Keraton Kasepuhan memiliki beragam benda pusaka yang merupakan peninggalan raja-raja dari masa ke masa. Salah satu benda pusaka yang masih tersimpan dan terawat adalah Kereta Singa Barong.
Sebagai benda pusaka yang telah berusia ratusan tahun, ada ritual khusus yang dilakukan oleh pihak Keraton Kasepuhan terhadap Kereta Singa Barong. Baik saat melakukan perawatan maupun pada momen-momen tertentu lainnya.
Dari sisi perawatannya, Kereta Singa Barong ini hanya akan dimandikan atau dibersihkan pada setiap tanggal 5 Suro. Air yang digunakan pun bukan air sembarangan. Melainkan air yang diambil dari beberapa sumur yang dikeramatkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam memandikan Kereta Singa Barong ini tentunya menggunakan air yang memiliki karomah. Contohnya seperti air dari Sumur Kemandungan, kemudian dicampur dengan air dari Sumur Tujuh atau yang dulunya disebut Sumur Kembar. Terus ada air dari Sumur Agung dan Sumur Kejayaan," kata Satu, selaku pemandu wisata Keraton Kasepuhan, baru-baru ini.
"Dan tentunya ada doa-doanya, ada ritualnya. Tidak sembarangan. Terus air dari beberapa sumur itu kemudian nanti dicampur dengan kembang 7 rupa. Dalam memandikan Kereta Singa Barong, pertama yang kita siram adalah bagian kepalanya," kata dia menambahkan.
Setelah selesai dimandikan atau dibersihkan, Kereta Singa Barong ini pun nantinya akan diberi bunga Sumping. Baik untuk dikalungkan pada bagian leher maupun dipakaikan pada bagian telinga sebagai anting-anting.
"Nah untuk bunga sumping ini tidak hanya diberikan setelah habis dimandikan saja. Di waktu-waktu tertentu, Kereta Singa Barong juga akan beri bunga sumping. Seperti setiap malam Jumat Kliwon, setiap Idul Fitri, Idul Adha, setiap tanggal 1 Mulud, 8 Mulud, dan tanggal 12 Mulud," kata dia.
Sekadar diketahui, Kereta Singa Barong merupakan benda pusaka yang kini tersimpan di Museum Keraton Kasepuhan Cirebon. Dahulunya, Kereta Singa Barong merupakan kendaraan yang digunakan oleh Sultan saat Keraton Kasepuhan menggelar kirab setiap 1 Muharram.
Dilihat dari tampilannya, Kereta Singa Barong yang terbuat dari kayu laban itu dihiasi dengan ukiran-ukiran yang menggambarkan beberapa bentuk bagian tubuh hewan. Seperti sayap burung, kepala Naga yang sedang menjulurkan lidah, dan belalai Gajah yang sedang memegang senjata Trisula.
Kereta Singa Barong ini dibuat oleh Panembahan Losari pada tahun 1549 M. Adapun yang menjadi juru ukirnya bernama Ki Nata Guna. Terkahir kali, Kereta Singa Barong ini digunakan pada tahun 1942.
(dir/dir)