Kisah Nabi Muhammad SAW Ditawari Susu dan Khamr Saat Isra Miraj

Kisah Nabi Muhammad SAW Ditawari Susu dan Khamr Saat Isra Miraj

Dian Nugraha Ramdani - detikJabar
Kamis, 08 Feb 2024 05:00 WIB
Ragam ucapan Isra Miraj 2023 sudah dapat diketahui. Peringatan Isra Miraj 2023 jatuh pada Sabtu, 18 Februari 2023 dan ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Riza Azhari)
Bandung -

Diyakini semua umat Islam di dunia, peristiwa Isra Miraj merupakan perjalanan yang suci. Selain diabadikan di dalam Al-Quran, penjelasan nabi kepada para kaum Quraisy yang menggugat perjalanan itu, tentang suasana perjalanan dari Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, juga sangat akurat dan membuktikan bahwa nabi tidak membual.

Nabi, sesuai hadis dari Sahih Muslim nomor 278, menjelaskan:

"Sungguh aku telah diperlihatkan suatu ruangan, sedangkan orang-orang Quraisy malah menanyakan tentang hal-hal yang tidak aku ketahui tentang Baitul Maqdis (Masjidil Aqsa). Betapa aku tidak pernah merasakan kegelisahan hati semacam itu sebelumnya (karena merasa dituntut untuk membuktikan peristiwa yang tidak rasional -penerj.). Kemudian Allah SWT mengangkat miniatur masjidil Aqsha ke permukaanku, sehingga aku bisa melihat kembali peristiwa tadi malam dan menjawab atas pertanyaan-pertanyaan kaum Quraisy tersebut secara detail,"

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berjumpa dengan Para Nabi Terdahulu

Dalam perjalanan Mi'raj dari Baitul Maqdis atau Masjid Al-Aqsa ke Sidratul Muntaha, nabi menembus lapisan langit yang di setiap lapisan itu tinggal nabi-nabi terdahulu mulai dari Adam AS, Ibrahim AS, hingga Isa AS.

Sidratul Muntaha yang menjadi tujuan perjalanan suci itu merupakan sebuah tempat yang tak seorang pun bisa menjangkaunya kecuali atas seizin Allah SWT. Sampai ke tempat itu juga Jibril AS bisa mengantar nabi Muhammad SAW. Setelah Sidratul Muntaha, nabi beranjak ke Mustawan untuk menghadap dzat ilahiah.

ADVERTISEMENT

Daru Qutni, dkk di dalam Journal of Arabic Learning and Teaching (2021) menjelaskan Sidratul Muntaha adalah sebuah pohon besar dan rindang yang mengalir di sekitarnya empat sungai. Dua sungai berada di area surga dan dua lagi di luarnya.

Di Sidratul Muntaha, demikian Daru Qutni menjabarkan, Nabi Muhammad SAW melihat ragam warna yang menutupi pohon tersebut. Dan di tempat itu pula, Muhammad SAW melihat wujud asli malaikat Jibril AS.

Dalam perjalanan ke Sidratul Muntaha, nabi melintasi berlapis langit dan berjumpa dengan para nabi terdahulu. Di langit pertama, Muhammad SAW berjumpa dengan Nabi Adam AS; Di langit kedua berjumpa dengan Nabi Yahya AS dan Isa AS; Di langit ketiga Muhammad SAW berjumpa dengan Nabi Yusuf AS; Di langit keempat ada Nabi Idris AS; Di langit kelima ada Nabi Harun AS; Di langit keenam ada Nabi Musa AS; Dan di langit ketujuh Muhammad SAW bertemu Nabi Ibrahim AS.

Perjumpaan dengan Nabi Ibrahim AS

Dalam setiap langit, nabi memberi salam kepada para nabi terdahulu. Sebaliknya, para nabi pun menjawab salam yang diucapkan Muhammad SAW.

Tak terkecuali saat berjumpa dengan Ibrahim AS, bapak yang kemudian dari keturunannya terbit tiga agama besar, Islam, Yahudi, dan Kristen. Yang disebut pula agama Abrahamik.

"Kemudian, aku (Rasulullah SAW) bertemu dengan nabi Ibrahim AS, beliau menyambut, "Selamat datang, wahai nabi yang shalih dan anak yang shalih."

Demikianlah awal perjumpaan Muhammad SAW dan Ibrahim AS.

Ditawari Susu dan Khamr

Sejumlah riwayat memberi penjelasan bahwa ketika Isra Mi'raj, nabi Muhammad SAW merasakan haus. Jibril lalu membawakannya tiga jenis minuman dalam wadah.

Satu wadah berisi susu, satu wadah berisi madu, dan satu lagi berisikan arak. Nabi lalu memilih susu dan direspons Jibril AS dengan pujian bahwa nabi telah menentukan pilihan yang tepat dan itu merupakan fitrah (sejatinya) Islam.

Pada riwayat lain, sebagaimana dinukil Syaikh Nashiruddin Al-Albani, ulama hadis kontemporer (1914-1999) dalam "Isra Mi'raj, Kumpulan Hadis dan Takhrijnya" terjemahan bahasa Indonesia oleh M. Romlie Shofwan (2000), ada riwayat dari Abu Hurairah.

Riwayat itu menjelaskan bahwa yang menawari susu dan arak adalah Nabi Ibrahim AS. Ketika Muhammad SAW berjumpa dengan Ibrahim AS didampingi Jibril AS.

"Setelah itu aku berjumpa dengan nabi Ibrahim AS, sedangkan menurutku, aku adalah orang yang paling serupa dengan beliau di antara anak-anak keturunannya. Kemudian nabi Ibrahim membawakan dua buah tempat minuman (wadah) kepadaku. Satu di antaranya berisi air susu, dan yang satunya lagi berisi arak (khamer). Jibril berkata kepadaku, 'Ambil dan minumlah salah satu dari kedua minuman ini yang engkau sukai! 'Lalu aku mengambil air susu dan meminumnya. Kemudian dia berkata, 'Engkau telah mengambil apa yang menjadi fitrah (Islam dan istiqamah). Ingat, sungguh seandainya engkau mengambil arak (khamr), niscaya umatmu tersesat semua." (HR Al-Bukhari)

Meskipun beda redaksi hadis, pada satu riwayat ada tiga minuman yang ditawarkan kepada nabi, pada riwayat yang lain ditawarkan dua minuman, yakni arak dan susu. Pada semua riwayat itu sama hasilnya, Nabi Muhammad SAW memilih susu. Pilihan itu menandakan bahwa kelak umat nabi adalah umat yang lurus.

Adapun perbedaan redaksi dalam periwayatan hadis merupakan hal yang sering ditemukan dalam ilmu penelaahan hadis (Musthalahul Hadits). Yang terpenting dari sebuah riwayat adalah mutawatir (diriwayatkan banyak orang dan sanadnya tersambung).

Wallahu a'lam.

(iqk/iqk)


Hide Ads