Sambaran Maut Petir di Sukabumi

Jabar Sepekan

Sambaran Maut Petir di Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Minggu, 02 Mar 2025 19:00 WIB
Ilustrasi petir menyambar di pegunungan
Ilustrasi petir. (Foto: Pexels/Frank Cone)
Sukabumi -

Langit gelap menggantung di atas Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, pada Rabu siang (26/2/2025). Hujan deras turun, disertai gelegar petir yang menyambar dari kejauhan. Di sebuah bangunan setengah jadi yang sedang dibangun di kawasan kebun singkong, sekelompok pekerja berusaha berteduh. Mereka mengira badai akan segera reda.

Sekitar pukul 14.00 WIB, kilat membelah langit, menyambar saung tempat mereka berlindung. Suara dentuman keras menggema, jeritan panik membelah udara. Dua orang meninggal di tempat, sementara dua lainnya mengalami luka berat.

Video berdurasi 46 detik yang beredar di media sosial memperlihatkan seorang korban ditandu menggunakan kain sarung, lalu dinaikkan ke atas kendaraan bak terbuka. Suara seorang perempuan dalam rekaman terdengar histeris, "Astaghfirullahaladzim ya Allah, kabentar (tersambar petir) gelap tadi siang orang Cigaru ya Allah."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Camat Simpenan, R. Ade Akhsan Artadiredja, membenarkan kejadian tersebut. "Informasinya dua orang meninggal dunia dan dua lainnya luka berat setelah petir menyambar sebuah bangunan di kebun singkong yang tengah dibangun," ujarnya kepada detikJabar, Kamis (27/2/2025).

Korban meninggal adalah Ahmad Saepuloh (36), warga Kampung Cigadog 3, Desa Kertajaya, dan Abas (55), warga Kampung Pasir Lame, Desa Ciemas. Sementara itu, korban luka kritis adalah Idris (62), warga Kampung Citepus Tengah, Desa Citepus, dan Dodo (23), warga Kampung Pasir Lame, Desa Ciemas.

ADVERTISEMENT

Kilatan Maut di Tengah Hujan

Menurut Babinsa Kertajaya, Serda Zaiful Ansori, sebelum petir menyambar, para pekerja berteduh di dapur bangunan yang sudah beratap. Namun, karena hujan disertai angin kencang, air tetap masuk, sehingga mereka berpindah ke ruang depan yang lebih terlindung.

"Ketika langit mulai terang dan petir terdengar semakin jarang, korban pertama naik ke lantai dua untuk menutupi bagian atas dengan asbes agar air tidak masuk ke lantai satu. Korban kedua berdiri di tangga, membantu menyodorkan asbes dari bawah. Namun, saat keduanya tengah bekerja, kilatan petir menyambar," ungkap Zaiful.

Dampak sambaran begitu dahsyat. Tubuh korban terpental, sementara rekan-rekan mereka berusaha menyelamatkan diri. Salah satu pekerja yang selamat merangkak keluar dari saung, mencari bantuan ke tetangga yang berada di atas bukit. Babinsa dan aparat desa segera datang untuk mengevakuasi korban.

Proses evakuasi berlangsung dramatis. Lokasi kejadian terpencil, berjarak sekitar dua kilometer dari jalan utama. Warga dan aparat menggunakan tandu darurat dari kain sarung, karung, serta batang pohon untuk membawa korban ke kendaraan.

"Jaraknya kurang lebih dua kilometer dari lokasi kejadian ke kendaraan, pakai sarung, ada karung juga, kita pakai kayu dan batang pohon untuk mengangkut korban," kata Zaiful.

Jenazah Dimakamkan, Korban Luka Masih Berjuang

Jenazah Ahmad Saepuloh dimakamkan malam harinya, pukul 21.20 WIB, di pemakaman umum Kampung Cigadog, Desa Kertajaya. Sementara dua korban luka masih menjalani perawatan intensif di RSUD Palabuhanratu.

Humas RSUD Palabuhanratu, Billy Agustian, membenarkan bahwa dua korban luka mendapat luka bakar serius. "Satu orang masih di IGD sementara satu lagi dalam penanganan medis di ruang rawat," katanya.

Salah satu korban, berinisial AI, masih berada di IGD. "Korban masih di IGD, kami sudah sarankan untuk mendapat rujukan ke RSUD R Syamsudin SH (Burn Centre), namun keluarga menolak," imbuh Billy.

Adapun dua korban meninggal dunia, berinisial E dan A, langsung dibawa ke rumah duka tanpa sempat dibawa ke rumah sakit. "Tidak dibawa ke rumah sakit, mereka meninggal dunia di tempat," pungkas Billy.

(sya/orb)


Hide Ads