Manfaat Art Therapy bagi Kesehatan Mental Seniman Kampung Jelekong

Manfaat Art Therapy bagi Kesehatan Mental Seniman Kampung Jelekong

Anggi Rustiana - detikJabar
Minggu, 15 Okt 2023 12:30 WIB
Pelukis di Budiman Art Gallery di Kampung Jelekong, Kabupaten Bandung.
Pelukis di Budiman Art Gallery di Kampung Jelekong, Kabupaten Bandung. (Foto: Anggi Rustiana/detikJabar)
Kabupaten Bandung -

Terapi seni atau art therapy merupakan bagian dari psikoterapi yang digunakan untuk menenangkan diri dan meningkatkan kesehatan mental. Tak hanya melukis, terapi seni juga mencakup kegiatan seperti menulis novel, puisi, menggambar, memahat dan kesenian lainnya.

Kampung Jelekong termasuk dalam 10 kampung wisata terbaik di Kabupaten Bandung. Kampung ini dihuni oleh seniman-seniman handal, mulai dari pelukis, dalang, pembuat wayang, penari dan masih banyak lagi.

Efek positif dari berkesenian juga dirasakan oleh para seniman di Kampung Jelekong. Salah satunya, seni lukis. Hal ini disampaikan oleh Iman Budiman, tokoh masyarakat sekaligus pemilik Budiman Art Gallery.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara psikologis lukisan juga bisa menjadi sebuah metode penyembuhan secara mental ya. Karena di dalam proses melukis itu kita dipaksa untuk tenang, untuk adem," ucap Budiman saat ditemui detikJabar, belum lama ini.

"Kadang ya namanya pelukis saya rasakan sendiri gitu kalau lukis karya pribadi secara idealis itu saya harus menunggu titik yang pas, titik yang tepat. Ketika titiknya udah tepat kejiwaan saya sudah stabil baru bisa melukis," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Iman Budiman yang akrab disapa Kang Budiman memang sudah menerima banyak pengunjung dari berbagai kota bahkan mancanegara. Tak sedikit dari mereka yang datang untuk belajar melukis. Kang Budiman menjelaskan bagaimana kejiwaan juga terlibat dalam proses melukis.

"Ada beberapa pengunjung yang datang untuk belajar. Selama proses belajar, saya jelaskan lukisan itu bagaimana, bagaimana jiwa kita terlibat. Jadi, ini bisa menjadi obat (kesehatan mental) buat mereka," cerita Budiman.

Menurutnya, kejiwaan termasuk suasana hati juga memengaruhi hasil karya. "Suasana hati itu berpengaruh ke karya sebenarnya. Nanti kelihatan di warna, goresan, itu secara otomatis. Badan kita itu punya pendeteksi. Saat kita mellow warna-warna yang dipilih juga akan berbeda. Biasanya kebanyakan biru karena warna itu sendiri energi dan secara otomatis itu ada kaitannya dengan suasana pikiran dan hati," jelas Budiman.

Kata Psikolog soal Art Therapy

Benarkah melukis cukup efektif sebagai terapi kesehatan mental? Begini penjelasan psikolog klinis Veronica Adesla tentang terapi seni.

"Ada efek terapeutik yang memang dihasilkan dari kegiatan melukis ataupun kegiatan seni lainnya. Efek yang memberikan pemulihan yang kemudian bisa membangun kesejahteraan diri. Nah, tapi sebenarnya perilaku melukis aja kalau tanpa ada pengarahan dan tujuan melepas stres belum tentu bisa muncul efek terapi," tutur Veronica saat diwawancarai detikcom, Jumat (22/09/2023).

Kegiatan seni tak semua memberi efek terapeutik. Biasanya seni yang memberikan efek terapeutik itu ketika tujuannya memang melepas stres.

"Misal menggambar doodling atau corat-coret karena iseng aja. Belum tentu ada efek terapeutiknya. Nah, kalau seniman, pelukis-pelukis ini pada saat melukis itu menyertakan sebuah tujuan untuk mengekspresikan emosi, mengekspresikan gambaran tertentu, mengekspresikan pemikirannya, mengekspresikan pengalaman hidupnya, channeling atau menghubungkan antara apa yang dirasakan hingga menjadi sebuah bentuk karya. Ya itu bisa menjadi efek terapeutik," jelas Veronica.

Terapi seni telah diterapkan di beberapa rumah sakit untuk mengobati pasien penyakit akut. Hal ini disetujui Veronica jika terapi seni bisa mengurangi rasa nyeri dan membangkitkan semangat untuk sembuh.

"Jadi gini, kalau kita mengekspresikan emosi, rasa sakit itu ke dalam sebuah gambar, gambar itu merepresentasikan rasa sakit kita dan kita buat lagi gambar yang mencerminkan kekuatan kita yang bisa membantu kita untuk menghadapi rasa sakit tersebut. Gambar hal-hal yang menyenangkan, hal-hal apa yang ketika kita mengingat itu bisa mendatangkan perasaan bahagia sehingga rasa sakit kita bisa berkurang. Itulah teknik-tekniknya," tuturnya.

Menurut Veronica, penggunaan terapi seni tidak bisa efektif buat semua orang karena ada orang-orang yang lebih cocok dengan jenis terapi lain. Mungkin terapi kognitif dan sebagainya.

"Bagi mereka yang memang memiliki jiwa seni, senang melakukan hal-hal yang berhubungan dengan seni, memiliki minat di bidang seni tentu ini bisa jadi media yang sangat efektif. Kembali lagi, efektifitas ini bergantung pada preference dari seseorang, kalau orang tersebut memiliki preference yang tinggi terhadap seni, merasa bisa terkoneksi melalui seni untuk bisa mengkomunikasikan, mengekspresikan dirinya maka terapi ini menjadi sangat efektif," pungkas Veronica.

(iqk/iqk)


Hide Ads