Jabar Hari Ini: Hukuman Mati Layak untuk Wowon Cs!

Jabar Hari Ini: Hukuman Mati Layak untuk Wowon Cs!

Tim detikJabar - detikJabar
Senin, 23 Jan 2023 22:00 WIB
Sah, 10 Pasang Santri yang Dijodohkan di Pesantren Ciamis Kini Menikah pada Senin (23/1/2023)
Sah, 10 Pasang Santri yang Dijodohkan di Pesantren Ciamis Kini Menikah pada Senin (23/1/2023). (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar)
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi hari ini di Jawa Barat, Senin (23/1/2023) dari mulai nikah massal di Kabupaten Ciamis hingga Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat minta Wowon Cs pelaku pembunuhan berantai dihukum mati.

10 Pasang Santri di Ciamis Menikah Massal

Civitas Pesantren Miftahul Huda 2 Bayasari, Kecamatan Jatinagara, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, berbahagia. Sebanyak 10 pasang santri dan santriwati di pesantren ini saudah sah menikah hari ini.

Seperti diketahui 10 pasangan santri tersebut telah dijodohkan atau khitbah massal. Bahkan, video perjodohannya pun viral di media sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Momen bahagia ini diawali di masjid komplek pesantren dengan melaksanakan akad nikah pukul 08.00 WIB. Prosesi akad nikah tersebut berlangsung penuh haru, calon pengantin pria didampingi 2 saksi dan wali perempuan menempati 10 meja yang disediakan.

Kemudian petugas dari Kantor Urusan Agama (KUA) Jatinagara Ciamis mendatangi satu per satu meja untuk melaksanakan akad nikah. Terlihat wali maupun calon pengantin pria gugup hingga ada beberapa diantaranya yang harus diulang.

ADVERTISEMENT

Akad nikah tersebut menggunakan bahasa Arab. Mas kawin masing-masing pasangan sebesar 25 gram. Pada prosesi akad nikah ini dihadiri juga tamu undangan yang hadir dari 20 keluarga mempelai.

Usai melaksanakan akad nikah, pihak panitia kembali menggelar gimmik yang tidak kalah menarik. Dimana setiap pengantin pria harus memilih istrinya. Pengantin wanitanya duduk di becak sambil membelakangi dan mengacungkan nomor dari 1 sampai 10.

Ternyata dari 10 pasangan mempelai ini hanya 3 pasang yang berhasil memilih dengan tepat. Sedangkan 7 lainnya salah dan diulang sampai pasangannya sesuai.

Kemudian 10 pasang pengantin ini diarak berkeliling di jalan kampung menggunakan becak dan dikawal dengan Pasukan Korps Brimok. Diiringi marawis dan lengser anak-anak, menuju pelaminan di Aula Pesantren.

Nikah massal di Pesantren Miftahul Huda sendiri 2 berlangsung meriah. Hadir ribuan santri dan tamu undangan.

"Nikah massal ini merupakan agenda tahunan pondok pesantren Miftahul Huda 2 Bayasari. Ini sudah kelima kali. 2 pasang, 3 pasang, 6 pasang, 8 pasang dan sekarang 10 pasang," ujar Ketua Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Huda 2 Bayasari Nonop Hanafi.

Posko Laporan Korban 'Serial Killer' Dibuka Polisi

Posko laporan bagi warga yang menjadi korban penipuan dan ada anggota keluarga yang hilang usai berhubungan atau kontak dengan tiga pelaku pembunuhan berantai Cianjur-Bekasi, Wowon, Solihin, dan Dede Solehudin dibuka Polres Cianjur.

Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Septiawan Adi mengatakan posko laporan tersebut dibuat sebagai upaya penyelidikan lebih lanjut terkait kasus pembunuhan berantai Wowon Cs.

Pasalnya diduga masih ada korban lainnya dari para pelaku, mulai dari aksi penipuan hingga aksi kekejiannya membunuh para korban yang sempat berhubungan dengan para pelaku.

"Kami buka posko laporan, baik secara online ataupun langsung. Ini dilakukan sebagai upaya penyelidikan lebih langsung, sebab dikhawatirkan masih ada korban-korban lainnya," kata Septiawan, Senin (23/1/2023).

