Jabar Hari Ini: Mulai Hilangnya Pulau Sampah di Sungai Citarum

Jabar Hari Ini: Mulai Hilangnya Pulau Sampah di Sungai Citarum

Tim - detikJabar
Kamis, 13 Jun 2024 22:00 WIB
Foto udara sampah plastik yang mengendap di Sungai Citarum di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (12/6/2024). Dari data dari Dinas LHK Kabupaten Bandung Barat, mencatat sampah yang mengendap sejak Jumat (7/6/2024) di Sungai Citarum kawasan Batujajar tersebut memiliki panjang 3 kilometer serta lebar 60 meter dan diperkirakan volume sampah plastik lebih dari 100 ton. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/YU
Pembersihan Pulau Sampah di Sungai Citarum (Foto: ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI)
Pangandaran -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Kamis (13/6/2024). Mulai dari perpisahan sekolah di Pangandaran berujung tenggelam hingga pulau sampah di Sungai Citarum mulai menghilang.

Berikut rangkuman Jabar hari ini:

1. Jabar Diguyur Dana Desa 2024 Rp 6,19 T

Provinsi Jawa Barat mendapat kucuran dana desa untuk 2024 sebesar Rp 6.190.306.310.000 atau sekitar Rp 6,19 triliun. Dana tersebut disediakan untuk desa yang berada di 18 kabupaten di Jabar, plus Kota Banjar yang memiliki 16 desa di wilayahnya.

Dikutip detikJabar dalam laman Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Kamis (13/6/2024), dari 18 kabupaten di Jabar, Kabupaten Bogor menjadi daerah tertinggi yang mendapat kucuran dana desa. Di wilayah yang memiliki total 416 desa tersebut, pemerintah menyediakan anggaran sebesar Rp 599.108.260.000 atau sekitar Rp 599 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam penelusuran, Kecamatan Pamijahan di Kabupaten Bogor menjadi wilayah paling tinggi yang mendapat kucuran dana desa. Di kecamatan yang memiliki 15 desa tersebut, anggaran dana desa yang disiapkan yaitu sebesar Rp 25.479.866.000 atau sekitar Rp 25,4 miliar.

Selanjutnya, kabupaten dengan dana desa terbesar lainnya adalah Garut. Wilayah yang memiliki 421 desa tersebut mendapat kucuran dana desa dari pemerintah sebesar Rp 487.787.207.000 atau sekitar Rp 487 miliar.

ADVERTISEMENT

Kemudian, wilayah selanjutnya yang mendapat dana desa paling besar yaitu Kabupaten Cirebon. Dengan jumlah 412 desa, Cirebon mendapat kucuran dana desa dari pemerintah sebesar Rp 462.020.082.000 atau sekitar Rp 462 miliar.

Sementara, dalam data yang dirangkum detikJabar, Purwakarta, Pangandaran dan Kota Banjar menjadi daerah yang tercatat paling minim mendapatkan kucuran dana desa. Di Purwakarta misalnya, dengan 183 desa, kabupaten ini tercatat mencapat dana desa sebesar Rp 189.493.694.000 atau sekitar Rp 189 miliar.

Selanjutnya, yaitu Pangandaran yang memiliki 93 desa mendapat kucuran dana desa sebesar Rp 97.056.337.000 atau sekitar Rp 97 miliar. Sedangkan, Kota Banjar, mendapat kucuran dana desa Rp 17.565.600.000 atau sekitar Rp 17 miliar, lantaran memiliki 16 wilayah yang berstatus desa di daerah kota tersebut.

2. Perpisahan Sekolah di Pantai Pangandaran Berujung Hafid Hilang Tenggelam

Kamis (13/6/2024) pukul 08.30 WIB, empat remaja asal Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terseret ombak di Pantai Pangandaran. Keempat remaja tersebut merupakan pelajar dari MTS Persis Katapang, Kabupaten Bandung, yang sedang mengikuti acara perpisahan sekolah di Pangandaran.

Empat pelajar yang terlibat adalah Sidqi (15), Rafi (15), Agil Ramdhan (15), dan Hafid Arrafi (15). Dari keempat pelajar tersebut, tiga di antaranya berhasil selamat sementara satu orang, yakni Hafid, warga Desa Bojongkunci, Kecamatan Pamengpeuk, Kabupaten Bandung, masih hilang.

Wali kelas korban di MTS Persis Katapang Bandung, Hilman Arif, menjelaskan keempat pelajar tersebut memisahkan diri dari rombongan dan menyewa buggy boat untuk berenang.

