Cara Jepang Perbaiki Angka Kelahiran: Gaji Kaum Muda Ditambah

Kabar Internasional

Cara Jepang Perbaiki Angka Kelahiran: Gaji Kaum Muda Ditambah

Tim detikHealth - detikJabar
Senin, 10 Apr 2023 02:00 WIB
Eita Sato, 15, and Aoi Hoshi, 15, who are the only two students at Yumoto Junior High School, attend a Japanese traditional calligraphy class to write a message that will be engraved into the schools closing memorial stone, a few days before their graduation and the institutions closing ceremony, in Ten-ei Village, Fukushima Prefecture, Japan, March 9, 2023. Eita and Aoi, who have been together since three, are the last two graduates of Yumoto Junior High, a public school established in 1947 that in its prosperous years sent out more than 50 graduates, but with only a few enrolments expected in the coming years, the village decided to close the school for good. We heard rumours about the school closure in the second year, but I didnt really think it would happen. I was shocked when I heard the news, Eita said. REUTERS/Issei Kato           SEARCH KATO SCHOOLS FOR THIS STORY. SEARCH WIDER IMAGE FOR ALL STORIES.           TPX IMAGES OF THE DAY
Krisis populasi Jepang (Foto: REUTERS/ISSEI KATO)
Jakarta -

Jepang mengalami penurunan angka kelahiran. Pemerintah pun putar otak untuk menstabilkan kembali angka kelahiran di Jepang, salah satunya dengan meningkatkan pendapatan kaum muda.

Mengutip dari detikHealth pada Minggu (9/4/2023), peningkatan pendapatan kaum muda diyakini bisa mendongkrak kembali niat warga untuk memiliki anak. Dunia usaha memiliki peran penting untuk mewujudkan misi itu.

"Tindakan tradisional kami untuk menaikkan angka kelahiran berfokus pada membantu orang untuk mau membesarkan anak dan menikah," ungkap Menteri Kebijakan terkait Anak, Masanobu Ogura, dalam konferensi pers beberapa waktu lalu, dikutip dari The Japan News.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang unik kali ini adalah kami melangkah ke kebijakan ekonomi dan sosial untuk membantu meningkatkan pendapatan generasi muda," bebernya lebih lanjut.

Menurut pemerintah Jepang, pria bergaji lebih tinggi cenderung memiliki pasangan sampai batas tertentu. Arinya. pemerintah perlu memastikan kaum muda memiliki pendapatan yang cukup tinggi untuk punya kehidupan yang stabil.

ADVERTISEMENT

Jepang meyakini peningkatan upah itu mendorong kaum muda untuk menikah dan memiliki anak tanpa rasa khawatir. Perdana Menteri Fumio Kishida juga mengupayakan langkah lain untuk mendongkrak angka kelahiran bayi. Tak lain, dengan mewujudkan pertumbuhan upah yang berkelanjutan, dengan mempromosikan pelatihan ulang pekerja dan pergantian tenaga kerja ke sektor industri yang sedang berkembang.

Dalam kesempatan sebelumnya Kishida sempat memprediksi, pada 2030 mendatang, jumlah anak muda di Jepang hanya akan ada setengah dari jumlah saat ini.

"Pada tahun 2030-an, populasi muda di Jepang akan menurun dua kali lipat dari angka saat ini. Enam hingga tujuh tahun ke depan akan menjadi kesempatan terakhir untuk membalikkan angka kelahiran yang menurun," ungkap Kishida.

Sebagai catatan, jumlah bayi yang lahir di Jepang pada 2022 turun ke rekor terendah baru selama tujuh tahun berturut-turut, mencapai di bawah 800.000 kelahiran untuk pertama kalinya sejak pencatatan dimulai pada 1899.

Artikel ini sudah tayang di detikHealth, baca selengkapnya di sini




(sud/dir)


Hide Ads