Menengok Tradisi Arak Pengantin Padi di Indramayu

Menengok Tradisi Arak Pengantin Padi di Indramayu

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Rabu, 05 Jun 2024 16:30 WIB
Potret sepasang pengantin padi di Buyut Lumbung Dalem Indramayu
Potret sepasang pengantin padi di Buyut Lumbung Dalem Indramayu. (Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar)
Indramayu -

Tradisi pascapanen di Kabupaten Indramayu memiliki beragam keunikan. Salah satunya adalah tradisi mengarak pengantin padi yang merupakan simbol dari Sang Hyang Sri dan Dewi Sri menuju lumbung kuno untuk dijadikan sebagai bibit atau indung.

Prosesi ini diawali dengan merias dua gedeng padi menjadi sepasang pengantin di kediaman juru kunci Buyut Lumbung Dalem. Sepasang pengantin simbol Sang Hyang Sri dan Dewi Sri ini kemudian diarak menggunakan becak hias menuju lumbung kuno.

"Karena beliau identik dengan tokoh legendaris, Dewi padi itu ya Dewi Sri," kata Juru Kunci Buyut Lumbung Dalem, Hari Nuryani, kepada detikJabar, Rabu (5/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Panjang sejenis sesaji dan tumpengan yang dikemas dengan aneka hasil bumi dan makanan berderet mengiringi rombongan pengantin padi. Panjang ini nantinya akan disajikan kepada warga yang mengikuti doa bersama di area Buyut Lumbung Dalem sebagai prosesi puncaknya.

Sesampainya di pintu kebuyutan, seorang sesepuh melantunkan azan dan iqomah di hadapan sepasang pengantin padi. Hal ini dilakukan sesaat sebelum pengantin ditempatkan di dekat lumbung kuno.

ADVERTISEMENT

"Awal kita mempersiapkan indung yang kemarin kami ambil, kami rias sedemikian rupa seperti perwujudan boneka pengantin, lalu diarak dari rumah saya ke sini dan diiringi masyarakat yang membuat panjang makanan tadi itu ikut dalam barisan," kata Yani.

Antusias warga terlihat saat mengikuti prosesi adat yang dilakukan secara turun-temurun ini. Banyak warga dari berbagai daerah turut terlibat dalam prosesi ini.

Apalagi, mereka yang berasal dari luar Indramayu biasanya meminta sedikit gabah atau padi untuk dijadikan indung atau bibit.

"Bisa (bibit bisa diambil), tadi juga yang datang ke sini rata-rata minta bibit untuk masa tanam sadon (kemarau). Tadi itu ada dari Cilamaya, dari Subang, Karawang, Bongas, Gabus dan Cikarang," ujarnya.

Prosesi ini tidak selesai di situ saja. Pada hari berikutnya, prosesi ngunjung Buyut Lumbung Dalem masih berlanjut dengan prosesi ngeleb, yaitu memasukkan sepasang pengantin dan sejumlah bibit padi lainnya ke dalam lumbung kuno.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads