Penggunaan bahasa daerah terus menurun dari tahun ke tahun. Di Jawa Barat, penggunaan Bahasa Sunda semakin memudar di kalangan generasi muda. Banyak faktor yang membuat hal itu terjadi.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat dalam dokumen bertajuk Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020, sekitar 30 persen warga Jabar sudah tidak menggunakan lagi bahasa daerah.
Tim KKNM Universitas Padjadjaran (Unpad) di Desa Citengah, Sumedang Selatan juga melakukan survei terkait kendala yang dialami orang tua ketika mengajarkan bahasa Sunda kepada anaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam survei itu, ditemukan kendala yang dihadapi orang tua, yakni karena adanya tingkatan bahasa (undak-usuk) dalam bahasa Sunda. Tingkatan ini membuat orang tua menjadi ragu bahkan takut salah mengajarkan anak-anaknya.
Selain itu ada juga kekhawatiran orang tua yang takut anak-anaknya menggunakan bahasa Sunda kasar tanpa disadari hingga pengaruh perkembangan teknologi.
Berdasarkan hasil survei tersebut, tim KKNM dengan Dosen Pembimbing Lapangan Cece Sobarna menyelenggarakan Forum Diskusi 'Pelestarian Bahasa Sunda Melalui Peningkatan Literasi Digital bagi Anak-anak' di Desa Citengah.
Guru Besar Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Unpad itu mengungkapkan, jika penggunaan bahasa daerah sebenarnya sebagian besar masih kuat. Akan tetapi tetapi, terus mengalami penurunan yang signifikan dari waktu ke waktu.
"Dengan adanya RUU yang mengatur penggunaan bahasa daerah ini, Pemerintah Jawa Barat pun sebetulnya sudah memiliki regulasi yang bertujuan mengatur bagaimana penggunaan bahasa daerah tersebut," kata Cece dalam keterangannya, Jumat (11/8/2023).
"Seperti pembakuan aksara Sunda dan pembelajarannya di sekolah-sekolah. Namun, sesungguhnya yang perlu menjadi perhatian semua pihak adalah pentingnya penggunaan bahasa Sunda di lingkup terkecil masyarakat, yakni keluarga," ujarnya menambahkan.
Sementara itu, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas April Ece Sukmana mengungkapkan, banyak hal yang tidak pasti dan diperkirakan bakal hilang di era society 5.0.
Baca juga: Nama Orang Sunda yang Kini Unik dan Modis |
Bukan hanya pekerjaan yang diganti dengan teknologi, melainkan peran bahasa pun akan turut serta tergantikan, bahkan mungkin saja dapat menuju ke kepunahan.
"Kita harus memiliki prinsip growth mindset, yaitu tidak pernah merasa cukup dalam mencari ilmu, harus membuat terobosan untuk anak-anak zaman sekarang juga. Mengenalkan budaya Sunda tidak harus dengan hal-hal yang rumit, tetapi bisa juga dimulai dengan hal-hal yang ringan, seperti dongeng dan lagu berbahasa Sunda," ungkapnya.
(bba/mso)