Di Kota Cimahi, sedikitnya ada 12 petugas penyelenggara pemilu yang dilarikan ke puskesmas bahkan ada yang sampai dirujuk ke rumah sakit karena kelelahan selama bertugas.
"Sampai hari ini, data yang masuk itu ada 12 orang yang ditangani. 11 petugas KPPS dan 1 petugas Linmas," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Mulyati saat dikonfirmasi, Kamis (15/2/2024).
Sepuluh petugas KPPS itu mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan Myalgia atau nyeri otot. Rata-rata usia petugas KPPS yang jatuh sakit itu berusia 20 sampai 50 tahun.
"10 petugas ini ditangani di puskesmas. Ada yang ISPA dan Myalgia, tapi setelah ditangani kondisinya membaik. Semuanya sudah diizinkan pulang," kata Mulyati.
Lalu dua anggota KPPS sisanya terpaksa dirawat di Rumah Sakit Dustira dan RS MAL. Kondisi kesehatan mereka menurun lebih parah ketimbang sepuluh anggota KPPS yang ditangani puskesmas.
"Untuk yang ditangani di rumah sakit ini karena fabris atau demam lalu satu orang lagi itu gastritis atau nyeri lambung," kata Mulyati.
23 Petugas di KBB Juga Bertumbangan
Sementara di Bandung Barat, setidaknya 23 petugas yang dilarikan ke rumah sakit dan puskesmas pada Rabu (14/2/2024). Rinciannya sembilan anggota KPPS, tiga anggota PPS, lima anggota PPK, lima petugas lainnya serta saksi, lalu seorang linmas.
Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan Widjayanto mengatakan 23 penyelenggara pemilu itu rata-rata mengalami kelelahan akut akibat terlalu diforsir.
"Catatan kita itu 23 petugas yang kelelahan karena tugasnya ya. Kemudian langsung ditangani petugas kesehatan yang ada di dekat setiap TPS," kata Hernawan saat dikonfirmasi.
23 petugas yang mengalami kelelahan akut itu tak sampai ada yang dirujuk ke rumah sakit. Selepas penanganan, mereka diminta rehat sementara waktu untuk memulihkan kondisinya.
"Setelah diperiksa dan diberi obat, kemudian diminta istirahat. Tidak sampai dirujuk ke rumah sakit, karena hanya kelelahan," kata Hernawan.
Tenaga kesehatan Dinkes KBB memang disiagakan di setiap puskesmas dan rumah sakit selama pelaksanaan pemilu serentak 2024 sejak H-1 hingga H+5 pemungutan suara.
"Jadi kami mengantisipasi kejadian petugas KPPS yang bertumbangan kelelahan sampai meninggal dunia seperti di Pemilu 2019 lalu," kata Hernawan. (yum/yum)