Museum Keraton Kasepuhan banyak menyimpan benda-benda pusaka bersejarah. Benda-benda pusaka itu di antaranya merupakan peninggalan raja-raja Cirebon dari masa ke masa.
Salah satu benda pusaka yang masih tersimpan di Museum Keraton Kasepuhan adalah Kereta Singa Barong. Benda pusaka ini merupakan kendaraan yang biasa digunakan para Sultan Cirebon setiap menggelar kirab pada 1 Muharram.
Satu, selaku pemandu wisata di Keraton Kasepuhan menjelaskan sejarah Kereta Singa Barong yang telah berusia ratusan tahun itu. Menurutnya, kendaraan pusaka ini dibuat Panembahan Losari pada tahun 1549 M.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembuatan Singa Barong ini arsitekturnya adalah Panembahan Losari dan yang menjadi juru ukirnya yaitu Ki Nata Guna," kata Satu saat berbincang dengan detikJabar di Keraton Kasepuhan Cirebon belum lama ini.
Menurut Satu, Kereta Singa Barong ini dibuat dengan menggunakan bahan kayu laban. Sementara dari warnanya, kereta ini dibalut cat terbuat dari bahan campuran serbuk emas dan juga intan.
Dilihat dari tampilannya, Kereta Singa Barong yang nampak gagah itu memiliki dua roda di bagian depan dan dua roda di bagian belakang. Ukuran roda di bagian depan memiliki ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan roda di bagian belakang.
"Dan yang menjadi keistimewaan dari Kereta Singa Barong ini, meski dibuat pada tahun 1549 Masehi, tapi sudah menggunakan teknologi power steering dan suspensi," kata Satu.
Selain itu, Kereta Singa Barong ini juga turut dihiasi ukiran-ukiran yang menggambarkan beberapa bagian tubuh hewan. Seperti sepasang sayap yang berada di sisi kiri dan kanan kereta. Kemudian pada bagian depannya, terdapat sebuah ukiran berbentuk kepala naga yang sedang menjulurkan lidah dan belalai Gajah yang sedang memegang senjata Trisula.
Adapun yang menjadi tenaga penggerak dari Kereta Singa Barong ini yakni dengan menggunakan empat kerbau albino atau kebo bule. Menurut Satu, Kereta Singa Barong yang saat ini tersimpan di Museum Keraton Kasepuhan terkahir kali digunakan pada tahun 1942.
"Setelah itu, kalau Kirab setiap 1 Muharram yang digunakan itu adalah Kereta Singa Barong yang duplikat. Kereta Singa Barong yang duplikat itu dibuat pada tahun 1996," kata Satu.
Bagi yang penasaran ingin melihat secara langsung penampakan dari Kereta Singa Barong, bisa datang langsung ke Museum Pusaka Keraton Kasepuhan di Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Sebab, Kereta Singa Barong yang asli maupun yang duplikat, keduanya tersimpan di museum tersebut.
Baca juga: 8 Jenis Rumah Adat Sunda dan Filosofinya |
Jika dari Stasiun Cirebon Prujakan, Keraton Kasepuhan hanya berjarak sekitar 2,6 Kilometer dan bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 8 menit dengan menggunakan kendaraan.
Selain kereta Singa Barong, di Museum Pusaka Keraton Kasepuhan juga terdapat banyak benda-benda bersejarah lainnya. Mulai dari senjata, alat musik, dan lain-lain. Pengunjung hanya cukup membayar tiket masuk sebesar Rp 15.000 jika ingin melihat koleksi benda-benda pusaka yang ada di Museum Pusaka Keraton Kasepuhan.
(orb/orb)