Kota Sukabumi

Kasus Bully Bocah SD hingga Patah Tulang Berakhir Damai

Siti Fatimah - detikJabar
Kamis, 28 Sep 2023 14:31 WIB
Ilustrasi bullying (Foto: Thinkstock)
Sukabumi -

Kasus dugaan perundungan (bullying) di salah satu Sekolah Dasar (SD) swasta di Cikole, Kota Sukabumi berakhir damai. Antara korban dan dua anak lainnya yang bertikai didamaikan usai dimediasi Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Sukabumi.

Proses mediasi tersebut dihadiri oleh Sekretaris DP2KBP3A Kota Sukabumi drg. Rina Hestiana, korban dan orang tuanya, dua terduga pelaku dan orang tuanya, pihak sekolah, komite sekolah dan UPTD PPA di ruang kelas SD swasta, pada Kamis (28/9/2023).

"Hasilnya alhamdulillah baik, semua pihak legawa untuk menerima dan saling memperbaiki diri walaupun pada akhirnya seperti itu, harus ada komunikasi apapun itu yang ujungnya ke arah perbaikan," kata Tenaga Psikolog UPTD PPA Dikdik Hardy di lokasi mediasi.

Dia mengatakan, dari proses mediasi tersebut terungkap jika tak ada yang mengetahui persis kejadian dugaan perundungan yang dialami korban anak laki-laki berinisial L itu. "Yang benar adalah kejadian itu tidak ada yang tahu persis," ujarnya.

Usai menjalani mediasi, ketiga anak tersebut nampak saling bersalaman. Para orang tua dan pihak sekolah pun bercengkrama dan memutuskan untuk tidak mengungkit persoalan tersebut.

"Yang paling menarik ketiga anak ini pola asuhnya tidak bermasalah, baik-baik saja. Satu sama lain menunjukkan rasa care (peduli) walaupun berproses dengan kondisi emosi naik turun dan ketidakpastian," ujarnya.

Kasus Terbongkar Setelah 7 Bulan

Orang tua korban DS (45) menuturkan, dugaan perundungan itu terjadi pada 7 Februari 2023 lalu hingga menyebabkan anaknya mengalami patah tulang di bagian lengan. Dia menganggap pihak sekolah menutupi kasus perundungan tersebut. Akan tetapi, kembali lagi tak ada barang bukti atau video CCTV yang menunjukkan adanya peristiwa perundungan.

Selama proses mediasi, dia menceritakan kronologi yang diterima dari anaknya. Menurutnya, sang anak sempat ketakutan untuk menceritakan kejadian tersebut.

"Anak saya berungkali kali bilang takut ayah marah. (Saat itu) kita datang ke PPA, setelah itu hasil dari pertemuan Pak Dikdik akan datang ke sekolah melihat sosialisasi anak saya dengan dua anak terduga pelaku. Kejadian itu meski anak sudah akur tapi permasalahan itu tidak selesai sampai di situ," kata DS.

"Saya tanya ke anak benar di dorong sama siapa? Terus kenapa nggak bilang? Takut katanya. Ini sudah terjadi. Kita sudah ceritakan semuanya, hari ini ada tujuan lain (menyelesaikan masalah)," sambungnya.



Simak Video "Video: Aksi Perundungan Pelajar di Langkat Viral, 2 Siswa Diamankan Polisi"


(dir/dir)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork