Orang Jepang Doyan Ngilang, Kemana Sih Perginya?

Kabar Internasional

Orang Jepang Doyan Ngilang, Kemana Sih Perginya?

Tim detikInet - detikJabar
Sabtu, 08 Apr 2023 04:00 WIB
Area kumuh Kamagasaki
Area kumuh Kamagasaki (Foto: Getty Images)
Jakarta -

Tak sedikit orang Jepang menginginkan menghilang. Nah, lokasi persembunyian orang Jepang yang ingin hilang itu berada di daerah kumuh, Osaka.

Mengutip detikInet pada Jumat (7/4/2023) yang melansir dari SCMP, daerah kumuh itu bernama Kamagasaki. Daerah ini dipenuhi dengan 'jouhatsu-sha' atau 'orang-orang yang menguap'.

Julukan itu menyemat lantaran orang-orang di daerah itu meninggalkan kehidupan mereka di bagian lain Jepang. Mereka memilih untuk menghilang dari kehidupan mereka di tempat lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena orang menghilang ini dianggap biasa di Jepang. Pada tahun 2021 menurut Statista, sekitar 80.000 orang dilaporkan hilang di Jepang. Banyak diantara mereka yang memilih menghilang karena hutang, melarikan diri dari kewajiban dan tanggung jawab, atau untuk menekan tombol reset hidup mereka.

Salah satunya Masashi Tanaka yang berusia 49 tahun. Ia mengatakan ibunya kejam padanya sehingga ia menghilang. Rupanya ia ditolak setelah masuk penjara karena narkoba.

ADVERTISEMENT

"Kamu sudah mati bagiku. Jangan mengirim surat lagi padaku," kata ibunya. Masashi pun memilih tinggal di Kamagasaki sendirian, seperti halnya banyak orang lain di tempat itu.

Kamagasaki, juga dikenal sebagai Airin Chiku, adalah wilayah di Osaka di mana orang bisa memperoleh akomodasi murah dan pekerjaan berpenghasilan rendah sebagai buruh harian. Hotel dapat ditemukan dengan tarif serendah USD 15 per malam. Orang-orang berdiri di pinggir jalan berharap untuk bekerja pekerjaan serabutan.

Kamagasaki merupakan daerah kumuh terbesar di Jepang . Hasil investigasi Guardian pada 2008, sekitar 25.000 orang tinggal di Kamagasaki.

Sebenarnya, di daerah kumuh di Tokyo juga ada. Di daerah ini banyak buruh harian berkeliaran di jalanan.

Mudah untuk mempertahankan anonimitas dan bersembunyi di Jepang. Pakar sosiologi Hiroki Nakamori mengatakan kepada BBC bahwa karena privasi sangat dihargai di Jepang, orang hilang masih dapat menarik uang dari ATM tanpa terdeteksi.

"Polisi tidak akan campur tangan kecuali ada alasan lain, seperti kejahatan atau kecelakaan. Yang bisa dilakukan keluarga hanyalah membayar untuk detektif swasta. Atau tunggu saja. Itu saja," ucap Nakamori.

Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini




(sud/dir)


Hide Ads