Sapi milik presiden tersebut diberi nama Bruno Gemoy. Sesuai namanya, sapi ini tampil gagah, gemuk, sehat, dan terlihat gemoy. Bruno merupakan hewan ternak milik Suyatno (55) dan dirawat di peternakan Rojo Koyo Farm, Pakal, Surabaya. Sapi simental ini berusia 4 tahun dan selama ini mendapatkan perawatan khusus.
Ketika detikJatim berkunjung ke kandang sapi milik Presiden Prabowo, Bruno Gemoy ditempatkan di kandang khusus yang terpisah dari sapi lainnya. Kandangnya dipastikan steril, bersih, dan mendapat perawatan istimewa.
Suyatno mengatakan, kandang sapi presiden memang diberikan perlakuan lebih. Mulai dari kondisi kandang, ventilasi, kebersihan lantai, hingga karpet lantai, semuanya diperhatikan dengan detail. Bahkan pola makan, rutinitas mandi, hingga pijatan pun dilakukan rutin.
![]() |
"Termasuk dikasih suplemen, perawatan cek kesehatan dokter tepat waktu. Termasuk jamu tradisional jahe, kunyit, jadi satu campur makanannya, supaya tubuhnya terjaga stamina," kata Suyatno sambil memberi makan Bruno di kandang terpisah, Rabu (28/5/2025).
Tak hanya itu, sapi-sapi di kandang Rojo Koyo Farm, termasuk Bruno, mendapatkan terapi khusus berupa alunan musik. Bruno juga kerap dipijat agar lebih rileks dan merasa nyaman saat berinteraksi dengan manusia.
"Karena nyaman, disentuh dengan perasaan, dia cepat menambah BB dan tidak mudah drop," ujarnya.
Dari sisi konsumsi, Bruno Gemoy juga mendapatkan menu makanan khusus. Selain vitamin, makanan tambahan seperti ampas tahu, ampas kedelai, konsentrat, air rebusan tempe, serta tongkol jagung jadi menu favoritnya.
"Mungkin vitamin, ampas kedelai, ampas tahu, ditambah konsentrat, air rebusan tempe, tongkol jagung yang lebih dari yang lain. Karena ini (sapi) bapak presiden," jelasnya.
Suyatno mengaku sudah merawat Bruno selama sekitar satu tahun, tepatnya sejak sapi itu berusia 3 tahun. Selama masa perawatan, hubungan emosional antara dirinya dan Bruno terjalin erat. Bahkan, Bruno menjadi jinak dan menurut saat diminta diam atau berpose ketika difoto.
"Menjadi daya tarik pemilik sendiri. Kadang sudah dielus-elus, jinak, ya mau ndak mau harus dilepas. Tujuannya dilepas. Ada berat hati," ceritanya.
Saat ditanya soal harga sapi simental seberat 845 kg itu, Suyatno memilih tak mengungkapkan nominal. Namun, ia memastikan bahwa harga tersebut cukup membuatnya sebagai peternak merasa bangga dan bahagia.
"Yang penting men- petani dan peternak bisa tersenyum ketika bapak presiden membeli. Pastinya lebih dari yang lain, soal harga, peternak tersenyum gembira," pungkasnya.
(esw/hil)