

Adapun bahasa Cirebon Bebasan ini, kata dia, biasanya bahasa tersebut hanya digunakan di tempat-tempat tertentu saja. Seperti di lingkungan Pesantren atau di lingkungan Keraton.

Demi menjaga kesopanan dalam berbahasa, maka khusus untuk bahasa Cirebon Bebasan ini hampir dimungkinkan tidak pernah mengalami perubahan pada setiap kosa katanya. Dengan kata lain, bahasa ini tidak terpengaruh oleh istilah-istilah baru yang biasanya muncul di tengah kehidupan masyarakat.

"Kalau Bebasan secara kosa kata itu tidak berkembang. Kalau misalkan kita ingin mengatakan kata 'Iya', berarti dalam bahasa Bebasan pakainya kata 'Nggih' nggak bisa diganti 'Ok'. Karena kalau diganti justru nantinya jadi tidak sopan," kata dia.

Lain halnya dengan bahasa Jawa dialek Cirebon Padinan atau Bagongan. Menurut Akbar, bahasa ini merupakan bahasa yang biasa digunakan oleh masyarakat Cirebon secara umum. Dengan kata lain, bahasa Padinan atau Bagongan ini adalah bahasa pergaulan yang biasa digunakan dalam kehidupan masyarakat Cirebon sehari-hari.

Berbeda dengan bahasa Cirebon Bebasan, bahasa Padinan atau Bagongan sendiri terbilang jauh lebih fleksibel terhadap istilah-istilah baru dengan menyerap bahasa-bahasa dari luar.

Seperti contohnya ketika ingin mengatakan kata 'Iya', dalam bahasa Cirebon Padinan, masyarakat kadang bisa menggunakan kata 'Ok' atau kata lainnya yang memiliki makna yang sama.

Dengan begitu, bahasa Cirebon Padinan atau Bagongan adalah pergaulan yang bisa terus berkembang dengan menyerap istilah-istilah baru. Bahkan istilah-istilah yang berasal dari luar sekalipun.

"Bagongan atau Padinan itu sendiri akhirnya fleksibel dan lebih akomodatif. Bahkan proses perkembangannya itu pesat. Karena Bagongan atau Padinan Cirebon ini lah yang kemudian dalam perjalanannya sering terjadi proses akulturasi atau sering menyerap bahasa lain," kata dia.




(dir/dir)


Hide Ads