Keteguhan Sang Perintis Gorengan Cendana Antar Anaknya hingga Jadi Dokter

Sang Juragan

Keteguhan Sang Perintis Gorengan Cendana Antar Anaknya hingga Jadi Dokter

Rifat Alhamidi - detikJabar
Selasa, 28 Jan 2025 19:00 WIB
Yusuf Amin, pendiri Gorengan Cendana di Kota Bandung.
Yusuf Amin, pendiri gorengan Cendana (Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar).
Bandung -

Yusuf Amin (72) sekarang sudah bisa merasakan buah pengorbanan dari Gorengan Cendana yang dirintisnya. Sejak dibuka pada 1977 silam, salah satu gorengan legendaris di Kota Bandung itu selalu ramai dan tak pernah sepi dari kedatangan pelanggan setianya.

Namun, semua itu tentunya tak datang begitu saja. Yusuf Amin melalui keseharian dengan berdarah-darah hingga bisa merasakan berkah dari Gorengan Cendana yang dirintisnya dengan lapak sekarang berada di Jalan Bengawan No 56, Cihapit, Kota Bandung.

Yang lebih membanggakan, berkat Gorengan Cendana, Yusuf Amin bisa mengantar dua dari empat anak lelakinya lulus kuliah di fakultas kedokteran. Keduanya pun kini sudah berdinas sebagai dokter spesialis penyakit dalam di Cirebon, dan dokter spesialis anestesi di Cianjur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semuanya tidak terlepas dari keputusan Yusuf Amin merantau dari Arjawinangun, Cirebon ke Bandung pada 1974 silam. Di tanah perantauan, Yusuf Amin kemudian mulai menggeluti dunia usaha dengan berjualan sekoteng dari jalan ke jalan.

Sekoteng hanya bertahan sekitar 3 tahun saja. Setelah itu, Yusuf Amin memutuskan untuk berjualan gorengan yang membuka jalan kesuksesannya di tanah perantauan. Perlahanan, Gorengan Cendana itu kemudian bisa mewujudkan mimpi-mimpi Yusuf hingga sekarang.

ADVERTISEMENT

"Jadi anak saya empat laki-laki semua. Yang pertama wiraswasta, yang keduanya dokter udah nikah sama dokter juga. Yang ketiga itu wiraswasta dan yang keempat yang bungsu dokter," kata Yusuf dalam perbincangannya bersama detikJabar beberapa waktu lalu.

Yusuf sebenarnya masih belum menyangka dua anaknya itu kini bisa menjadi dokter. Sebab awalnya, dia hanya punya prinsip keempat anak lelakinya harus bisa mengenyam pendidikan hingga ke tingkat perkuliahan supaya bisa mengangkat derajat keluarga.

Tapi memang, Yusuf Amin menganggap semua ini adalah garis tangan dari Tuhan. Karena, ketika dua anaknya masuk kuliah kedokteran, rezeki dari usaha Gorengan Cendana yang dia rintis seakan dibukakkan pintunya dengan begitu lebar.

"Saya mah kan dari kampung, enggak ngerti. Cuma waktu itu sama istri punya keinginan supaya anak ini semuanya yang penting bisa kuliah. Alhamdulillah, ternyata dikasih jalannya, dipermudah," ucap Yusuf Amin mengenang kembali masa-masa tersebut.

Dari sekian perjalanan yang sudah Yusuf lalu, ia masih mengingat pengalaman ketika anak keempatnya hendak masuk kuliah kedokteran. Saat itu, Yusuf Amin dan Gorengan Cendana-nya baru saja pindah dari Jalan Cendana ke Jalan Bengawan sekitar tahun 2006.

Sebelum ke tempat usaha yang sekarang, Yusuf Amin terlebih dahulu membuka dagangan di bilangan Jalan Bengawan. Hanya bermodal gerobak, dia kemudian memulai kembali usaha yang dirintisnya dengan tetap memakai nama Gorengan Cendana.

Namun kemudian, ujian datang. Yusuf Amin tidak mendapatkan restu untuk membuka usahanya di tempat yang baru. Sampai akhirnya, dia kemudian pindah ke lapak sederhana di Jalan Bengawan Nomor 56 hingga sekarang.

"Ujiannya itu pas anak yang keempat. Itu bagi saya lumayan berat. Tapi Alhamdulillah akhirnya bisa dilewatin juga," tuturnya.

Sekarang, Gorengan Cendana seakan membuka jalan bagi Yusuf untuk menggapai mimpi-mimpinya. Selama berjualan, dia tetap mempertahankan prinsip menjaga kualitas dagangannya.

Meski tak merinci berapa pendapatan yang bisa Yusuf dapatkan dari Gorengan Cendana. Tapi setidaknya, Yusuf bisa menghabiskan puluhan kilogram adonan dengan omzet yang mencapai sekitar puluhan hingga seratusan juta setiap bulan.

"Namanya usaha pasti ada naik turunnya. Tapi buat saya sekarang, jalannya Alhamdulillah sudah dibuka sama Allah," begitulah obrolan Yusuf bersama detikJabar.

Menutup perbincangannya, Yusuf pun tak sungkan berbagi tips maupun pengalaman bagi siapa saja yang berencana merintis usahanya. Salah hal penting menurut pria yang sudah menunaikan ibadah Haji pada 1988 ini adalah, kerja keras, sabar dan ikhtiar menjadi kunci utama jika ingin bertahan mengembangkan usaha.

"Harus kerja keras, harus sabar. Karena usaha apa yang penting bisa jaga kualitas, rasa, supaya bisa ngejaga kepercayaan pelanggan," pungkasnya.




(ral/mso)


Hide Ads