Harga BBM resmi dinaikkan pemerintah pada Sabtu (3/9/2022). Naiknya harga BBM tersebut dikeluhkan sejumlah pedagang bensin eceran di Karawang.
Meski masih dalam ruang lingkup ilegal, sejumlah pedagang eceran ini telah mengantongi surat izin berupa izin usaha atau keterangan usaha kecil dari kelurahan atau pemerintah desa setempat.
Cecep (45) pedagang bensin eceran asal Cintalanggeng, Kabupaten Karawang mengaku merasa kesulitan saat belanja bensin di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
"Kemarin sore itu resmi naik, sejak pagi memang saya antisipasi sudah sewa mobil untuk belanja bensin eceran. Namun tetap saja tak dapat harga baru," kata Cecep saat diwawancara di SPBU Jalan Raya Loji-Pangkalan, Minggu (4/9/2022) dini hari.
Ia menuturkan, sejak setahun lalu pengecer bensin memang sudah kesulitan di SPBU akibat adanya kebijakan baru di Pertamina.
"Setahun yang lalu kan masih bisa kita minta tukang ojek beli pakai jerigen, itu masih ringan. Sekarang ini kan tidak, pembelian harus pakai mobil itu lebih ribet," kata dia.
Setiap kali pembelian ke SPBU, Cecep hanya bisa membeli bahan bakar dengan menyewa minibus berkapasitas bahan bakar 43 liter.
"Kalau belanja sewa mobil, satu hari kan Rp 350 ribu, jadi sekali belanja full tank, itu dapat 40 liter, sebenarnya kapasitas 43 liter, tapi 3 liter kita sisakan untuk mobil itu jalan. Kalau satu hari full dengan antrean yang normal biasanya bisa 3 kali belanja," paparnya.
Jika antrean normal, kata Cecep, sekali belanja hanya membutuhkan waktu lima jam ke SPBU terdekat berjarak 12 kilometer dari rumahnya.
Namun, sejak BBM jenis Pertalite, Solar dan Pertamax naik kemarin, ia sama sekali tak kebagian BBM karena padatnya antrean.
"Saya antri jam 10 pagi Sabtu kemarin, itu dapat lah Pertalite sekali belanja, cuma pas siangnya balik lagi udah full antrean, apa lagi setiap belanja itu sekarang kan scan barcode," katanya.
Untuk formulasi harga jual baru dikatakan Cecep, ia mungkin akan menjual dengan formulasi harga lama dengan penghitungan untung yang sama.
"Dulu kan Pertalite kita jual Rp 10 ribu, nah sekarang paling Rp 12 ribu, hitung-hitungannya tetap sama, kita untung Rp 1.000, sebab yang seribu dipotong ongkos jalan. Cuman kita bingung ni yang Pertamax mau dijual berapa, orang pasti pikir dua kali beli bensin harganya Rp 17 ribu, makanya saya nggak belanja Pertamax," ungkapnya.
Curhat kurir paket harus kurangi jatah makan. Simak di halaman selanjutnya.
(orb/orb)