Persoalan sampah di Bandung Raya seolah menjadi masalah klasik. Hal ini tak pelak turut mendapat sorotan dari DPRD Jabar.
Kondisi sampah di wilayah Bandung Raya sendiri meningkat terutama usai lebaran. Volume sampah yang dibuang ke Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Sarimukti membludak.
Anggota DPRD Jawa Barat Fraksi Gerindra Daddy Rohanady angkat bicara terkait permasalahan sampah di Bandung Raya dan Sarimukti. Daddy menyoroti, TPPAS Sarimukti itu adalah tempat pembuangan akhir (TPA) sementara. TPA itu digunakan pasca tragedi Lewigajah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika tragedi Lewigajah, salah satu solusi yang diambil adalah mengambil Sarimukti sebagai tempat pembuangan sementara," kata Daddy dikonfirmasi via sambungan telepon, Rabu (10/5/2023).
"Sarimukti saya tegaskan ini adalah sebagai tempat pembuangan sementara, TPA Sarimukti namanya. Sekali lagi yang namanya sementara kadang-kadang di Jabar ini menjadi sementaun (bertahun-tahun), sementara tuh bisa bertahun-tahun, bisa ganti gubernur, bisa ganti dewan, itu yang kita sayangkan," tegasnya.
Daddy menyebut, pihaknya sudah rewel dan mengingatkan Pemprov Jabar agar penanganan sampah ditangani secara serius.
"Pada prinsipnya, dewan provinsi sudah galak betul kepada Dinas Lingkungan Hidup. Ini karena pekerjaan sudah menahun, kita minta tangani secara serius," ucapnya.
Karena TPPAS Legok Nangka, Kabupaten Bandung pembangunannya belum rampung, Daddy juga sempat mengkonfirmsi kepada Kadis DLHK Jabar jika Sarimukti bisa digunakan hingga Tahun 2025 mendatang.
"Sarimukti, saya kemarin konfirmasi ke Kadis DLHK ada 6 hektare bisa dimanfaatkan sampai 2025," ucapnya.
Menurutnya, penanganan sampah tak hanya dilakukan di hilir. Tapi harus dilakukan juga sejak di hulu. Namun, penanganan sampah di hulu atau sejak di sumber belum berjalan dengan baik.
"Solusi lain, kita lakukan mereduksi sampah rumah tangga. Jadi dari rumah kita sudah memilah, ada hal-hal yang bisa didaur ulang dan bisa dimanfaatkan kembali, 3R dan itu kan harus kita lakukan. Sayang memang ini belum berjalan," jelas Daddy.
Permasalahan sampah dari hulu ke hilir adalah tugas bersama dan penanganan sampah tersebut jadi PR bersama.
"Sudah mah penanganan di hilirnya belum beres, di hulunya juga belum beres. Itu jadi PR buat kita, kalau kita gak lakukan keduanya misal di hilir saja PR nya agak berat karena jumlah penduduk 50 juta kalau dikonsentrasikan ke rumah tangga sampahnya terlalu banyak. Kabupaten kota sudah berusaha membuat program di hilir, tapi hilir gak cukup harus ada edukasi kepada masyarakat penting pengelolaan sampah dari hulu," tuturnya.
"Belajar memilih mana yang bisa jadi kompos, belajar memilah mana urutan yang bisa di recyle dan reduce, kalau dua PR inibdijalanankan secara paralel mestinya urusan sampah tidak jadi masalah serius seperti saat ini," pungkasnya.
TPPAS Lulut Nambo dan Legok Nangka Molor
Daddy juga turut menyoroti rencana operasional TPPAS Lulut Nambo dan Lelang Legok Nangka. Proses pembangunannya dinilai molor.
"Legok Nangka, jadi implementasi apa yang kami minta pilot projectnya dilakukan di Lulut Nambo di Kabupaten Bogor. Bogor 55 hektare, Legok Nangka hampir 100 hektare atau dua kali lipat. Semestinya kalau berjalan Lulut Nambo bisa kita copy pastekan programnya ke Legok Nangka," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Kepala DLHK Jabar Prima Mayaningtyas mengatkan, Sarimukti kondisinya sudah over capacity atau mencapai 786,44 persen. Bahkan saat ini, Sarimukti yang memiliki luas 43,6 hektare sudah terisi dengan total volume sampah 15.434.994 meter kubik.
"Padahal, menurut rancang bangun rinci atau Detail Engineering Design (DED), desain kapasitas awal hanya untuk 1.962.637 m3," ujarnya.
Selain lahan yang sudah overload, TPPAS Sarimukti hanya dua zona yang difungsikan dari empat zona yang ada yakni zona 2 dan 3. Di zona 2 menurutnya sampah sudah mencapai ketinggian hingga 50 meter dan melebihi ambang batas ketinggian yang ditentukan.
"Kami membuka kembali zona 1 yang sebelumnya sudah penuh dengan sampah dan membuat manuver area, menambah gelaran batu pecah dan balok beton di jalan operasi dan manuver area untuk truk yang masuk. Sehingga bisa digunakan minggu ini juga," jelasnya.
(wip/dir)