"Bagi yang kehilangan anggota keluarganya dan diketahui sempat berhubungan dengan ketiga tersangka bisa segera melapor langsung ke Polres Cianjur atau melalui hotline kami yang sudah disebar melalui berbagai media sosial. Termasuk yang merasa menjadi korban penipuan mereka," ungkapnya.

Adi menuturkan, kasus pembunuhan berantai tersebut saat ini masih ditangani langsung oleh Polda Metro Jaya.

"Untuk penyelidikan utamanya oleh Polda Metro Jaya, namun kami membantu proses penyelidikan, salah satunya menghimpun informasi jika ada korban lainnya melalui posko pengaduan," tuturnya.

Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menyebut, pihaknya akan terus melakukan penyelidikan terkait kasus pembunuhan berantai tersebut.

Diduga masih ada korban dan tersangka lainnya dalam kasus pembunuhan berantai yang hingga saat ini tercatat sudah ada 9 korban tewas.

"Karena ini operasi kemanusiaan, jangan sampai ada tersangka lain yang tersisa. Kemungkinan ada tersangka lain atau korban lain yang belum ketemu kami akan cari, termasuk motifnya. Kami akan tuntaskan, sampai tidak tersisa lagi," kata dia.

Pihaknya mengimbau, bagi yang merasa pernah berhubungan atau ada keluarganya yang hilang usai berhubungan dengan para pelaku untuk segera melapor ke kepolisian terdekat.

"Kalau posko pengaduan, silakan lapor ke satuan polisi terdekat. Kita tindaklanjuti melalui satuan polisi terdekat tersebut. Seperti korban Noneng, kan itu ada laporan orang hilang di Polres Cimahi, dan kami tindaklanjuti," pungkasnya.

Kades Majalengka Pinjami Beras untuk Warga

Yosa Novita kembali buatan gebrakan baru. Kepala Desa Kawunghilir, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka ini membuat program 'anti kelaparan'.

Setelah sukses gulirkan program pinjaman uang tanpa bunga, Yosa yang akrab disapa 'Kades Sultan' itu kini meluncurkan program pinjaman beras untuk warganya.

Program yang baru diluncurkan pada 18 Januari 2023 itu, digagas atas dasar keprihatinannya dalam menghadapi musim paceklik di Desa Kawunghilir. Musim paceklik adalah musim dimana petani belum bisa panen sedangkan stok beras mulai menipis.

Selain paceklik, mahalnya harga beras di pasaran juga jadi salah satu alasan dirinya membuat program tersebut. "Program peminjaman beras kepada warga Desa Kawunghilir, karena saya prihatin. Saat ini musim paceklik, dan harga beras di pasaran juga mahal," kata Yosa saat diwawancarai detikJabar belum lama ini.

Untuk mengatasi kondisi tersebut Yosa merasa khawatir masyarakatnya akan kembali terjerumus dari jeratan lintah darat alias rentenir bin bank emok.

Sebab, selama dirinya menjabat menjadi kepala desa setempat, Yosa gencar melawan keberadaan rentenir di Kawunghilir dengan program pinjaman uang tanpa bunga.

"Nah saya takutnya warga saya ini pinjam lagi ke rentenir atau bank emok," tuturnya.

Program peminjaman beras ini juga digelontorkan dari kantong pribadinya, sama seperti program sebelumnya. Yosa menyediakan stok beras sebanyak 1,5 ton yang disimpan di rumahnya. Menurutnya beras yang disediakannya itu merupakan jenis beras yang berkualitas.

"Jadi saya meminjamkan beras dengan harganya per kilo Rp 12.000 karena yang Rp 300 rupiahnya saya subsidi buat bekal saya itu mah di akhirat nantinya. Jadi pembelian dari pabrik itu Rp 12.300 yang beras bagus," ucap dia.

Untuk limit peminjaman ini, Yosa membatasi peminjamannya maksimal 10 kilogram beras per keluarga. Hal itu agar terbagi rata untuk semua masyarakat. "Banyak pinjaman itu 10 kilo (per KK). Jangka pembayarannya itu satu bulan," pungkasnya.

Air Mata Fitri Mengantarkan Kepergian Sang Ibu

Fitri, bocah berumur 10 tahun asal Kuningan dirundung duka. Kesedihan terpancar di wajah manisnya tak kala mengantarkan jasad sang ibu ke pusara terakhirnya di Desa Kertawirama, Kabupaten Kuningan pagi tadi.

Meski larut dalam kesedihan yang sangat mendalam, gadis yang saat ini duduk di bangku kelas III sekolah dasar itu terlihat cukup tegar, menerima kepergian ibunya almarhumah Nurhayati (37). Sosok Ibu yang sebenarnya baru kemarin menjemputnya pulang dari kegiatan mengaji.

Tetangga dan kerabat dekatnya juga tidak menyangka, Nurhayati kini sudah tiada. Padahal ibu rumah tangga asal Desa Kertawirama tersebut dikenal sebagai pribadi yang ramah dan baik.

Dalam insiden tanah longsor yang terjadi pada Minggu (22/1), di Blok Gardu, RT 0011 RW 005, Dusun Pahing, Desa Kertawirama, Nurhayati dinyatakan meninggal dunia.

Nurhayati tertimpa dan tertimbun material longsor. Meski sempat berhasil diselamatkan warga, takdir berkata lain. Korban menghembuskan napas terakhir dalam perjalanan menuju rumah sakit.

"Meninggal saat akan diberikan penanganan medis. Kebetulan dibantu warga sekitar dan dibawa kerumah sakit. Kemudian pukul 17.00 WIB, beliau dinyatakan meninggal dunia," kata Kepala Desa Kertawirama, Dani Siswanto kepada detikJabar.

Berdasarkan pemeriksaam medis, Nurhayati diduga mengalami luka akibat terkena longsoran dari tembok penahan tebing (TPT) berukuran 10 meter. Lokasi longsoran itu terletak hanya beberapa puluh meter dari rumahnya.

"Kejadian longsor di desa ini sebenarnya sudah beberapa kali terjadi. Tapi baru sekarang memakan korban jiwa," ujar Dani.

Kepergiannya meninggalkan duka bagi keluarga dan saudaranya. Bahkan sejak Senin pagi, kediamannya sudah dipadati oleh pelayat yang ingin mengantarkan almarhum ke tempat peristirahatan terakhir.

MUI Jabar Minta Wowon Cs Dihukum Mati

Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Rafani Achyar angkat suara soal kasus serial killer yang dilakukan Wowon cs. Ia meminta Wowon cs dihukum mati agar jadi efek jera dan peringatan bagi publik.

"Aparat juga harus berikan hukuman seberat-beratnya, kalau perlu hukuman mati," ujar Rafani dikonfirmasi via sambungan telepon, Senin (23/1/2023).

Selain itu, Rafani juga meminta kepada pemerintah agar membuat regulasi yang jelas terkait menjamurnya praktek investasi bodong.

"Keluarkan regulasi khusus supaya orang bisa jera, gimana ataurannya. Kalau segi agama jelas diharamkan ya," tegasnya.

Khusus praktik perdukunan, ia menegaskan hal itu haram. Begitu juga dengan perdukunan yang bermotif penggandaan uang.

"Fenomena perdukunan oleh MUI sendiri sudah keluarkan fatwa haram, melakukan atau mempercayai praktek perdukunan seperti itu," tegas.

Rafani juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dengan akal bulus pelaku pegandaan uang. Masyarakat diharapkan berpikir logis sebelum melakukan sesuatu.

"Masyarakat jangan mudah percaya dengan perkataan bisa menggandakan uang, bisa buat kaya. Di zaman sekarang orang harus lebih rasional berpikirnya supaya tidak terjebak penipuan, apalagi menimbulkan korban jiwa," jelasnya.

Seperti diketahui, kasus pembunuh berantai atau 'serial killer' yang menewaskan sembilan korban di Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat, terungkap dan bikin geger. Sembilan korban itu tewas di tangan Wowon dan Duloh, serta dibantu oleh Dede Sholehudin.

Berikut ini identitas 9 korban:

Di Bekasi:

1. Ai Maemunah (40), istri siri Wowon
2. Ridwan, anak Ai Maemunah dan mantan suaminya, Didin
3. Riswandi, anak Ai Maemunah dan mantan suaminya, Didin

Di Cianjur:
1. Noneng (mertua Wowon)
2. Wiwin (istri pertama Wowon yang juga anak Noneng)
3. Bayu, (2), anak Ai Maemunah dan Wowon
4. Farida, TKW
5. Halimah, istri siri Wowon yang juga ibunda Ai Maemunah.

Di Surabaya:
1. Siti, TKW (dibuang ke laut)



Hide Ads