"Sebelum terseret ombak, empat pelajar itu melakukan aktivitas berenang dengan menggunakan buggy boat. Namun, selang beberapa waktu datang ombak besar sehingga menghantam keempat siswa itu hingga ketengah sekitar 30 meter," kata Hilman saat ditemui di Pantai Pangandaran, Kamis (13/6/2024).

Menurut Hilman, keempat pelajar tersebut berenang di lokasi yang berbeda dari teman-temannya. Awalnya, ada lima orang yang berencana berenang, namun satu di antaranya tidak ikut ke laut. "Yang berenang ke laut ada empat orang," ucapnya.

Salah satu siswa yang selamat menceritakan bahwa mereka awalnya bermain melawan ombak dengan menggunakan buggy boat. "Mereka berhasil melawan empat ombak, namun pada ombak kelima mereka terseret. Hafid sempat meminta bantuan dan berteriak 'tolong'. Sidqi berhasil diselamatkan dan dibawa ke darat, namun Hafid belum ditemukan," ungkap Hilman.

Hilman juga menambahkan sebelum berenang, para siswa sudah diberi izin dan diingatkan oleh guru-guru untuk tidak berenang terlalu ke tengah dan tidak memisahkan diri dari rombongan.

Kasat Polairud Polres Pangandaran Iptu Anang Tri mengatakan kondisi ombak saat kejadian memang sedang tinggi dengan ketinggian 2 hingga 3 meter, meskipun cuaca cerah.

Setelah proses pencarian, tim SAR gabungan akhirnya menemukan jasad Hafid sekitar pukul 15.30 WIB. Hafid ditemukan dalam keadaan tak bernyawa.

"Jenazah Hafid ditemukan tengkurap di pesisir pantai Pangandaran dengan jarak 200 meter dari lokasi kejadian," ujar Kepala Basarnas Pangandaran Edwin.

Menurut Edwin, Hafid yang merupakan pelajar asal ditemukan oleh seorang wisatawan yang tengah berfoto-foto di pesisir pantai. "Ditemukan oleh wisatawan yang lagi foto-foto," katanya.

3. Kala Sabu 23,9 Kg Berakhir Jadi 'Jus' di Tangan Polda Jabar

Sabu sitaan seberat 23,9 kilogram harus hancur lebur di tangan Direktorat Reserse Narkoba Polda Jawa Barat. Barang haram tersebut dimusnahkan setelah gagal beredar di wilayah Tanah Pasundan.

Pemusnahan sabu dilakukan dengan cara mencampur narkoba tersebut menggunakan cairan asam sulfat (H2SO4). Bermodal wadah yang diisi cairan kimia tersebut, sabu puluhan kilogram itu lalu hancur lebur menjadi bentuk menyerupai jus berwarna keputihan.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Jules Abraham Abast mengatakan, pemusnahan puluhan kilogram sabu itu dilakukan dari hasil penangkapan 7 tersangka sudah dijebloskan ke penjara. Mereka di antaranya LT alias B, AAS alias O, AT alias P, LS alias G hingga HGP.

"Barang bukti saat ini dari enam laporan sebanyak kurang lebih 23.932,6 gram," katanya saat rilis ungkap kasus di Mapolda Jabar, Kamis (13/6/2024).

Jules mengatakan, ketujuh tersangka ditangkap dari 6 laporan polisi. Dari tersangka LP misalnya, polisi menyita 1,17 gram sabu yang siap diedarkan di wilayah Jabar.

Kemudian, dari tersangka AAS, polisi mengamankan barang bukti berupa 2,5 gram sabu, tersangka AT 3,6 gram sabu LS 44,82 gram sabu dalam 166 paket dan HGP 831,46 gram sabu.

"Kemudian, barang bukti sabu 2,3 gram dengan tersangka kedua dengan barang bukti sabu 20,627 gram," terangnya.

4. Pengantin Turut Jadi Korban Keracunan Massal

Dua orang warga masing-masing bernama Nasyifa (9) dan Nandang (55) meninggal dunia setelah menjalani perawatan akibat keracunan makanan hajatan. Polisi memeriksa sejumlah saksi termasuk penyelenggara acara tersebut.

Selain itu, sampel makanan dan minuman juga sudah dikirimkan ke laboratorium untuk pengecekan. Polisi sendiri masih menunggu hasilnya.

"Sementara saksi yang kita mintai keterangan yang punya hajat ya, itu acara pernikahan. Untuk korban kami masih menunggu kondisinya pulih. Untuk sampel makanan sudah di lab minuman juga tinggal nunggu hasil," kata AKP Deni Miharja, Kapolsek Sagaranten kepada detikJabar, Kamis (13/6/2024).

