Pemerintah Kota Cimahi meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana Geo-Hidrometeorologi di musim penghujan sejak Oktober hingga Mei mendatang.
Salah satu upayanya yakni dengan menyelenggarakan kegiatan Penerapan Sekolah/Madrasah Aman Bencana (S/MAB) tahun 2024 berlokasi di SMPN 2 Cimahi dan SMPN 3 Cimahi.
Kegiatan tersebut diikuti oleh warga satuan pendidikan SMPN 2 dan SMPN 3 Kota Cimahi, unsur Kelurahan Setiamanah, unsur Kelurahan Baros, UPTD Puskesmas Padasuka dan Puskesmas Baros, FPRB Kelurahan Baros, FPRB Kelurahan Setiamanah, dan pengurus RW setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pj Sekretaris Daerah Kota Cimahi, Budi Raharja menyebutkan Sekolah/Madrasah Siaga Bencana adalah salah satu upaya yang sangat penting untuk memastikan keselamatan dan keamanan siswa, guru, serta warga sekolah lainnya.
"Pendidikan tentang bencana tidak hanya akan menyelamatkan mereka dalam situasi darurat, tetapi juga akan menumbuhkan rasa kepedulian terhadap sesama dan lingkungan sekitar," kata Budi mewakili Pj Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi usai pelaksanaan kegiatan.
Melalui kegiatan sekolah siaga bencana, pihaknya berharap generasi muda sudah sadar dan dapat membentuk sikap serta perilaku tanggap bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
"Mitigasi terhadap potensi bencana itu menjadi tanggungjawab semua, bukan cuma masyarakat tapi juga peserta didik," katanya.
Budi menjelaskan terdapat tiga pilar utama satuan pendidikan aman bencana yaitu fasilitas sekolah aman, manajemen bencana di sekolah,.dan pendidikan pencegahan dan pengurangan risiko bencana.
Adapun terkait tiga pilar utama satuan pendidikan aman bencana tersebut adalah perawatan gedung/bangunan, mitigasi non-struktural, keselamatan terhadap bencana, rencana kesiapsiagaan bencana di tingkat keluarga, latihan/simulasi bencana di sekolah yang secara mandiri dapat terus dilakukan secara kontinyu.
"Saya berharap simulasi ini bisa dilakukan secara rutin oleh pihak sekolah secara mandiri di sekolah itu melakukan simulasi secara Intens supaya terbiasa ketika menghadapi bencana yang sesungguhnya," katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Cimahi, Fithriandi Kurniawan menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan SMAB adalah untuk membangun budaya siaga, budaya aman dan budaya pengurangan risiko bencana di sekolah.
"Serta menyebarluaskan dan mengembangkan pengetahuan kebencanaan ke masyarakat luas melalui satuan pendidikan sekolah," kata Fithriandi.
Materi yang diberikan terdiri dari workshop penerapan sekolah/madrasah aman bencana, pembentukan tim siaga bencana sekolah, praktik membuat pemetaan jalur evakuasi sekolah, standar operating prosedur (SOP) evakuasi mandiri bencana gempa bumi, dan terakhir simulasi evakuasi mandiri bencana gempa bumi.
"Salah satunya potensi gempa bumi yang memang menjadi ancaman nyata untuk wilayah Kota Cimahi, perlu dimitigasi dan diedukasi sejak dini bagi peserta didik," katanya.
(yum/yum)