Pernikahan massal 10 pasang santri dan santriwati di Kabupaten Ciamis, Jabar, membetot perhatian publik. Video saat perjodohan atau khtibah massal pasangan ini pun sempat beredar di jagat maya.
Pernikahan massal itu berlangsung di Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda 2 Bayasari Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Ciamis. Hari ini, pagi menyapa Jatinegara dengan penuh bahagia. 10 Pasangan santri dan santriwati dari Ponpes Miftahul Huda 2 Bayasari melangsungkan pernikahan.
Ada 10 meja yang berjejer. Petugas dari KUA mendatangi satu per satu meja, ya meja tempat pasangan yang tengah merasakan kebahagian. Tak semua pasangan yang menikah lancar mengucap janji pernikahan, beberapa pasangan harus mengulang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suasana Ponpes Miftahul Huda 2 Bayasari begitu ramai. Keliuarga dari para pasangan hadir. Kebahagian menyelimuti lembaga pendidikan di Kabupaten Ciamis itu.
Usai semua pasangan ini dinyatakan sah menjadi suami-istri, mereka diarak keliling di jalanan perkampungan menggunakan becak. Pengawal pun dilakukan oleh petugas yang berseragam seperti brimob. Gagah memang, dan meriah tentunya.
Kemeriahan makin terasa kala grup marawis mengiringi kebahagian pasangan suami-istri itu. Mereka diarak menuju pelaminan yang telah disiapkan di aula ponpes. Ribuan undangan menyaksikan kebahagiaan mereka
"Nikah massal ini merupakan agenda tahunan pondok pesantren Miftahul Huda 2 Bayasari. Ini sudah kelima kali. 2 pasang, 3 pasang, 6 pasang, 8 pasang dan sekarang 10 pasang," ujar Ketua Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Huda 2 Bayasari Nonop Hanafi.
Nonop menerangkan santri yang menikah merupakan yang telah purna atau kelasnya Mahad Ali. Para santri ini telah selesai merampungkan proses pendidikannya. "Bahkan semua sudah jadi ustadz dan ustazah, sudah pengabdian di sini," jelasnya.
Nikah massal merupakan agenda pesantren. Santri yang telah dewasa dinikahkan, kemudian membawa misi menyiarkan agama Islam di sejumlah tempat.
"Jadi setelah mereka dinikahkan, ada jeda waktu satu minggu untuk honeymoon. Lalu mereka dipersiapkan kembali untuk ditempatkan di tempat proyek dakwah," jelasnya.
![]() |
Sekadar diketahui, proses khitbah massal ini awalnya orang tua kedua belah pihak santri yang akan dijodohkan dipanggil ke pondok pesantren. Kemudian dijelaskan bahwa anaknya akan dijodohkan setelah sebelumnya dipertimbangkan oleh dewan kiai. Semua orang tua setuju karena yang terbaik.
Khitbah massal itu diunggah oleh akun tiktok @Matahari Miftahul Huda 2 beberapa hari lalu. Dalam video berdurasi 3.47 menit itu nampak kemeriahan pada acara khitbah massal.
Ada 5 santri perempuan dan 5 santri laki-laki dengan baju rapi dan seragam. Di sekelilingnya disaksikan oleh para santri lain.
Mirip sebuah acara perjodohan dipandu oleh seorang kiai, santri laki-laki mengambil gulungan kertas dalam toples yang berisi nama santri perempuan yang akan dijodohkan. Namun ternyata itu hanyalah sebuah gimik saja, karena ternyata sebelumnya mereka sudah dipasangkan.
Nonop membenarkan khitbah massal tersebut merupakan bagian dari agenda pondok pesantren. Menurutnya pada tanggal 23 Januari 2023 nanti ada 10 pasang santri yang akan melaksanakan pernikahan massal.
"Agenda rutin pernikahan massal. Kemarin dimulai dengan khitbah secara massal juga," ujar KH Nonop Hanafi kepada detikJabar, Minggu (8/12/2023).
(sud/yum)