Deni engungkap, pasangan pengantin dan keluarga yang tinggal di Kampung Cimangir, Desa Pasanggrahan Kecamatan Sagaranten juga mengalami gejala serupa, yakni keracunan.

"Keluarga yang menggelar pernikahan juga juga sama merea mengalami keracunan, termasuk pengantinnya, hanya memang kondisi mereka kuat," ujar Deni.

"Untuk korban meninggal itu kan Balita dan Lansia, karena ada penyakit penyerta sehingga kondisinya lemah. Intinya oal penyebab masih dalam penyelidikan kami ya," pungkas Deni.

Ratusan warga dua diantaranya meninggal dunia usai menyantap makanan hajatan di Kampung Cimangir, Desa Pasanggrahan Kecamatan Sagaranten pada hari Minggu (9/6/2024).

Pihak Dinas Kesehatan bergerak cepat membangun Posko Darurat. Bupati Sukabumi Marwan Hamami dikabarkan sudah menetapkan peristiwa tersebut sebagai Kejadian Luar Biasa atau KLB.

"Data terbaru hingga hari ini yang masih menjalani perawatan di Puskesmas Sagaranten tersisa sebanyak 12 orang dari 94 orang yang kami tangani sejak awal. Untuk pasien yang sudah dinyatakan pulih sebanyak 82 orang," kata Kepala Puskesmas Sagaranten, Sudarna.

5. Pulau Sampah yang Menutupi Sungai Citarum KBB Mulai Menghilang

Pulau sampah yang sempat menutup badan Sungai Citarum, Desa Selacau, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) kini sudah mulai menghilang sedikit demi sedikit.

Sebelumnya, Sungai Citarum di wilayah Bandung Barat itu tertutupi pulau sampah sepanjang 3 kilometer dengan lebar 60 meter. Diperkirakan ada 200 ton sampah yang mengambang.

Upaya pembersihan Sungai Citarum dari sampah itu mulai dilakukan sejak Rabu (12/6/2024) sesuai titah Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin yang mengecek lokasi setelah viral di media sosial.

"Kemarin itu kondisinya (Sungai Citarum) kan tertutup sampah ya, untuk hari ini alhamdulillah karena ada hujan, airnya agak naik jadi sampah terdorong ke hilir," kata Petugas BBWS Citarum, Irma Sjofandie saat ditemui, Kamis (13/6/2024).

Terlihat petugas BBWS Citarum, Satgas Citarum Harum, DLH Provinsi Jawa Barat, dan petugas lainnya terus melakukan pengangkatan sampah yang mengambang di aliran sungai.

"Tetap penanganan pengangkatan dilakukan terus. Kita lakukan secara manual (menggunakan perahu) dan alat berat beko dari Satgas Citarum Harum Sektor 9. Kemudian ada kendaraan amfibi BBWS Citarum juga," kata Irma.

Bey Machmudin sebelumnya berjanji jika badan Sungai Citarum bakal bersih dari sampah dalam waktu seminggu. Meskipun menurut Irma, hal itu agak sulit dilakukan melihat banyaknya sampah yang mengapung.

"Kalau lihat kondisi kemarin sepertinya tidak mungkin seminggu, tapi alhamdulillah dengan bantuan alam berbeda sekali hari ini kondisinya dengan kemarin. Jadi ada upaya kita mengangkat sampah kemudian sampah terdorong ke hilir karena hujan," kata Irma.

Sampah Bakal Ditampung TPA Sarimukti
Sementara itu, 200 ton sampah yang diangkut secara berkala dari badan Sungai Citarum tersebut, kemudian bakal dibuang ke TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Bandung Barat.

"Memang biasanya juga sampah dari sana (Sungai Citarum) dibuang kesini, termasuk yang sekarang. Sebanyak apapun, memang tetap kita tampung," kata Koordinator Pengelola TPA Sarimukti, Zidni Ilman.

Kendati demikian, sampah Sungai Citarum yang dibuang ke TPA Sarimukti tidak bisa sekaligus lantaran berbagi jatah pembuangan dengan daerah lain di Bandung Raya.

"Tetap harus dicicil seperti daerah lain, soalnya kan Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, KBB, juga setiap hari membuang sampah ke kita. Semua harus terfasilitasi," kata Zidni.

Sementara saat ini, Zidni mengatakan sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti akan ditampung di zona 2. Meskipun kondisi TPA Sarimukti sudah over capacity.

"Kita tampung di zona 2, tapi kalau dengan tambahan 200 ton dari Sungai Citarum sepertinya masih aman," kata Zidni.

Halaman 2 dari 2
(bba/yum)


Hide Ads