Ribuan bungkus obat saset ditemukan berserakan tidak jauh dari kawasan Bukit Senyum, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Diduga obat saset itu disalahgunakan oleh oknum pelajar.
Penyalahgunaan obat saset jenis tersebut di kalangan oknum pelajar ternyata bukan rahasia umum. Kalangan pendidikan di Kabupaten Sukabumi bahkan sempat mengeluarkan imbauan kepada para pemilik warung untuk membatasi penjualan obat jenis tersebut.
"Bukan rahasia umum dan itu sempat dulu waktu menjabat Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Kesiswaan pernah berkomunikasi dengan kepolisian dan Satpol PP namun (pencegahan) obat itu tidak bisa begitu, ketika beli satu orang 10 ketika ditanya untuk mamah, beli lagi katanya untuk di warung, jadi memang sulit," kata Supriadi, salah seorang tenaga pendidik di Kabupaten Sukabumi, Senin (18/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Supriadi, bahkan ia pernah melakukan kunjungan ke rumah pelajar yang terindikasi menggunakan obat tersebut. "Sering mendapati siswa yang membawa obat saset jenis itu dan sempat home visit, dulu kan saya membuat tim waktu di sekolah namanya Barisan Inti Siswa (BIS) diambil dari pelajar yang kurang aktif untuk jadi mata-mata temannya di kosan, di tempat nongkrong sampai pernah kedapatan satu dus, dua dus obat jenis itu," bebernya.
Supriadi mengatakan, para siswa menggunakan obat itu hingga beberapa bungkus karena efek yang ditimbulkannya, "Ketika ada yang ketangkep saat kita interogasi alasan mereka biar fly. Namun faktanya mereka jadi lebih banyak melamun, intinya jadi kurang produktif saat belajar," ungkapnya.
Diketahui dari keterangan warga, sejumlah pelajar sempat beberapa kali kedapatan nongkrong di tempat ditemukannya ribuan bungkus obat saset tersebut.
"Sering lihat banyak pelajar sekolah menengah di sekitaran situ, nongkrong di gonggo (jembatan kecil untuk gorong-gorong). Kalau melintas, ada juga yang parkir motor sampai ke dalam jalan setapak," kata Hamim, salah seorang warga yang melintas kepada detikJabar.
Komentar Dinas Pendidikan
Terpisah, Kepala KCD Wilayah V, Kota/Kabupaten Sukabumi, Dinas Pendidikan Jawa Barat Lima Faudiamar mengatakan pihaknya akan membuat edaran kembali kepada sekolah untuk mengaktifkan kembali guru Bimbingan Konseling (BK) terkait fenomena tersebut.
"Kita akan membuat surat edaran kembali baik SMK, SMA, negeri maupun swasta agar lebih memperhatikan siswa-siswa yang diduga (terkait penyalahgunaan obat). Kita fungsikan guru BK konseling, agar dipantau ke sehariannya di dalam sekolah," kata Lima.
"Untuk kegiatan mereka pulang sekolah, para kepsek agar menugaskan para guru untuk memantau di titik-titik rawan yang nongkrong atau apa agar siswa segera pulang ke rumah seperti itu. Utamanya maksimalkan fungsi guru BK," sambung Lima.
Tidak hanya kewajiban pendidik, Lima juga akan meminta para orang tua untuk memperhatikan pergaulan para pelajar tersebut selepas sekolah.
"Ketika sudah lewat misalkan pulang ke rumah, tidak menutup kemungkinan si siswa itu keluar lagi, nah itu saya yang belum kepikiran mekanisme seperti apa, mungkin imbauan ke orang tua agar memerhatikan anaknya, ketika keluar lagi (dari rumah)," jelasnya.
Lima mengatakan tidak hanya memperhatikan penyalahgunaan obat saset tersebut. Tapi juga obat-obatan lain yang mungkin saja dikonsumsi oleh para pelajar termasuk penggunaan lem.
"Bukan obat jenis itu saja tapi dengan yang lainnya misalkan lem, sampai lem pun saya imbau agar jangan sampai itu terjadi. Sampai saat ini satuan pendidikan belum memberikan laporan utuh terkait penyalahgunaan barang itu. Artinya kita ada mitigasi sejak awal," pungkasnya.
Efek Konsumsi Obat Batuk Berlebihan
Sub Koordinator Sarana Kefarmasian pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Adi Permadi mengatakan penggunaan obat batuk secara berlebih dalam waktu bersamaan bisa membahayakan.
"Saya membahas dulu Dextromethorphan yang memang masuk ke dalam kategori obat bebas terbatas untuk kandungan itunya ya, dalam batas wajar itu biasa dipergunakan untuk mengatasi batuk kering," kata Adi, kepada detikJabar, Senin (18/12/2023).
Menurut Adi, kandungan dengan dosis wajar memang diperbolehkan, namun ketika digunakan secara berlebihan bisa memiliki dampak merusak organ tubuh apalagi digunakan dengan zat aktif lainnya.
"Sementara kejadian penyalahgunaan ini terkait dengan penggunaan dextro baik itu secara tunggal ataupun komindasi zat aktif lain dalam satu produk misalkan, dalam penggunaan yang besar kandungan ini memiliki efek semacan euforia tinggi, halusinasi ya, karena cara kerjanya menstimulasi susunan saraf pusat untuk merelaksasi. Kalau kaitan dengan batuk kering supaya otot polos tidak terangsang oleh batuk oleh alergen," jelasnya.
"Tapi dalam jumlah besar si kandungan ini bisa menstimulasi adanya efek halusinasi atau euforia seperti yang riang gembira itu secara efek samping. Penggunaan melebihi batas dosis yang ditentukan misalkan dosis rata-rata untuk empat kali maksimal empat kali pemberian gitu kan. Nah ini bisa terjadi efek yang euforia tadi dalam jumlah besar contoh penggunaan 10 bahkan 20 kali lipat dari dosis harian," bebernya menambahkan.
Efek lebih membahayakan tadi, dijelaskan Adi, bisa mengancam kesehatan tidak hanya dalam jangka panjang namun juga jangka pendek. Paling parah kerusakan pada hati hingga mengancam jiwa.
"Perlu diketahui juga, tentunya ada efek samping yang mengancam secara kesehatan, tentunya tadi penggunaan sesuai dosis diharapkan dapat menyembuhkan tetapi ketika dia dalam kondisi jumlah besar dan jangka panjang jelas akan ada efek samping yang menyebabkan kerusakan pada organ tubuh si pengguna itu sendiri," ungkap Adi.
Pemicu kerusakan hati dikarenakan penumpukan residu dalam kandungan Dextromethorphan karena digunakan secara berlebih juga berpotensi terjadi.
"Penumpukan dari residu dalam kandungan Dextromethorphan ini tidak bisa dikeluarkan oleh tubuh dalam jumlah besar. Sehingga dia bisa menyebabkan kerusakan pada hati lalu dalam jangka pendek dengan dosis besar bisa menimbulkan pusing, mual muntah begitu kan," kata Adi.