Potensi Kekuatan Gempa Sesar Lembang, Bukan Prediksi!

Round-Up

Potensi Kekuatan Gempa Sesar Lembang, Bukan Prediksi!

Tim detikJabar - detikJabar
Kamis, 01 Des 2022 09:00 WIB
Ilustrasi Kenapa Ada Gempa Susulan
Ilustrasi gempa. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Petrovich9)
Bandung -

Gempa M 5,6 yang mengguncang Kabupaten Cianjur membawa dampak luar biasa. Gempa yang terjadi pada 21 November 2022 itu membuat 300 lebih nyawa melayang dan menghancurkan ribuan bangunan.

Gempa bumi tersebut diduga bersumber dari aktivitas yang terjadi pada Sesar Cimandiri yang membentang di bawah tanah Cianjur.

Peristiwa gempa Cianjur yang disebabkan karena Sesar Cimandiri itu mengingatkan banyak orang tentang keberadaan sesar lainnya di Jawa Barat, termasuk yang paling dikenal yakni Sesar Lembang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip dari detikEdu, Sesar Lembang terletak sangat dekat dari Kota Bandung. Sesar Lembang memanjang hingga sekitar 29 Kilometer dari Gunung Batu Lembang hingga Padalarang.

Bentangan sesar Lembang mencakup kawasan Batunyusun, Gunung Batu, Gunung Lembang, Cihideung, Jambudipa, dan berakhir di ujung utara Padalarang, seperti dicatat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

ADVERTISEMENT

Saat ini, sesar Lembang dipastikan tidak memiliki aktivitas yang menonjol. Hal itu disampaikan BMKG. Nanun sesar Lembang punya potensi aktif kapan saja.

"Sejauh ini belum ada aktivitas Sesar lembang. Tapi BMKG dengan jaringan jauh lebih baik sekarang, selalu memantau pergerakan Sesar lembang selama 24 jam," kata Staf Observasi Gempa Bumi BMKG Stasiun Geofisika Bandung Ajeng Marina Utamie kepada wartawan di Taman Dewi Sartika Bandung, Rabu (30/11/2022).

Ajeng mengatakan BMKG dan Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) telah menerbitkan rilis pada 2017 tentang kajian Sesar Lembang. Hasilnya, Magnitudo maksimum gempa akibat aktivitas Sesar Lembang sekitar enam sampai tujuh.

"Magnitudo maksimumnya itu ada di enam sampai tujuh, itu hanya potensi, bukan prediksi. Jadi potensi itu soal bahayanya, kita belum tahu kapan dan di mananya. Kalau prediksi itu kayak tinggal besok, itu yang harus kita hindari, kata-kata prediksi," ucap Ajeng.

Mengutip catatan PVMBG, sesar Lembang sempat aktif pada 2010-2012. Pada 2011, terjadi gempa dengan Magnitudo 3,3. Akibatnya, 384 bangunan rusak dan sembilan di antaranya rusak parah. Lalu hingga 2021, tidak ditemui catatan akan gempa akibat Sesar Lembang.

Menurut BMKG Bandung, ada potensi pelepasan energi periodik Sesar Lembang per 500 tahun sekali. Dari studi tentang kejadian gempa di masa lalu (paleoseismologi), sesar Lembang terakhir melepaskan energi besar sekitar tahun 1600-an.

Masih kata Ajeng, hasil kajian yang dilakukan BMKG terkait potensi gempa dengan magnitudo maksimum akibat aktivitas sesar Lembang akan terasa di beberapa daerah di Jabar

"Kalau dari skenario, Kota dan Kabupaten Bandung kerusakannya sedang. Skala enam sampai tujuh MMI (Modified Mercally Intensity)," kata Ajeng.

Selanjutnya, potensi kerusakan ringan terjadi Kabupaten Sumedang, Subang, Karawang, Indramayu dan Cianjur. Skala MMI di wilayah ini mencapai lima sampai enam.

"Depok, Bogor, Garut dan Tasikmalaya itu empat sampai lima MMI. Dirasakan kuat, tapi potensi kerusakanya ringan. Kemudian, Kuningan, Tasikmalaya, Bogor, Banjar, Ciamis dan Pangandaran itu tiga sampai empat MMI biasanya hanya dirasakan kuat," ucap Ajeng.

Namun Ajeng juga meminta agar masyarakat tak panik dan terus meningkatkan kewaspadaannya terkait potensi gempa. Tujuannya demi menghindari dampak buruk yang terjadi akibat gempa.

Ajeng juga tak menampik adanya pergerakan kecil. Namun, ia memastikan hal ini harus terus dipantau. "Kalau tahun ini belum signifikan," ucap Ajeng.

(orb/orb)


Hide Ads