Pedati Gede Pekalangan merupakan salah satu benda bersejarah yang ada di Kota Cirebon, Jawa Barat. Benda yang telah berusia ratusan tahun itu tersimpan di sebuah ruangan khusus di Kelurahan Pekalangan, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon.
Pedati Gede Pekalangan sendiri merupakan benda bersejarah yang dahulunya difungsikan sebagai alat transportasi pengangkut barang. Berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.58/PW.007/MKP/2010 dan Keputusan Walikota Cirebon Nomor 19 Tahun 2001, Pedati Gede Pekalangan telah ditetapkan sebagai benda cagar budaya.
Hal tersebut seperti keterangan yang tertera pada papan informasi yang ada pada bagian luar ruangan tempat disimpannya Pedati Gede Pekalangan. Hingga saat ini, Pedati Gede Pekalangan dijaga dan dirawat oleh seorang juru kunci atau juru pelihara bernama Taryi (72) bersama anak perempuannya, Siti Nurlaela (43).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai benda yang telah berusia ratusan tahun, ada cara-cara khusus dalam merawat Pedati Gede Pekalangan. Menurut Taryi, Pedati Gede Pekalangan yang terbuat dari bahan kayu jati itu selalu dirawat dan dibersihkan dengan menggunakan minyak lentik. Proses perawatan dilakukan secara rutin sekitar dua sampai tiga kali dalam satu minggu.
"Dibersihkannya pakai minyak lentik lalu diusap-usap pakai kain. Seminggu sekitar dua atau tiga kali dibersihkan. Pakainya minyak lentik bukan pakai air," kata Taryi saat berbincang dengan detikJabar di Kelurahan Pekalangan, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon, Rabu (16/11/2022).
Pada momen-momen tertentu, Pedati Gede Pekalangan di Kelurahan Pekalangan ini sering diziarahi oleh orang-orang yang datang dari berbagai daerah. Mulai dari Cirebon, Bandung, Jakarta, Bogor dan dari beberapa daerah lainnya.
"Kalau yang ziarah biasanya itu bulan Mulud. Di hari-hari biasa juga kadang ada. Tapi yang banyak itu biasanya di bulan Mulud, ada yang dari Jakarta, Bogor, Bandung, bahkan ada yang dari Aceh. Dan setiap malam Jumat Kliwon juga ada Tahlilan. Yang tahlilan warga sini," kata Taryi.
Taryi menceritakan, Pedati Gede Pekalangan merupakan kendaraan peninggalan Pangeran Cakrabuana yang dibuat pada tahun 1371. Kendaraan tersebut digunakan oleh Pangeran Cakrabuana atau yang juga dikenal dengan disebutan Mbah Kuwu saat melakukan syiar Islam di wilayah Pantura, Pulau Jawa.
"Pedati Gede ini kepunyaan Pangeran Cakrabuana yang dibuat pada tahun 1371. Dulunya Pedati ini digunakan untuk menyiarkan agama Islam di sepanjang pantai utara pulau Jawa. Dari Jakarta sampai ke Surabaya. Merayap dari dusun ke dusun," kata Taryi.
Selain itu, Taryi mengatakan jika dahulunya Pedati Gede Pekalangan juga digunakan sebagai kendaraan pengangkut bahan material untuk pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang ada di Keraton Kasepuhan.
Menurut Taryi, Pedati Gede Pekalangan ini sebenarnya memiliki ukuran panjang yang mencapai sekitar 15 meter dan memiliki roda sebanyak 12 buah atau 6 pasang. Namun, pada tahun 1930, wilayah Kelurahan Pekalangan sempat mengalami kebakaran hingga menyebabkan beberapa bagian Pedati Gede ikut terbakar.
Saat ini, roda yang terpasang di Pedati Gede Pekalangan ada delapan buah atau empat pasang. Sementara sisa lainnya disimpan di dekat Pedati Gede dengan ditutupi kain putih.
Berdasarkan keterangan papan informasi yang terpasang di luar ruangan tempat penyimpanan Pedati Gede Pekalangan, disebutkan jika pakar kereta dari Belanda, yakni Herman de Vos pernah melakukan konservasi terhadap pedati ini pada tahun 1993. Kemudian dilanjutkan oleh Pemerintah Kota Cirebon pada tahun 2002.
(dir/dir)