Tradisi Mipis Boreh, Ritual Kecantikan ala Keraton Kasepuhan Cirebon

Tradisi Mipis Boreh, Ritual Kecantikan ala Keraton Kasepuhan Cirebon

Ony Syahroni - detikJabar
Rabu, 11 Sep 2024 12:00 WIB
Tradisi pembuatan lulur atau boreh di Keraton Kasepuhan
Tradisi pembuatan lulur atau boreh di Keraton Kasepuhan. (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)
Cirebon -

Keraton Kasepuhan punya cara tersendiri dalam membuat lulur untuk perawatan tubuh. Proses pembuatan lulur dengan berbagai macam bahan alami ini bahkan sudah menjadi tradisi tahunan di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Di Keraton Kasepuhan Cirebon, prosesi pembuatan lulur dengan cara tradisional ini dikenal dengan sebutan tradisi Mipis Boreh. Tradisi ini biasa dilakukan setiap menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Di tahun ini, tradisi itu pun kembali dilaksanakan. Proses pembuatan lulur tersebut dilakukan di Pamburatan, sebuah bangunan yang ada di bagian belakang Keraton Kasepuhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proses pembuatan lulur ini melibatkan sejumlah wanita. Para wanita yang menggunakan pakaian kebaya dan kain batik itu terlihat sibuk mencampurkan berbagai bahan yang digunakan untuk membuat lulur atau boreh ini.

Sementara itu, di tempat proses pembuatan lulur tersebut, terlihat ada juga alat penghalus tradisional yang terbuat dari bahan batu. Alat-alat tersebut terlihat berjejer di antara wanita-wanita yang membuat lulur atau boreh.

ADVERTISEMENT

detikJabar sempat berbincang-bincang dengan salah seorang abdi dalem Keraton Kasepuhan, Satu. Satu kemudian menjelaskan tentang berbagai macam bahan yang biasa digunakan untuk membuat lulur ala Keraton Kasepuhan.

Menurutnya, ada berbagai bahan alami yang digunakan untuk membuat lulur ini. Beberapa bahan tersebut di antaranya seperti kayu cendana, kayu gaharu, akar wangi, cengkeh, adas dan beberapa bahan alami lainnya.

"Jadi untuk pembuatan boreh atau lulur ini bahannya adalah rempah-rempah," kata Satu di Keraton Kasepuhan Cirebon, Selasa (10/9/2024).

Dalam proses pembuatan lulur ini, semua bahan yang digunakan harus dihaluskan. Proses penghalusannya pun masih dilakukan dengan cara-cara tradisional. Mulai dari dicacah, ditumbuk hingga diayak atau disaring.

Setelah halus, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat lulur itu kemudian diproses lagi menggunakan alat tradisional berbahan batu.

"Setelah bahannya halus kemudian dipipis atau digilas menggunakan gandik atau pipisan. Alatnya terbuat dari batu," kata Satu.

Satu lalu menjelaskan makna dari tradisi pembuatan lulur di Keraton Kasepuhan Cirebon. Ia menyebut, lulur berbahan rempah ini melambangkan bahan perawatan bagi ibu-ibu setelah melahirkan.

"Lulur atau boreh ini melambangkan untuk menjaga kesehatan ibu yang habis melahirkan. Karena ibu yang melahirkan itu capek dan pegal. Nah nanti pegal-pegalnya itu dihilangkan dengan lulur ini. Nanti dipakainya di kening atau badan," terang Satu.

Satu menambahkan, proses pembuatan lulur atau boreh ini merupakan salah satu rangkaian tradisi di Keraton Kasepuhan Cirebon dalam rangka menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Prosesi pembuatan lulur tersebut dilakukan oleh para wanita yang berasal dari keluarga keraton.

"Yang mipis lulur itu ibu-ibu dari keraton. Lulur ini dibuat setiap menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW atau upacara Panjang Jimat. Jadi tradisi pembuatan lulur ini menjadi salah satu rangkaian dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW," kata Satu.

"Lulur atau boreh ini biasanya nanti dibagikan ke kerabat-kerabat keraton. Masyarakat juga bisa minta," kata dia menambahkan.

(iqk/iqk)


Hide Ads