Ragam Bahasa di Kampung TKW Majalengka

Ragam Bahasa di Kampung TKW Majalengka

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 16 Des 2022 12:00 WIB
Suasana di Kampung TKW Majalengka.
Kampung TKW di Majalengka. (Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar)
Bandung - Kabupaten Majalengka di Jawa Barat memiliki sebuah perkampungan unik. Nama kampung ini adalah Kaputren yang berlokasi di Desa Putri Dalem, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka.

Tapi tempat ini kemudian dikenal dengan nama Kampung TKW. Hal itu karena di sini banyak penduduknya yang bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri.

Data yang diterima detikJabar, sejak tahun 1990-an hingga sekarang, hampir 60 persen perempuan di kampung tersebut menjadi TKW. Sehingga kampung berpenduduk sekitar 1.200 jiwa itu kemudian dijuluki sebagai 'Kampung TKW'.

"Kalau dihitung dari pertama tahun 90-an (sampai sekarang) itu, hampir 60 persen. Cuma kan sekarang, (sebagian) sudah ada yang pulang dan sudah ada yang menetap lagi di sini nggak berangkat lagi ke sana," kata Lurah kampung Kaputren Yahya kepada detikJabar belum lama ini.

Sekolah bahasa di Kampung TKW Majalengka.Sekolah bahasa di Kampung TKW Majalengka. (Foto: istimewa)

Banyaknya warga yang bekerja di luar negeri, membuat penduduk di kampung tersebut fasih menggunakan bahasa asing. Yahya mengatakan ada sekitar 11 bahasa asing yang dikuasai warga Kaputren. Mulai dari bahasa negara-negara di Eropa, Asia, hingga Timur Tengah adalah bahasa yang mereka kuasai.

"Bahasa yang dikuasainya itu, yang tadinya (kerja) ke Timur Tengah ya, bahasa Arab. Tapi kan bahasa itu (Arab) beda-beda, walaupun di timur tengah juga. Kebetulan yang tadi di depan itu Ibu Uun, mahir banget bahasa Arabnya," kata Yahya

"Bahasa yang dikuasainya itu ada Arab, Qatar, Kuwait, Inggris, Hongkong, Mandarin, Jepang, Korea, Brunei, Singapura dan Malaysia. Betul, karena mereka pernah kerja di sana," ujarnya.

Para eks TKW di kampung tersebut juga masih menjaga kecakapannya dalam berbahasa asing. Tak jarang eks TKW itu kerap berbicara menggunakan bahasa negara asal tempat mereka bekerja dulu.

Lalu, bagaimana kehidupan laki-laki di sini saat istrinya bekerja di luar negeri? Tokoh masyarakat kampung Kaputren, Amin Halimi menyampaikan, pria yang ditinggalkan istrinya menjadi TKW di luar negeri beraktivitas seperti bapak-bapak pada umumnya. Mereka memilih bekerja dibanding menjadi bapak 'rumah tangga'.

"Kebanyakan melampiaskan dengan bekerja di beberapa profesi, ada yang di bangunan, pertanian dan bahkan juga ada yang di peternakan," jelas Amin.

Disinggung terkait aktivitas yang biasa dikerjakan oleh ibu rumah tangga. Bagi yang masih berdomisili dengan dengan orang tua, jelas Amin, pekerja rumah akan dikerjakan oleh orang tuanya. Akan tetapi, jika yang sudah berumah tangga mandiri akan dikerjakan oleh dirinya sendiri.

"Mereka yang sudah punya rumah sendiri, mereka ya pagi-pagi seperti biasa kaya ibu-ibu, cuci baju, lebih ke pekerjaan dapur lainnya atau bersih-bersih halaman," ujar dia.

Simak liputan tematik khas detikJabar tentang Kampung TKW di Majalengka:

1.

2.

3.

4.

5.

6.

(orb/orb)



Hide Ads