Tragedi Panther Perenggut 7 Nyawa Rombongan Pengantar Umrah

Round-Up

Tragedi Panther Perenggut 7 Nyawa Rombongan Pengantar Umrah

Denza Perdana - detikJatim
Jumat, 11 Apr 2025 08:01 WIB
Kecelakaan maut Bus Rajawali Indah jurusan Bojonegoro-Surabaya dan Izusu Panther warna biru di duduksampeyan gresik
Panther yang ringsek usai tabrakan dengan bus di Gresik menewaskan 7 korban. (Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim)
Gresik -

Kamis pagi pukul 05.45 WIB, volume kendaraan di Jalan Duduk Sampeyan, Gresik tergolong lengang. Lalu lintas tidak terlalu ramai meski ada sejumlah kendaraan besar yang melintas. Tabrakan keras mengejutkan pengendara dan warga sekitar jalan penghubung Gresik-Lamongan tersebut.

Isuzu Panther bernopol DK 1157 FCL adu banteng dengan Bus Hino Rajawali Indah bernopol S 7707 UA. Mobil Panther yang mendadak keluar dari jalur ke jalur berlawanan itu hancur. Bodi kanan depan mobil itu tak berbentuk: kap mesin terlepas, rangka pelindung atap melesak ke dalam.

Pemandangan di Jalan Raya Duduk Sampeyan berubah mengerikan. Penumpang di dalam Panther itu tak bergerak. Orang yang mendekat segera bergidik saat melihat penumpang pria lanjut usia yang duduk di samping sopir memangku balita tak bergerak dengan kondisi mengenaskan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eko Prakoso, Kondektur Bus Rajawali Indah mengaku sedang menarik tarif bus ke sejumlah penumpang baru saat peristiwa mengerikan itu terjadi. Meski tidak melihat langsung dia merasakan perubahan suasana yang begitu mencekam saat sejumlah penumpang berteriak sebelum terdengar suara tabrakan.

"Saya tadi posisi di tengah habis narik (uang) ke penumpang, tiba-tiba penumpang teriak lalu bruak, terjadi tabrakan," kata Eko yang juga mengalami luka-luka sebelum dievakuasi ke RSUD Ibnu Sina, Kamis (10/4).

ADVERTISEMENT

Tujuh orang dalam Panther itu meninggal termasuk seorang balita berusia 3 tahun, 1 anak berusia 11 tahun, dan satu korban lain yang hendak berangkat umrah dan sedang diantar menuju Bandara Juanda. Sopir dan kernet Bus Rajawali Indah pun mengalami luka-luka hingga harus dilarikan ke RS terdekat.

Hingga saat ini polisi masih melakukan penyelidikan penyebab kecelakaan maut yang menewaskan 7 korban itu. Dirlantas Polda Jatim Kombes Komarudin terjun langsung dalam olah TKP bersama Tim Traffic Accident Analysis (TAA).

Dari hasil keterangan yang dihimpun, rombongan itu berangkat dari Tuban usai salat Subuh. Mereka bertolak ke Bandara Juanda mengantar salah satu korban berangkat umrah dengan jadwal penerbangan pukul 12.00 WIB.

Menurut keterangan sementara yang didapatkan polisi di TKP, tiba-tiba mobil mengambil jalur kanan. Sopir dan kenek bus juga menyampaikan kesaksian yang sama, bahwa mobil yang dikemudikan Ahmad Basuki itu tiba-tiba berpindah jalur ke kanan.

"Ini ada persesuaian dengan titik tabrak atau Q point serta bekas-bekas goresan yang ada di jalan. Di mana terjadinya kecelakaan berada pada jalur kiri atau jalur bus yang dari arah timur maupun barat," kata Komarudin.

Hendak Menikah Setelah Umrah

Adalah Muhammad Aqib (27), warga Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban yang hendak berangkat umrah. Anak kedua keluarga Pak Besar, ayahnya yang turut mengantar ke Juanda itu sudah berniat mempersunting gadis pujaannya asal Surabaya sepulangnya dari tanah suci.

Pertunangan itu pupus. M Aqib yang bekerja di salah satu perusahaan konstruksi di Bali bahkan tak sempat menunaikan ibadah umrah yang merupakan bonus atas kinerjanya yang bagus. Kekasihnya, Tasya tampak terpukul saat menjemput sang calon suami di Kamar Jenazah RSUD Ibnu Sina, Gresik.

"Iya rencananya habis umroh mau lamaran dengan orang Surabaya," kata Sujono, paman M Aqib saat ditemui detikJatim di rumah duka. Sujono adalah adik kandung dari Pak Besar (65), ayah Aqib yang meninggal saat memangku cucunya di kursi samping sopir.

Tasya, Tunangan Aqib menceritakan bagaimana kekasihnya berpamitan kepada dirinya melalui pesan WhatsApp saat sudah perjalanan bersama rombongan 6 orang pengantar ke Bandara Juanda.

"Dia bilang aku sudah berangkat," kata Tasya saat ditemui wartawan di kamar jenazah RSUD Ibnu Sina Gresik.

Perempuan itu pun mengungkapkan bahwa beberapa waktu sebelum kejadian memilukan hari ini, Aqib sempat menyampaikan pesan kepada dirinya yang memunculkan firasat tidak enak baginya.

"Dia ngomong, semoga aku hidup yang lama," kenangnya menirukan pesan Aqib.

Tasya tak menyangka itu adalah momen komunikasi terakhir dirinya dengan Aqib. Dia mengaku semakin gundah gulana ketika mencoba menghubungi ponsel Aqib berkali-kali tapi tidak diangkat.

"Saya sudah feeling, saya telepon terus kok tidak ada yang angkat. Terus ada yang angkat ngasih tahu itu (Kecelakaan, Red)," katanya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Ketujuh korban kecelakaan itu telah dipulangkan ke Desa Tuwiri, Wetan, Merakurak, Tuban. Setelah disalatkan saat seluruh jenazah masih berada di atas ambulans, tujuh jenazah yang masih satu keluarga itu kemudian dimakamkan di satu liang lahad diiringi isak tangis kerabat dan tetangga.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads