Dua warga di Sukabumi bernama Fatah Yamani (40) dan M Rafli (16) tewas tersambar petir saat berteduh di tengah hujan deras. Peristiwa itu terjadi di Jl. Primer Kp. Cimenteng Rt 003/005 Desa Sukamulya Kecamatan Cikembar pada Minggu (21/4/2024) lalu.
Merespons kejadian tersebut, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu menjelaskan fenomena alam yang terjadi di sana. Dia mengatakan, ada 8 sambaran petir yang terjadi di sekitar lokasi berdasarkan rekaman peralatan Jaringan Lightning Detector Nexstorm di Sekitar Jawa Barat (Kertajati, Serang, Bandung, Jakarta, Bogor).
"Pada Peta Sebaran Petir yang terjadi pada tanggal 21 April 2024 terdeteksi delapan sambaran petir sekitar radius satu kilometer lokasi kejadian," kata Ayu, sapaan akrabnya dalam keterangan yang diterima detikJabar, Rabu (24/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, sambaran petir terdekat terjadi pada pukul 13:59 WIB yang berlokasi di tenggara dari lokasi kejadian (6.9256 LS, 106.7797 BT), dengan jarak terdekat sekitar 395.61 m, dengan tipe petir CG+ (cloud to ground positif).
"Berdasarkan interpretasi citra radar terpantau pertumbuhan dua sel awan di wilayah Sukabumi bagian utara yang berbatasan dengan Kab Bogor pada pukul 12.27 WIB. Kedua awan bergerak ke arah barat daya kemudian meluas bergabung memasuki wilayah Cikembar, Kab Sukabumi sekitar pukul 13.55 hingga 14.11 WIB," jelasnya.
Ayu mengatakan, awan terpantau meluruh sekitar pukul 14.59 WIB. Nilai reflektifitas maksimum radar mencapai 40-50 dBZ. Kondisi ini mengindikasikan adanya hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang di wilayah Cikembar, Kabupaten Sukabumi.
Kemudian, dari interpretasi citra radar cuaca, citra satelit dan pengukuran hujan alat otomatis terkihat jika wilayah Sukabumi terjadi hujan lebar atau ekstrem. Pihaknya juga merekam jika sambaran petir yang menimpa korban terjadi pada pukul 14:00 WIB.
"Hasil overlay data radar cuaca dan sambaran petir terdapat kejadian sambaran petir di sekitar lokasi terdampak (Kec Cikembar, Kab Sukabumi) pada pukul 14.00 WIB," sambungnya.
BMKG juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada akan potensi bencana hidrometeorologi. Dia membagikan beberapa tips untuk menghindari sambaran petir saat hujan ekstrem.
"Jika sudah mendengar suara guntur, segera masuk ke dalam ruangan atau rumah, namun jika sedang berada di luar rumah segeralah masuk ke dalam mobil. Apabila sedang berada di kolam renang, segeralah naik dan menjauh dari kolam, karena sambaran petir dapat menghantarkan energi ke air," kata Ayu.
Kemudian, jangan berlindung di bawah pohon, apabila pohon tersambar petir energinya dapat melompat ke tubuh. Jauhi tiang listrik, menara, atau sesuatu yang tinggi yang mudah tersambar petir. Jangan berada tempat terbuka seperti di lapangan, sawah, taman karena petir akan mencari tanah untuk melepaskan energinya.
"Apabila sedang mengendarai motor, segeralah berhenti dan cari tempat untuk berlindung. Jika sedang berteduh di luar ruangan, atur jarak 3-5 meter dengan orang lain agar terhindar dari lontaran energi saat ada petir. Apabila sedang berkemah dan hujan disertai petir, segera masuk dan berlindung di dalam tenda, jangan berada di lapangan terbuka serta nonaktifkan atau jangan menggunakan handphone," tutupnya.
(dir/dir)