Cimin Maut Perenggut Nyawa Bocah SD

Jabar Sepekan

Cimin Maut Perenggut Nyawa Bocah SD

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 01 Okt 2023 19:00 WIB
Korban Keracunan Massal Dirawat di Puskesmas Saguling, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (28/9/2023).
Korban Keracunan Massal Dirawat di Puskesmas Saguling, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (28/9/2023). (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Cimahi -

Kasus keracunan massal kembali terjadi di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Kali ini 34 siswa menjadi korban dan 1 di antaranya meninggal dunia akibat keracunan aci mini atau cimin.

Kejadian ini terjadi di SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Selasa (26/9). Puluhan siswa itu mengalami keracunan usai mengkonsumsi makanan berbahan baku cimin.

1 siswa berinisial RRN (9) meninggal dunia usai mengkonsumsi cimin. Kondisi korban diperparah karena memiliki penyakit bawaan yakni tlashemia dengan jadwal rutin di RSHS Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kejadian ini, korban keracunan tidak langsung bertumbangan. Korban mulai mengalami keracunan 1-2 hari usai mengkonsumsi makanan itu.

"Untuk kasus keracunan massal ini, yang dirawat di puskesmas 15 orang, rawat jalan 13 orang, di RSCK 1 orang, RS Kartini 3 orang, klinik Assyida 1 orang, dan di RS Dustira itu 1 orang. Jadi sampai hari ini ada 34 orang," ujar kata Kepala Puskesmas Saguling Burhan kepada detikJabar, Kamis, 28 Oktober lalu.

ADVERTISEMENT

Dia menduga, penyebab keracunan massal ini akibat makanan cimin yang dikonsumsi para siswa pada Selasa, 26 September 2023 lalu.

"Dugaan penyebab itu jajanan cimin yang berasal dari olahan aci (tepung kanji). Rata-rata yang merasakan gejala itu memang mengonsumsi jajanan itu," ungkap Burhan.

Hingga Jumat, 29 September 2023 lalu, masih ada dua orang siswa yang masih menjalani perawatan. Sementara, lainnya sudah diperbolehkan pulang.

Burhan menambahkan, salah satu korban meninggal tak hanya karena keracunan saja, namun yang bersangkutan memiliki riwayat penyakit penyerta.

"Ada 1 yang meninggal, di RS Dustira. Tapi karena punya komorbid atau penyakit penyertanya itu thalasemia. Riwayat kontrol rutin di RSHS," ujarnya.

Burhan sudah mengingatkan orangtua masing-masing anak agar memberikan makanan yang bergizi dan lembut selama masa pemulihan usai mengalami keracunan.

"Sebetulnya tidak ada pantangan makanan, yang penting selama pemulihan banyak minum dan makanannya harus yang lembut. Kedepannya kita sarankan membawa makanan dari rumah agar lebih higienis," jelas Burhan.

Sementara itu, pedagang cimin berinisial TA (74) yang menyebabkan 34 siswa SD keracunan dikenai wajib lapor oleh Polres Cimahi.

"Kita sudah periksa yang bersangkutan, kemudian dia hanya dikenai wajib lapor dan sudah dipulangkan ke keluarganya. Kita juga sudah periksa sejumlah saksi lainnya," kata Kapolres Cimahi, AKBP Aldi Subartono kepada wartawan, Jumat, 29 September 2023.

Selain memeriksa pedagang cimin tersebut, pihaknya juga sudah mengambil sampel bahan baku pembuatan cimin untuk diuji laboratorium di Labkesda Jabar.

"Sampel makanan yang dijual oleh pedagang sudah diambil kemudian akan diuji di Labkesda Jabar, memastikan kandungan penyebab keracunan massal ini," kata Aldi.




(wip/dir)


Hide Ads